57 : Ten disuruh Pulang

666 146 0
                                    

Taeyong sampai di kampusnya dengan emosi. Dia harus menemui Bangchan sekarang, mungkin dia akan menghabisi Bangchan.

Tak lama kemudian Jaehyun datang, untungnya dia melihat Taeyong yang masih berjalan di koridor. Jaehyun dan Yuta tak segan segan untuk menahan Taeyong.

"Lo mau kemana?" Tanya Jaehyun menarik tangan Taeyong

"Gue gak terima kalo Adek gue di mainin kayak gini!" Ujar Taeyong dingin

"Yong, Lo sabar dulu. Kita bisa omongin baik baik kan." Saran Yuta

"Adek gue--"

Handphone Taeyong berdering, menampilkan nama Vio disana.

"Lo mau ribut sama Bangchan? Gak usah! Jangan cari masalah sama dia. Lo gak mau liat gue sakit lagi kan? Jangan perpanjang masalahnya, gue mau sampe disini aja."

"Dek, tapi gue--"

"Lo mau nolongin gue kan? Lo mau jagain gue kan? Tolong ngertiin gue sekarang. Kalo Lo celaka, nanti gue yang di salahin sama nyokap Lo!"

"Dek, disini gue yang jagain Lo. Lo gak usah takut sama nyokap gue."

"Kalo Lo mau jagain gue, dengerin omongan gue Bang! Gue mohon!"

"Oke, tapi biarin gue negur dia."

"Itu terserah Lo. Oh ya Bang, Lo dimana?"

"Di kampus lah."

"Sendiri?"

"Enggak, ini ada Yuta sama Jaehyun. Kenapa?"

"Menjauh bentar donk, gue pen ngomong sesuatu. Tapi Lo aja yang denger,"

"Emang kenapa sih?"

"Eumm... Tadi Kak Mark nembak gue lagi, terus dia minta jawabannya secepatnya. GIMANA DONK BANG?!"

"Pfft. Kalo Lo suka, cinta, sayang. Terima aja, lagi pula selama ini gue liat dia baik banget sama Lo. Intinya gini, semua jawaban ada di elo, mau Lo terima atau enggak itu hak elo. Tapi kalo Lo terima, gue dukung banget dek."

"Oo gitu ya? Ya udah deh, bay!"

Sambungan telepon di putuskan, Taeyong tersenyum sambil melihat ponselnya.

"Kenapa Lo?" Tanya Jaehyun

"Vio di tembak sama Mark lagi," jawab Taeyong blak-blakan

"Masih muda aja udah kayak gitu," seru Yuta

"Gue udah ke tikung!" Saut Jaehyun dan Yuta bersamaan

Yuta menoleh ke Jaehyun, begitu pun sebaliknya. Taeyong menatap mereka berdua secara bergantian.

"Jaehyun, Lo..."

"Sstt. Jangan bilang siapa siapa!" Jaehyun menutup mulut Yuta menggunakan jari telunjuk nya

"Jaehyun, Lo suka sama Zera juga?" Tanya Yuta pelan

Jaehyun mengangguk kecil.

Taeyong menahan tawanya, bagaimana bisa dia sedang berhadapan dengan kedua lelaki yang di tikung. Dan mereka menyukai perempuan yang sama.

"Yah Jaehyun, keburu ke tikung sama Winwin. Ya udah lah, masih banyak cewek di luar sana, mbak-mbak kantin juga setia nungguin Lo Jae." Sambar Taeyong

*****

"Baiklah, sampai disini saja pembelajaran kita. Jangan lupa! Minggu depan kita akan menjalani ujian! Jadi kalian harus baca baca materi yang saya kasih."

"Baik Pak."

Dosen itu meninggalkan kelas, untuk hari ini kelas Ten tidak banyak, hanya satu atau dua. Ten menghembuskan nafasnya kasar, entahlah tapi ia merasa lelah hari ini.

