꒰ δεκατρείς ꒱

23.9K 6.6K 4.8K
                                    

"Untung si Sungchan gak jadi gunain sihirnya ke Guanlin," kata Hyunsuk lega.

Omong-omong, dia berada di rumah Heeseung untuk mampir sebentar. Sekalian berdiskusi bersama, dia merasa Heeseung aman, tidak menunjukkan gelagat apapun yang mencurigakan.

"Sungchan keliatan kaget setelah liat sesuatu, habis itu langsung turunin tongkat sihirnya," ujar Heeseung seraya mengingatnya.

Sungchan mengarahkan tongkat sihirnya ke Guanlin, bahkan hampir menggunakan mantra. Namun dia urungkan, wajahnya kaku sekali, sepertinya dia melihat sesuatu yang penting.

Sebab setelah itu Sungchan diam saja, ditanya pun hanya membalas dengan anggukan atau gelengan. Sesekali dia melirik Guanlin, dari gerak-geriknya sih canggung.

"Lo ngerasa gak sih kalau Guanlin sembunyiin sesuatu dari kita?" Tanya Heeseung mendadak kepikiran.

"Biarin dia jujur, gue rasa bukan masalah permainan terkutuk itu."

"Terus?"

Hyunsuk mengedikkan pundaknya. "Jangan tanya gue, tanya aja ke orangnya. Udah ya, gue pulang dulu."

Sebenarnya Heeseung ingin bertanya lebih lanjut, namun dia urungkan karena Hyunsuk terlihat buru-buru. Sepertinya ada yang ingin pemuda itu lakukan, entahlah.

"Besok lo masuk sekolah kan?" Tanya Heeseung, Hyunsuk mengangguk.

"Iya."

Heeseung mengangguk sambil membukakan gerbang, mempersilahkan Hyunsuk untuk pulang.

"Hati-hati, kita gak tau siapa yang jadi korban selanjutnya," kata Heeseung mengingatkan.

Bukan anggukan atau kata 'iya' yang ia dapatkan, tapi ekspresi cemas dan sendu. Oke, firasat Heeseung jadi tidak enak.

"Korban selanjutnya itu Kyungho."

Tuh kan, apa Heeseung bilang. Firasatnya sebagai vampire cukup kuat.

"Suruh dia hindarin orang yang mencurigakan. Inget kata Guanlin tadi, kutukan mengenai pikiran bisa karena sihir, hipnotis, atau ramuan."

Hyunsuk menggeleng. "Bukan, dia bukan orang yang kena kutukan itu."

"Terus?"

"Korban nyawa, Kyungho selanjutnya."

"Apa?!" Saking terkejutnya Heeseung, dia sampai melotot dan hampir membanting pintu pagar rumahnya. "L-lo serius?! Ini gak lucu loh, ucapan lo bisa jadi kenyataan."

"Gue gak asal ngomong, Lee Heeseung." Hyunsuk mempertegas nada bicaranya. "Lo sendiri tau kalau apa yang gue omongin sering jadi nyata, ya gak sering banget sih."

"Lo dari masa depan? Maksud gue, lo time traveller?" Tanya Heeseung. "Bisa aja kan lo bolak-balik ke masa depan dan ke masa sekarang untuk tahu apa yang terjadi selanjutnya."

"Bukan, gue bukan time traveller," sangkal Hyunsuk.

"Terus?"

"Terus mulu, mau jadi tukang parkir lo?"

"Serius! Buruan kasih tau!"

Daripada ribut, lebih baik dikasih tau saja kali ya... tapi dia harus memastikan dulu tidak ada yang menguping atau mengawasi.

"Lo yakin mau tau?"

"Iya!"

Hyunsuk mendekat ke Heeseung, menatap manik cokelat gelap itu lekat-lekat. "Gue anak seorang peramal, dan kemampuannya menurun ke gue."



























































Cursed Game | 01 Line ✓Kde žijí příběhy. Začni objevovat