19. Kau adalah matahariku

147 25 9
                                    

Minhyun dengan cepat menghindar dari pisau itu. Buru-buru ia menjauh dan berwaspada.

"Apa kau masih ingin bermain-main denganku?" tanya Jaehyun yang masih berusaha menghujamkan pisau itu ke arah Minhyun.

Minhyun menangkisnya. Membuat pisau itu terjatuh beberapa jarak dari mereka. Jaehyun langsung saja melayangkan pukulan ke wajah Minhyun membuat sahabatnya itu tersungkur di lantai.

Jaehyun dengan cepat mengambil lagi pisau yang tergeletak di lantai. Ia melihat Minhyun yang tidak berdaya dan siap menghujamkan kembali pisau tersebut.

"KAU MEMANG SEHARUSNYA MATI!" teriak Jaehyun.

"JAEHYUN!"

Jaehyun menghentikan gerakannya yang baru saja hendak melayangkan pisau itu ke arah Minhyun. Ia menoleh dan melihat Ryujin yang sudah berdiri di depan pintu ruangannya.

"Ryujin?"

Ryujin mendekat ke arah Jaehyun. Ditariknya tangan Jaehyun yang mengenggam pisau dan diarahkannya pisau itu ke arah dadanya.

"Jika inginmu itu maka bunuh saja aku!"

Jaehyun menatap Ryujin dengan mata bergetar. Diliriknya pisau yang sudah berada tepat di depan dada Ryujin. Jika ia bergerak sedikit saja maka pisau itu tentu melukai Ryujin.

"Mengapa kau tidak melakukan itu padaku Jaehyun.." isak Ryujin.

Doyoung yang baru saja tiba dan menyadari keributan di ruang Jaehyun begitu terkejut. Ia melihat ruangan Jaehyun yang berantakan dan juga melihat Jaehyun dan Ryujin yang saling berhadapan sekarang.

"Aku.. tidak mungkin melakukannya.." lirih Jaehyun.

"Tapi mengapa kau justru tega melakukan ini pada sahabatmu?" tanya Ryujin. "Apakah alasan kau ingin membunuh sahabatmu karena aku?"

Ryujin menyeka air matanya. Ia melihat Doyoung yang juga merasa kecewa dengan kisah persahabatan mereka.

"Aku tidak akan mau menjalani hidup diatas kehancuran seperti ini. Aku tidak sudi hidup seperti ini!" teriak Ryujin.

Satu tangan Ryujin memegangi dadanya yang sesak. Dan satu tangan lagi meremat kuat pakaian Jaehyun.

"Aku.. benar-benar membencimu, Jaehyun!" pukul Ryujin pada lengan Jaehyun

"Ryujin.." panggil Jaehyun sangat memelas.

"Pergi kau dariku! Aku tidak ingin hidup bersama orang sepertimu. Aku.. tidak ingin melihatmu lagi" dorong Ryujin pada Jaehyun.

Ryujin menangis terisak. Ia memegang kepalanya coba mengatur emosi. Hari ini mungkin benar-benar puncak kesedihannya. Bagaimana tidak, hatinya benar-benar hancur ketika tahu dirinya penyebab runtuhnya persahabatan Jaehyun dan Minhyun.

Ryujin meringis dan merasakan perutnya berkontraksi. Ia mengerang dan merasakan sakit yang begitu hebat. Tubuhnya yang sedari awal lemah bahkan merasa tidak sanggup menahannya lagi.

"Ryujin.." khawatir Jaehyun melihat Ryujin kesakitan. Tangannya bergerak membantu Ryujin namun Ryujin menepisnya.

"Menjauh dariku.." desisnya.

Doyoung yang melihat itu buru-buru mendekat kearah Ryujin. Dilihatnya betis Ryujin yang sudah membengkak.

"Sepertinya kau akan melahirkan, Ryujin.." cemas Doyoung.

Doyoung mulai gugup. Dibantunya Ryujin dan segera membawanya ke rumah sakit.

*****

Di rumah sakit, ketiganya menunggu di luar ruangan dengan cemas. Saat ini dokter sedang memeriksa keadaan Ryujin di dalam sana.

Seorang perawat keluar dari ruangan. Ia bingung melihat tiga lelaki yang sudah menunggu disana.

Come, Stay, or LeaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang