11. kesempurnaan yang tidak kumiliki

116 29 18
                                    

Jaehyun membuka matanya. Ia mengusap wajahnya dan menoleh ke samping.

Ryujin tidak ada. Kemana?

Jaehyun mencium aroma yang menusuk indra penciumannya. Ia segera bergegas membuka pintu kamar dan keluar. Benar saja, asap yang begitu mengepul dan bau gosong memyengat sudah memenuhi apartemennya. Buru-buru Jaehyun berlari ke dapur dan segera mematikan kompor yang menyala.

"Apa yang sedang kau lakukan Ryujin?!" tanya Jaehyun hampir marah melihat istrinya itu membiarkan makanan gosong diatas teflonnya.

Jaehyun menghela nafas kasar. Lalu ia segera membuka seluruh jendela apartemennya. Membiarkan udara dan asap-asap itu keluar darisana.

"Uhuk, uhuk" batuk Jaehyun menghalau asap yang berterbangan. Mengibaskan tangannya agar asap itu segera pergi.

Setelah dirasanya cukup membiarkan asap itu pergi, ia langsung menoleh kesal ke arah Ryujin. Dilihatnya wanita itu yang hanya tertunduk tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Kau itu sedang apa?!" lagi, Jaehyun membentak Ryujin.

Ryujin tidak menjawab. Bahkan ia tidak menoleh sama sekali ke arah Jaehyun.

"Ryujin jawab aku!"

"Aku takut.." jawabnya.

Jaehyun menahan nafasnya. Ia melihat gerakan jemari Ryujin yang benar-benar menunjukkan bahwa ia sedang ketakutan.

"Aku takut kau marah.." tambahnya lagi dengan suara yang hampir tidak terdengar diakhir kalimat.

Jaehyun mengusap wajahnya. Ia kemudian mendekat dan menyentuh kedua pundak Ryujin.

"Angkat kepalamu" minta Jaehyun.

Ryujin masih tidak mau mengangkat kepalanya. Ia bahkan semakin menunduk ketika Jaehyun berusaha melihat wajahnya.

"Baiklah. Aku tidak akan marah" ucapnya lagi dengan tenang. Mendengar itu, Ryujin perlahan mengangkat kepalanya.

Ryujin menatap Jaehyun dengan wajah penuh bersalah. Pagi-pagi sekali ia sudah mengacaukan dapur, membuat Jaehyun marah, dan hampir membakar apartemennya.

"Aku hanya mencoba menjadi istri yang pantas untukmu"

Ryujin menyampirkan rambutnya di belakang telinga sambil celingukan. Pandangannya berkeliling melihat kondisi dapurnya yang kacau.

"Aku..aku..aku benar-benar minta maaf soal semua ini--"

"Aku tidak pernah bilang menjadi istriku itu harus memasak sepagi ini" potong Jaehyun membuat Ryujin terbungkam.

"Disaat kita mengucap janji di depan para saksi, tidak ada kata-kata bahwa seorang istri harus memasak untuk suaminya" tambah Jaehyun lagi.

Ryujin menatap Jaehyun lekat. Yang dikatakan Jaehyun benar.

"Tapi di dalam janjiku, aku diwajibkan untuk menjaga istriku"

Jaehyun mengambil sisa sampah yang berserakan di dekat kaki Ryujin. Lalu membuangnya ke kotak sampah. Menyimpan pisau dan benda-benda tajam membahayakan.

"Melindunginya dari hal-hal membahayakan seperti ini" tunjuk Jaehyun pada pisau ditangannya, lalu menyimpannya kembali di tempat semula.

"Ya sudah, kau kembali saja ke depan. Biar aku yang mengurus sisanya" suruh Jaehyun.

Jaehyun berbalik badan. Ia membereskan alat masak lain yang begitu berantakan, ia juga membersihkan meja dapurnya dengan telaten.

Tiba-tiba Jaehyun merasakan sebuah tangan melingkar di pinggangnya. Ryujin, memeluknya.

Come, Stay, or LeaveWhere stories live. Discover now