Part 1

6.2K 676 9
                                    

Assalamualaikim wr wb
Met siang sobat-sobatku aku datang dengan membawa cerita baru ya yeaaayy 😍

Cerita ini merupakan bagian dari proyek 2021 bertemakan aplikasi dating online bernama "Madame Rose." bersama penerbit terkeceh karospublisher

Eh, aplikasi ini hanya ada dalam proyek ini ya jangan sampe kalian ngubek play store nggak ada di sonoh
So, yuk bareng2 ramein yah vite n komen sebanyak-banyaknya biar aku semangat apdetnya 😍😘

Hepi riding
.
.
.

Foto-foto gadis cantik dengan berbagai model berserakan diatas ranjang, dibaliknya ada sedikit biodata tentang pemilik foto. Ujung mata Bagas menangkap sebuah foto seorang gadis cantik berrambut panjang, matanya tajam tapi senyumnya terlihat menyimpan sesuatu. "Lumayan." Kata Bagas.

"Namanya Tiara."

Bagas menoleh ke arah pintu masuk kamarnya, sepertinya ia lupa menutupnya tadi, sehingga sang Ibunda yang cantik langsung masuk dan melihatnya memegang selembar foto ditangannya.

"Ibu nggak mengetuk pintu dulu." protes Bagas, kalau ibunya mengetuk pintu terlebih dahulu, ia bisa menyembunyikan foto-foto yang diberikan Eyang padanya.

"Lha wong, pintunya saja terbuka ya Ibu masuk tho?" Pramiditha duduk disebelah Bagas. Ia meraih foto ditangan Bagas. Senyum manis merekah dibibirnya.

"Tiara ini putri satu-satunya Om Darianggaswara, kerabat jauhnya Eyang." Ucap Pramiditha. "Meski kerabat jauh, Om Darianggaswara ini cukup dekat dengan Eyang, diantara saudara-saudara yang lain ia sering membantu Eyang dalam segala hal. Ndhak seperti yanga lainnya, dekat disaat butuh saja." Lanjut Pramiditha.

Bagas memperbaiki letak kaca matanya, diambilnya kembali foto ditangan ibunya. "Jadi menurut, Ibu, Bagas harus memilih Tiara sebagai pasangan hidup Bagas?"

Senyum kembali merekah diwajah ibunya, "Ya ndhak begitu Cah Bagus, Ibu sih terserah kamu saja, Ibu hanya memberitahu sedikit tentang siapa Tiara. Sebagai bahan pertimbanganmu nanti." Ucapnya.

"Eyang pasti menginginkan Tiara menjadi pasanganku ya, Bu?" tanya Bagas.

"Bisa jadi, waktu kalian kecil kan, lumayan sering bertemu, kamu lupa ya?"

"Bagas ingat, Bu." Untuk seseorang yang memiliki daya ingat tinggi seperti Bagas tentu ia masih mengingat Tiara sewaktu kecil, karena itulah ia memaandangi foto Tiara sedikit lebih lama dari yang lain.

"Oh ya, kenapa kamu bilang kalau Eyang menginginkan Tiara jadi pasanganmu?" tanya Pramiditha heran akan tebakan Bagas, walaupun yah ia juga menebaknya seperti itu.

Bagas terkekeh, ia mengangkat tangannya ke atas menunjukkan beberapa foto Tiara dengan pose yang berbeda. Bagas dan Pramiditha sontak tertawa. Eyang Muti, meski orangnya tegas, keras kepala dan sedikit otoriter, kadang tingkah beliau juga lucu.

Setelah tawanya reda Pramiditha menghela napas panjang, ia mengusap lembut kepala Bagas, ia mengulangnya hingga tiga kali.

"Ndhak terasa, putra kecilku yang dulu suka menangis ini sekarang sudah besar, tampan, cerdas lagi."

Hati Bagas tersentuh melihat wajah ibunya yang kini seperti akan menangis, bulir-bulir air mata seperti sedang menunggu perintah untuk mengalir.

"Ibu," ucap Bagas meraih tangan ibunya kemudian menciumnya.

"Ibu senang, kamu tumbuh sebaik ini, Ibu yakin kamu akan selalu membanggakan Ibu. Ibu sayang sama kamu, karena itu, siapapun pilihanmu Ibu ndhak akan memaksa."

"Tapi Eyang,"

Pramiditha menggelengkan kepala, "tentang Eyang, biar Ibu dan Ayah yang bicara. Yang harus kamu lakukan sekarang adalah kamu membawa pasanganmu kemari, perkenalkan sama kami." 

Blind DateWhere stories live. Discover now