2.3 Something You Shouldn't Do

81 11 2
                                    

Sungchan, Haechan dan Shotaro baru saja keluar dari gedung sekolahnya. Mereka berjalan saling merangkul satu sama lain dan bersenda gurau layaknya persahabatan remaja pada umumnya.

Sungchan memberhentikan langkahnya ketika melihat Jungwoo yang mengayuh sepedanya keluar gerbang sekolah. Sungchan tertawa kecil melihat laki-laki itu.

"Apa yang lucu? Mengapa kau tiba-tiba tertawa?" heran Haechan.

"Aku hanya membayangkan sesuatu yang lucu" jawab Sungchan.

"Sesuatu yang lucu?" tanya Shotaro yang juga ikut penasaran.

Sungchan memperhatikan keduanya bergantian. "Kau lihat anak kurang ajar itu?" tunjuk Sungchan melihat Jungwoo yang sudah sangat jauh mengayuh sepedanya.

"Memangnya kenapa?" tanya Haechan.

"Aku memutuskan rem sepedanya"

Shotaro begitu terkejut mendengar hal itu. Ia menoleh spontan ke arah Sungchan.

"Itu berbahaya Sungchan.." protes Shotaro.

"Tidak. Itu hal yang menyenangkan" sela Haechan dengan tepukan tangan semangat. Lalu ia menerawang langit sambil mengusap dagunya, ia membayangkan sesuatu yang menurutnya menyenangkan itu.

"Bayangkan jika tiba-tiba dia tercebur ke dalam paritan? Hahaha Jungwoo yang malang akan semakin menjijikkan" senang Haechan mengkhayalkan kejadian tersebut.

Sungchan tertawa kecil. Ia jadi ikut membayangkan hal semacam itu.

"Mengapa kau tega melakukan itu?" tanya Shotaro pada Sungchan.

Sungchan dan Haechan menoleh bersamaan ke arah Shotaro. Haechan berdecih mendengar kalimat Shotaro itu.

"Kau selalu saja membosankan Shotaro. Kau itu tidak tahu hal-hal yang menyenangkan seperti itu. Dasar payah" ejek Haechan.

Sungchan berdecak mendengar pertanyaan Shotaro, lalu ia menoleh ke arah sahabatnya itu. "Lalu kau akan menyalahkanku dalam hal ini?"

Shotaro terdiam. Ia tidak berani menjawab pertanyaan Sungchan dan mendadak bungkam.



Jungwoo mengayuh sepedanya santai. Hingga tiba di jalanan menurun ia melihat seorang anak kecil yang hendak menyeberang jalan. Jungwoo menarik rem sepedanya kuat untuk menghindari anak kecil tersebut, namun ia mendadak cemas mengetahui jika rem sepedanya blong.

Jungwoo begitu kelabakan. Dengan sigap Jungwoo membelokkan setir sepedanya ke arah jalanan menghindari anak kecil itu agar tidak tertabrak dan..



BRAKK!

Dabin terkejut ketika mobil yang dinaikinya menabrak seseorang. Ia menoleh ke arah sopir pribadinya dengan raut begitu khawatir.

"Pak, apa kita baru saja menabrak orang?" tanya Dabin.

"Sebentar nona, saya periksa dulu" cemas sopirnya.

Dabin ikut keluar untuk melihat kondisi korban yang ditabrak mobilnya itu. Dabin terkejut dan otomatis menutup mulutnya dengan telapak tangan melihat seseorang yang sudah meringis tertimpa sepedanya.

"Maaf, apa kau baik-baik saja?" tanya Dabin yang langsung mendekat ke arah Jungwoo.

Jungwoo menoleh melihat Dabin yang wajahnya begitu khawatir sekarang. Dabin memeriksa luka-luka yang diperoleh Jungwoo dengan tatapan sedih.

"Aku tidak apa-apa" jawab Jungwoo.

"Kau tidak baik-baik saja sekarang. Kau terluka"

Jungwoo terdiam. Ia melihat Dabin yang sudah hampir menangis.

Come, Stay, or LeaveOù les histoires vivent. Découvrez maintenant