2.12 Something That Makes Me Angry

65 7 0
                                    

Ryujin menjatuhkan gelasnya dari genggaman tangan. Ia terkejut melihat gelas kaca itu yang berhamburan di lantai rumah.

Tidak berapa lama, suara pintu terbuka mengalihkan perhatian Ryujin dari pecahan gelas kaca yang ia jatuhkan tadi. Dilihatnya Sungchan yang baru saja masuk dengan masih menggunakan bantal leher.

"Oh, ibu sudah pulang" singkat Sungchan sambil meletakkan sepatunya di rak penyimpanan lalu menggantinya dengan sandal rumah.

"Apa kau tidak pulang bersama Dabin?" tanya Ryujin langsung.

Sungchan tidak menjawab pertanyaan itu. Mendengar nama Dabin saja mendadak membuat perasaannya memburuk.

"Jawab, Sungchan!"

"Aku tidak tahu" ketus Sungchan.

"Kalian satu sekolah bagaimana bisa kau tidak tahu keberadaan adikmu?"

Sungchan memejamkan matanya sekilas. Ia menoleh dan beralih tatap ke arah ibunya tersebut. "Karena aku sekolah bukan untuk menjadi penjaganya"

Ryujin sedikit terkejut mendengar kalimat Sungchan. Ia sekarang menatap Sungchan dengan mata penuh tuntutan.

"Sungchan kau itu kakaknya, bukankah seharusnya itu sudah menjadi kewajibanmu?"

"Apa hanya Dabin yang harus diperhatikan? Selalu saja Dabin dan Dabin. Mengapa semua orang bersikap tidak adil padaku?!" protes Sungchan.

Sungchan mengalihkan sesaat pandangannya dan kembali menatap Ryujin dengan tatapan kecewa.

"Bahkan setelah kembali ke rumah, kau menanyakan kabar Dabin lebih dulu daripada aku" marah Sungchan.

Ryujin menghembuskan nafasnya kasar mendengar ucapan Sungchan. Ia tidak tahu apa yang ada di pikiran anak laki-lakinya itu. Hingga ia melihat putranya itu berbalik meninggalkannya dan pergi menuju kamar sambil membanting pintu begitu kuat.

"Sungchan, kau ini kenapa?"

Ryujin baru saja hendak menyusul Sungchan menuju kamarnya. Namun suara dering telepon kembali mengalihkan perhatiannya.

Ryujin mengangkat panggilan itu. Hingga detik berikutnya ia segera berlari keluar dan pergi meninggalkan rumah.

*****

Jaehyun baru saja tiba di rumah sakit. Pikirannya kalang kabut ketika menerima kabar dari Ryujin bahwa Dabin di temukan tidak sadarkan diri di pinggir sungai.

Langkah Jaehyun berhenti di salah satu bilik yang sudah menampakkan istri dan juga putrinya yang tergeletak lemah di ranjang pasien. Buru-buru Jaehyun mendekat dan memeriksa semua keadaan putrinya.

"Apa yang terjadi?" tanya Jaehyun khawatir.

"Aku tidak tahu. Dia belum sadar sampai sekarang" jawab Ryujin sambil terisak.

Jaehyun membelai kepala Dabin pelan. Di kecupnya puncak kepala Dabin dengan perasaan yang begitu kacau.

"Ayah.." panggil Dabin lirih. Mendengar panggilan itu Jaehyun segera mengenggam tangan Dabin kuat.

"Iya sayang kenapa?" tanya Jaehyun.

"Ayahhh.." panggil Dabin lagi dengan isakan kali ini. "Aku takut"

Come, Stay, or LeaveWhere stories live. Discover now