2.1 How can I Love the Heartbreak

152 14 4
                                    

Bagaimana bisa

Aku tumbuh diatas kekecewaannya

Jung Sungchan-

-.-.-.-.-

18 tahun kemudian...

Jalanan koridor terbuka begitu lebar, memberi jalan kepada tiga sosok laki-laki yang melintas diantara kerumunan-kerumunan manusia itu. Bahkan beberapa dari mereka sudah saling berbisik membicarakan tiga remaja laki-laki yang sekarang sedang melintas.

"Terima kasih.. terima kasih.." ucap Shotaro tidak hentinya kepada orang yang memberikan jalan padanya, ah tidak lebih tepatnya pada mereka bertiga.

Haechan berhenti tepat di depan kelas. Ia tersenyum penuh kebanggaan melihat reaksi orang-orang terhadapnya.

"Sepertinya aku terlihat begitu tampan di tahun ajaran baru ini" sombongnya sambil menyisirkan rambutnya ke arah belakang.

Sungchan menghentikan langkahnya sebentar lalu menoleh ke arah Haechan, ia tertawa kecil melihat kepercayaan diri temannya itu.

"Mereka menyingkir karena aku yang lewat" simpulnya.

Haechan menoleh cepat ke arah Sungchan. Namun Sungchan tampaknya telihat tidak begitu peduli, ia bahkan melanjutkan langkahnya memasuki kelas dan mengabaikan Haechan begitu saja. Melihat itu, Haechan hanya bisa mengepalkan tangan gemas di balik punggung Sungchan. Sedangkan Shotaro tertawa geli dengan mata sipitnya.

"Kenapa kau tertawa?!" kesal Haechan pada Shotaro.

"Karena lucu jadi aku tertawa" balasnya tanpa rasa bersalah sedikitpun. Kemudian Shotaro ikut menyusul Sungchan masuk ke dalam kelasnya.

Haechan menahan nafasnya begitu kesal. "Mereka benar-benar.." desisnya.

Sungchan mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas. Hingga matanya terkunci pada sosok gadis cantik yang sekarang duduk di barisan bangku paling kiri di kelas.

Winter, gadis itu mungkin tidak sadar keberadaan Sungchan sekarang. Gadis yang sekarang terlihat sibuk memotret langit cerah pagi itu menggunakan ponselnya.

Sungchan hendak mendekat ke arah Winter. Baru saja ia berjalan satu langkah menuju bangku yang berada di sebelah Winter, seseorang sudah lebih dulu duduk disana.

Sungchan terlihat begitu geram melihat laki-laki yang tampak santai duduk di bangku itu. Sungchan pun mendekat ke arah lelaki tersebut dan langsung menendang kaki meja kuat.

"Minggir" usir Sungchan.

Laki-laki yang sedang menulis sesuatu di bukunya tampak terkejut. Ia melihat bukunya yang sudah tercoret tinta pulpen karena baru saja Sungchan menendang kaki mejanya. Lalu laki-laki itu mendongakkan kepala menatap ke arah Sungchan.

"Kau tidak punya telinga?" tanya Sungchan lagi.

Laki-laki itu melepaskan pulpennya dan meletakkan pulpen itu di atas buku.

"Aku lebih dulu duduk disini" jawabnya.

Sungchan tertawa sarkas mendengar jawaban itu, lalu ia mendekatkan wajahnya tepat di depan lelaki tersebut sambil menatap laki-laki itu tajam.

"Aku tidak peduli"

Sungchan melirik ke papan nama yang dikenakan laki-laki tersebut. Ujung bibirnya tertarik sedikit setelah membaca nama tersebut.

Kim Jungwoo. Ya, itu namanya.

Haechan yang berdiri tidak jauh di belakang Sungchan ikut berdecih. Apa lelaki ini tidak mengenal Sungchan? Kemana saja ia selama ini jika ia tidak mengetahui sosok Jung Sungchan.
Putra sulung presdir Jung Jaehyun.

Come, Stay, or LeaveWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu