꒰ δεκαοχτώ ꒱

22.6K 6.5K 4.5K
                                    

Sebagai seorang demigod, Jeongin harus berusaha semaksimal mungkin agar bau tubuhnya tidak tercium oleh makhluk lain, terutama bagi pemangsa demigod.

Bau demigodnya tidak terlalu tercium alias samar-samar karena dia memakai parfum buatan teman demigodnya di camp dulu.

Katanya sih, parfum itu bisa menahan bau demigod selama enam jam. Jeongin selaku anak dewa tiga besar tentu membutuhkan itu, karena baunya jauh lebih kuat dari anak dewa lainnya.

Makanya kemana-mana dia selalu membawa parfum itu.

Kalau kalian bertanya kenapa dia sekolah di sekolah biasa, maka jawabannya adalah masalah di camp demigodnya. Waktu itu pernah ada yang bilang kalau camp demigod dan dunia penyihir sedang banyak masalah kan?

Sebenarnya, itu sudah terjadi sejak dua tahun yang lalu. Makanya semua orang diungsikan ke dunia manusia biasa dan bersekolah di sekolah umum. Sekarang Jeongin kelas satu sma, itu artinya masalah sudah terjadi sejak ia kelas delapan smp.

Namun tak disangka, masalah baru datang di sekolahnya. Jeongin merasa... masalah di tiga tempat tersebut disebabkan oleh orang yang sama.

"Jadi... kalian dari dimensi lain? Demi dapetin Toto?" Tanya Heeseung memecah lamunannya.

Beomgyu mengangguk mantap, mengusap lembut kepala Toto yang hinggap di lengan kirinya. "Iya dong, keren kan? Ayo ke rumah Daehwi, kita sembuhin lukanya."

Jeongin mengangguk setuju. Omong-omong, mereka ada di rumah Beomgyu. Jerome sudah pulang karena ada urusan dengan teman hantunya. Untung tidak ada Soobin, kalau tidak si Beomgyu pasti dimarahi karena mencuri pistol mahal miliknya.

"Gyu..."

"Apa?"

Heeseung meringis. "Sebenernya... Daehwi dibunuh tadi sore, Kyungho juga."

"Lo serius, Seung?" Tanya Jeongin terkejut.

"Hyunsuk yang bilang, cek gc kalau gak percaya."

"TERUS APA GUNANYA KITA CARI TOTO SAMPAI KE DIMENSI LAIN?!" Teriak Beomgyu sampai Toto kaget dan terbang ke kepala Jeongin.

"Tapi gak apa-apa sih, gue kan jadi tau banyak rahasia," lanjutnya berubah ekspresi secara drastis.

"Rahasia apa?"

"Itu loh, Seung. Si Jeongin kan anak─ hmph!"

Mulut Beomgyu langsung disumpal bolu sama Jeongin, hampir saja terbongkar identitasnya.

"Jangan dengerin Beomgyu, dia kan suka ngaco gitu, haha," kata Jeongin sambil tertawa hambar.

Heeseung percaya aja, karena Beomgyu kan sebelas duabelas sama Daehwi.

"Tapi Gyu, Jeongin kok bisa tau kalau lo hunter?" Tanya Heeseung mendadak curiga.

"Pas berusaha rebut Toto dari orang asing itu, Beomgyu ngeluarin pistol dan bilang kalau dia hunter," jawab Jeongin seadanya.

"Lo gak takut sama Beomgyu? Gue aja takut..."

Jeongin mengernyit. "Loh, emang kenapa?"

Heeseung melirik Beomgyu takut-takut. "Dia itu bukan hunter biasa, dia itu witch hunter, werewolf hunter, vampire hunter, demigod hunter, pokoknya banyak makhluk yang jadi incarannya."

"Hah?! Serius lo?!"

"Ya elah, gue lagi cuti, santai aja," cibir Beomgyu. "Lagian gue juga pilih-pilih kali, kalau temen gue sendiri mah gak bakal gue bunuh. Kecuali pengkhianat."

"Y-yang bener?"

"Iya, kalau gak percaya tanya aja ke temen hunter gue. Tanya ke dia gue orangnya kayak gimana."

"Siapa?"

