23 a. I'm Back!

2.1K 182 27
                                    

Hello!

/

/

/

/

/

/

***

-Caca

Kalau ada yang bilang tugas akhir atau skripsi itu berat, memang benar adanya kok, engga dilebih-lebihkan atau dilebay-lebaykan. Kalau engga pinter-pinter ngatur diri sendiri, tugas akhir bisa menjadi beban dan bikin yang ngejalanin stress tak berujung.

Kayak gue. Selama satu bulan ke belakang gue menarik diri dari lingkungan kampus. Entah kenapa gue merasa tertekan menjalani tugas akhir ini, gue takut engga bisa menyelesaikannya dengan baik dan justru malah bikin orang-orang di sekitar gue kecewa.

"Selama kuliah empat tahun lo ngapain aja sih? Masa radius parkir aja lo gak tau? Itu pelajaran di semester berapa sih?!"

"Kuliah lo kebanyakan penelitian, sampai hal-hal remeh struktur aja lo bego banget."

"Yakin lo bisa lulus? Kalau pun lulus, yakin ada perusahaan yang mau nerima lo?"

"Nilai yang lo dapat selama ini bisa lo pertanggung jawabkan engga sih? Kok seminar kemarin lo gelagapan banget tiap jawab pertanyaan dosen pembahas."

Setiap malam pikiran-pikiran itu datang, berisik banget. Overthinking yang berakhir engga bisa tidur. Suara di dalam pikiran gue semakin berisik saat tau Wira dan Anya akan melangsungkan seminar dua beberapa minggu lagi. Gue merasa tertinggal, gue merasa engga guna, gue merasa bodoh.

Jadi selama 4 tahun kuliah apa yang gue dapatkan?

Gue ngapain aja selama kuliah?

Gue mulai menarik diri dari lingkungan sosial. Bahkan bertemu dengan Wira Anya aja gue engga mau, entah kenapa melihat mereka berdua malah bikin gue merasa tertekan. Padahal apa yang gue rasakan bukan tanggung jawab mereka, ya ini karena gue nya aja yang jalannya lambat.

Telfon Bunda beberapa kali gue ignore. Kalau gue angkat telfon beliau, yang ada pertahanan gue akan runtuh, gue bakal nangis dan terlihat lemah di mata Bunda. Gue bisa kok melalui ini, tapi gue butuh menenangkan diri dan lari dari kenyataan, ntah sampai kapan.

Bunda, maafin Caca kalau selama ini belum cukup bisa bikin Bunda-Ayah-Kaka bangga. Aku hidup emang bisanya cuman nyusahin kalian aja, bikin kalian khawatir tanpa ada yang bisa kalian banggakan. Maafin Caca.

Perasaan bersalah yang semakin menumpuk setiap harinya saat Bunda selalu berusaha untuk menghubungi gue.

Gue engga bisa, setiap ingat tugas akhir respon tubuh gue mulai aneh. Keluar keringat dingin, deg-degan engga jelas, dan pasti tangan gue tremor. Kalau Bunda tau ini, dia pasti sedih dan gue pasti semakin merepotkan, gue engga mau. Gue bisa melewati ini sendiri.

***

Sore itu di Café tempat biasa gue menenangkan diri, gue menemukan sosok yang selama ini berusaha gue hindari. Gue engga mau dia kecewa melihat kondisi gue yang sekarang, gue engga mau terlihat lemah di depan dia. Iya, Pak Satria.

Gue segera mengemasi barang-barang yang berserakan di meja. Tangan gue mulai tremor karena menemukan triggered, keringat dingin mulai membasahi kening gue, dan jantung gue langsung berdetak dengan tidak normal. Gue takut.

"Here you are, Ca. Don't run away, please." Tatapan memohonnya berhasil menghentikan gerakan gue yang sedang memasukan beberapa barang ke dalam tas.

Grow Up: MercusuarWhere stories live. Discover now