"SISWA BERNAMA TAKATA MASHIHO HARAP KE ROOFTOP SEKARANG! ADA YANG NYARIIN TUH, SI BUCIN SUSHI SAMA SASHIMI NAMANYA!"
Mashiho menunduk malu ketika semua pandangan mengarah ke arahnya. Jelas lah, itu Chenle kenapa teriak-teriak dari speaker bel sekolah?! Mana suaranya keras begitu, hadeh.
"Sabar ya, orang sabar hidungnya mekar," kata Jaehyuk mengusap-usap pundak Mashiho.
"Ihh, apaan sih! Gue sihir jadi kelinci mau?"
"Jangan dong, gue keren-keren jadi werewolf gini masa jadi kelinci. Hilang wibawa gue, mending lo sihir gebetan gue biar peka."
"MANA ADA! TOBAT JAE TOBAT!"
Jaehyuk tertawa terbahak-bahak sampai kejengkang lalu guling-guling di lantai sampai gelinding ke tangga, ga.
"Gue ke rooftop dulu ya, mau ketemu sama orang penting," pamit Mashiho melongos pergi melangkahi Jaehyuk, ya ampun.
"Orang penting ceunah!" Seru Heeseung dari pinggir lapangan, lagi asik memperhatikan sesuatu yang dia incar.
Kalau kalian berpikir itu wanita, maka kalian salah. Yang Heeseung perhatikan adalah burung merpati yang sayapnya terluka dan berdarah.
"Ihhh, kalian kok nyebelin banget sih! Tau ah gelap!" Sungut Mashiho berjalan pergi sambil menghentak-hentakkan kakinya.
"Yah, jangan tinggalin gue dong! Mau ikut!" Seru Jaehyuk buru-buru bangun lalu mengejar Mashiho yang cepat sekali menghilang dari pandangannya.
Heeseung geleng-geleng kepala, lalu terkekeh mengambil burung merpati itu dan menatapnya lekat.
"Keliatannya, darah kamu enak, mau nyicip ya," bisiknya, lalu membasahi bibirnya dengan lidah.
Enaknya makan gratis, pindah tempat dulu deh, kan tidak lucu kalau ada yang lihat.
Awan gelap bermunculan, angin berhembus kencang, petir menyambar terus menerus. Guanlin mengadahkan kepalanya, suasana ini terasa familier. Ekor matanya menangkap siluet seseorang berdiri di samping pohon menghadapnya, sepertinya orang asing.
Pura-pura tidak melihat ia lakukan sekarang, kira-kira apa yang orang itu lakukan jika ia tak menyadari kehadirannya ya? Terus memandanginya dari jauh seperti kalian ke gebetan atau menghampirinya?
Guanlin curi-curi pandang ke orang itu, dapat ia lihat orang asing berseragam guru itu berjalan ke arahnya membawa sebuah kotak entah apa isinya.
Apa itu harta karun?
"Karena kamu menyadari kehadiran saya, saya akan memberi kotak ini untukmu."
Guanlin berjengit kaget, kenapa orang itu tiba-tiba ada di sampingnya? Seperti hantu saja.
"Maaf, saya gak mau terima barang dari orang yang gak dikenal," ucap Guanlin dingin. Dia orangnya sangat berhati-hati, siapa tau orang asing ini orang jahat kan?
"Ini dari ibumu, kotak ini berisi petunjuk bagaimana cara menghentikan permainan terkutuk itu," ucap wanita muda itu tersenyum anggun, mengangkat kotak itu kepada Guanlin.
Meragukan, kalau isinya hewan atau bangkai gimana? Salahkan pikiran Guanlin yang terlalu jauh, bahkan dia sempat kepikiran kalau isinya kepala orang.
"Temen-temen saya boleh liat ini?" Tanya Guanlin setelah menerima kotaknya, tentunya ragu-ragu.
Wanita itu mengangguk. "Iya, asal kotak ini tetap ada di kamu, atau di orang-orang yang baik. Jangan sampai jatuh ke tangan yang salah, kotak ini berisi sesuatu yang bisa membantu pertahanan diri kamu dan teman-temanmu."
Guanlin memandang kotak kayu tua di tangannya, semua sisi ia lihat. Ringan, padahal kayunya lumayan tebal dan bagus jika dilihat.
"Kotak ini saya balikin kapan?" Tanya Guanlin mendongak ke depan.
"Anjing, hilang!" Umpatnya terkejut sambil celingak-celinguk mencari keberadaan wanita asing itu, tapi tak terlihat dimana-mana.
Daripada pusing mencari, lebih baik dia lihat dulu isi kotaknya. Dia buka tutup kotaknya pelan-pelan, mengambil sebuah buku usang berhalaman tidak terlalu tebal yang sepertinya tidak asing di pengelihatannya. Ia taruh kotak itu di tanah, kemudian duduk di samping kotak itu sambil membuka-buka bukunya.
Sampulnya bergambar bintang-bintang kecil seperti percikan sihir. Di halaman pertama, terlihat jelas isinya kalau buku itu berisi hal penting yang tentunya tidak ia mengerti.
Di halaman kedua, err─ tidak terlalu penting lah ya... ?
Guanlin terus membuka-buka halaman di buku tersebut, sampai akhirnya berhenti di satu halaman yang berbeda dari sebelumnya, terlihat seperti awalan bab baru.
Fire phoenix
"NAH! INI YANG DICARI-CARI!"
Dengan girang dia membuka halaman selanjutnya. Disana tertulis kalau fire phoenix itu ada namun langka, tidak semua negara menjadi tempat tinggal burung indah itu.
Fire phoenix juga sulit ditemukan, namun di dunia sihir lebih banyak dari di dunia manusia biasa. Masa iya harus ke Hogwarts dulu?
"Hmm? Jadi burung phoenix bisa sembuhin luka? Berarti kalau kutukannya kayak Daehwi bisa sembuh dong?! Tapi, cari dimana...?"
"Burung phoenix itu langka, banyak orang ngincar burung itu karena kemampuan yang dia milikin. Kalaupun ada yang punya, pasti disembunyiin baik-baik," lanjutnya lesu.
Tapi di cerita yang dia baca, burung phoenix bisa menyamar dengan cara merubah wujud. Ah, coba nanti dia tanyakan kepada pakar perburungan.
Siapa lagi kalau bukan Beomgyu, dia kan bucin burung. Buktinya burung peliharaannya saja dicium-cium, hadeh.
Iri kan iri kan iri kan? Ahay.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cursed Game | 01 Line ✓
Mystery / Thriller❝ Kayaknya kita kena sial deh, makanya main game ini. ❞