"Kang Taehyun, yang waktu itu kepergok pegang pistol sama lo," jawab Beomgyu menunjuk Heeseung.

Jeongin terkejut. "Orangnya yang bisa sulap itu bukan? Serius dia hunter? Waktu itu gue liat dia di camp, di kelompok anak Athena."

"Iya, yang itu. Eh tunggu, apa?!" Beomgyu melotot kaget ala-ala sinetron.

Otak cerdas Heeseung juga berhasil menemukan kejanggalan. "Kok lo tau dia ada di camp?! Lo ada disana?!"

Yah, pada akhirnya Jeongin sendiri yang keceplosan. Emang ya, yang namanya mulut susah banget diajak kerja sama.



























































Mari kita berpindah ke dua orang yang selalu menempel seperti perangko, siapa lagi kalau bukan dua penyihir ini, Mashiho dan Sungchan.

Mereka lama juga ya tak terdengar kabarnya setelah berchapter-chapter berlalu.

Mereka berdua lagi duduk di kursi panjang dekat lapangan rumah Jaehyuk, lebih tepatnya di samping rumah Jaehyuk.

Kenapa mereka disana?

Karena disana cukup aman untuk berdiskusi. Wajar, orang-orang yang tinggal di komplek perumahan Jaehyuk kan sebagian besar adalah werewolf. Kalau ada penyusup bisa langsung dibunuh, karena mereka tidak suka diusik.

"Mashi, gue bingung deh. Pelakunya itu pintar hilangin jejak, petunjuk aja gak ada. Cara selesain masalahnya gimana kalau begini terus?"

"Gak tau, otak gue buntu. Menurut lo... pelakunya siapa dan dari kaum mana?"

Sungchan mengayunkan tongkat sihirnya, menyihir bunga dan merubahnya menjadi batu. "Gak tau, menurut gue pelakunya di antara vampire dan penyihir. Siapa lagi yang bisa kutuk orang selain penyihir?"

Seperti deja vu.

"Mungkin gak sih... anak-anak kelas sebelas yang ikut dead or kill ada yang pura-pura mati?" Tanya Mashiho menduga-duga.

Sungchan tersentak. "Gak mungkin."

"Tapi Kak Renjun kan masih hidup... dia pernah bantuin dalang dari dead or kill. Mungkin gak sih dia lanjutin permainan?"

"Kak Renjun bukannya ditahan ya? Beritanya nyebar di Hogwarts."

"Siapa tau dia kabur..."

Sungchan diam, Renjun tidak kabur. Kemarin dia berkomunikasi dengan anggota tim khususnya, info terbaru yang ia dapatkan adalah sekolah sihir sedang diserang dan Renjun masih ditahan di Azkaban. Kenapa dia ditahan disana? Karena dia berbahaya, penjaranya dikelilingi sihir sehingga tidak ada siapapun yang bisa membebaskannya.

"Kalian berdua ngapain disitu?"

"Lo bertiga yang ngapain disana?" Balas Mashiho bertanya.

Jaehyuk tertawa. "Ini rumah gue, ya gue mau masuk lah. Aneh lo."

Benar juga.

"Gimana Daehwi dan Kyungho?" Tanya Sungchan sembari berdiri.

"Dimakamin besok, artinya kita libur sekolah," jawab Chenle lalu menyedot milkshake cokelatnya.

Tiba-tiba, Mashiho berdiri sambil menodongkan tongkat sihirnya ke sekitar, ke arah ketiga temannya.

"Kalian gak merasa ada yang aneh disini?"

"Gak ada tuh," jawab Seungmin setenang mungkin, padahal dia sedang ketar-ketir, takut ketahuan kalau dia ghoul.

Karena dia merasa... ada sihir yang membuat aura dan bau ghoulnya keluar. Padahal kan ghoul aslinya tidak seperti itu.

Ini pasti disengaja.

"Sebentar, kayaknya gue tau apa yang aneh," ucap Jaehyuk memicingkan matanya.

Sungchan menoleh ke arah yang dilihat Jaehyuk, seketika dia terbelalak.

"Mampus gue..."

"ANJING, SIAPA YANG UBAH BUNGA EMAK GUE JADI BATU?!"

Cursed Game | 01 Line ✓Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon