1. Tetangga Masa Gitu

1.5K 188 121
                                    

Menurut Saka mempunyai tetangga seperti Acha itu bagaikan ditimpa musibah yang tiada henti. Gadis itu selalu merepotkannya dengan apapun yang gadis itu lakukan. Terlebih lagi Saka di amanati oleh Rita-mamahnya Acha agar nelindunginya. Sungguh ini bisa membuatnya mati di usia yang sangat muda.

Lihat saja, sekarang gadis itu sedang berjalan memasuki pekarangan rumahnya dengan senyum yang sudah Saka duga pasti ada maunya.

"Pagi tetangga." Acha melambaikan tangannya ke arah Saka.

"Ngapain lo kesini?" Ketus Saka.

Gadis itu tersenyum menampilkan deretan giginya yang rapih "mau nebeng,"

Sudah Saka duga! Padahal gadis itu sudah memiliki pacar namun tetap saja selalu merepotkan Saka. Dengan alasan pacarnya harus mengantar mamahnya atau pacarnya itu harus mengantar adiknya kesekolah dan banyak alasan lainnya yang akan gadis itu keluarkan.

"Gamau gue!"

"Ayo dong Saka yang ganteng, mau ya?" Acha mengedip ngedipkan matanya.

"Sama pacar lo aja sana!"

"Justru itu, Farhan ga bisa jemput gue."

"Angkot masih banyak tuh."

"Tega banget masa gue naik angkot, udah cantik gini." Acha mengerucutkan bibirnya.

Apa Saka bilang, Acha ini sangat merepotkan. Sudah jelas jelas Saka menolaknya tapi gadis ini tetap memaksanya. Sebenarnya bisa bisa saja Saka memberikan tebengan kepada gadis itu, taoi tidak lagi setelah teman temannya mengejek Saka. Seperti tempo hari.

"Ka sejak kapan lo punya buntut? " Tanya Nino yang membuat seisi kelas tertawa.

Bagaimana tidak Acha dikatakan buntut Saka ketika gadis itu terus mengekorinya disekolah. Apalagi mereka satu kelas. Dan semenjak itu Saka selalu menolak ketika gadis itu meminta pulang atau berangkat bareng walaupun ujung ujungnya Saka mengiyakan pertmintaan gadis itu. Perlu kalian tahu, tidak ada orang yang se keras kepala seperti Acha yang Saka kenal dalam hidupnya.

"Gada larangannya orang cantik ga boleh naik angkot Cha!"

Acha tersenyum menggoda. "Sekarang baru ngakuin kalo gue cantik ya Ka?"

Saka menjitak kening gadis itu, "mimpi lo gue bilang lo cantik."

"Sakit Saka!" Gadis itu mengelus keningnya yang baru saja di jitak.

"Udah sana naik angkot aja! Gue udah mau berangkat."

"Gamau! Pokonya nebeng."

"Gada nebeng nebeng sana!"

"Ih tetangga masa gitu sih Ka."

"Bodo-

"Ya ampun Saka, apa susahnya kamu berangkat bareng Acha. Satu sekolah juga." Ucapa Nina-mamah Saka membuat Acha senyum penuh kemenangan.

"Setuju banget tuh kata Bunda Nina." Kata Acha penuh semangat.

"Dia mama gue bukan mama lo!" Tajam Saka.

"Gue kan calon mantunya Bunda Nina, iya kan Bun?" Ucapana Acha sukses mendapatkan pelototan dari Saka. Sedangkan Nina hanya tersenyum geleng geleng.

"Udah buruan naik! Nanti telat." Putus Saka, walaupun penuh dengan ketidak ikhlasan. Ini karena Nina masih memperhatikan mereka berdua. Jika saja Nina sudah masuk ke dalam rumah dari tadi, Saka tidak akan segan segan meninggalkan Acha dan membiarkan gadis itu naik angkot saja.

Benar benar pagi yang buruk bagi Saka. Dan sebaliknya untuk Acha.

Saka melajukan motornya setelah Acha menaiki motornya dan berpamitan pada Nina.

Protective God (ON GOING)Where stories live. Discover now