Kelas sudah lumayan sepi, hanya beberapa mahasiswa yang berada di kelas itu. Ponsel Ten berdering, menampilkan nama seseorang yang ia sayang.

"Halo Ma!"

"Halo Ten! Ten, setelah ujian, kamu bisa kembali ke rumah gak"?

Ten membeku, dulu dia memang pernah berjanji akan kembali ke rumah setelah permasalahan adiknya selesai. Tapi semakin kesini, Ten tidak mau meninggalkan kostan itu.

"Ten?"

"Eh, iya Ma. Eumm... Ten harus pulang secepat itu Ma?"

"Mama kangen sama kamu Ten, kasian Papa juga. Semenjak kamu ke kostan Papa di rumah terus jagain Mama, kalau Papa pergi kerja, Mama sendiri."

"Nanti Ten liat situasi ya Ma, Ten janji Ten pasti pulang."

"Iya sayang, jangan lupa, Kun ajak juga ya. Mama kangen sama masakan dia."

"Hehehe, iya Ma. Ma, udah dulu ya, Ten masih di kampus."

"Iya sayang, bye!"

"Bye Ma!"

Ten akan menghadapi ujian selama seminggu, jika di hitung dari sekarang, maka ia akan meninggalkan kostan dalam waktu dua Minggu lagi.

Tapi dari suara sang Ibu, beliau memang menginginkan anaknya untuk pulang. Sebaiknya Ten membicarakan ini dengan Kun.

Ten mengambil tasnya, ia pergi dari kelas untuk menemui Kun. Tempat pertama yang ia kunjungi adalah perpustakaan, karena Kun sering kesana.

Tapi sekarang Ten tidak mendapati seorang Kun disana. Ia langsung berjalan menuju kantin. Dan benar, Kun ada disana.

"Giliran di cariin ke perpus Lo nya malah disini," ujar Ten sambil duduk di depan Kun

Kun hanya menyengir tak berdosa.

"Tadi gue emang dari perpus, cuma ambil buku ini. Terus kesini deh," ucap Kun sambil menunjuk buku tebal di depannya

"Kun, Mama minta kita pulang." Ucap Ten langsung pada intinya

"Ya udah ayok! Abis pulang kuliah aja ya," seru Kun tersenyum

"Bukan itu maksudnya, Mama minta kita untuk tinggal di rumah lagi. Kita harus tinggalin kostan," Ten memperjelas kalimatnya

Kun mengerutkan keningnya, ia paham kenapa Mama Ten ingin Ten dan dirinya pulang. Pasti beliau kesepian.

"Gue paham maksud nyokap Lo. Saran gue, kita pulang aja, kasian Mama. Dia pasti kesepian,"

"Tapi gue gak mau tinggalin kostan Kun, mereka semua baik banget sama gue. Lo ngerti kan, perkiraan gue, gue bakal keluar dari kostan itu tahun depan."

"Gue paham, tapi gue yakin, mereka pasti ngerti. Setidaknya, Lo temenin nyokap Lo. Turutin apa mau dia Ten, dan gue yakin, suatu saat nanti kita pasti bakal ketemu sama yang lain." Kun tersenyum

Ten ikut tersenyum, "iya, mereka pasti ngerti. Makasih banyak ya Kun, Lo banyak kasih saran selama ini. Jodoh Lo pasti demen punya laki kayak Lo. Cari jodoh gih, cepet! Keburu ke tikung kayak Yuta." Seru Ten

Kun langsung menatap datar Ten.

"Jodoh urusan belakang, gue pengen cari kebahagiaan gue dulu." Kun menaik turunkan alisnya

"Lo gak demen gitu sama salah satu cewek di kostan kita?" Tanya Ten jahil

"Enggak tuh. Ya mungkin emang jodoh gue gak disitu," Kun menanggapinya dengan tenang.

💚💚💚💚💚
























NEO
✨ CULTURE ✨
TECHNOLOGY

Satu Kostan || NCT 2020 ✓Where stories live. Discover now