Bloody Pearl Pt.5

16.3K 2.4K 3.6K
                                    

"I-ni kan?!"

Jisung mengurut kening, ia mulai ragu soal eksistensi organ berlabel otak yang dimiliki si manis.

"INI 'KAN NYONYA T-REX EDISI SUPER LANGKA!!!" pekik Chenle kelewat bahagia. Sang pemilik rumah bahkan mundur beberapa langkah saking terkejutnya.

"Kau ini apa-apaan?!" Jisung naik tensi. Ia tengah serius namun rekan manisnya itu malah sibuk mengurus mainan!

Si manis tidak merespon, ia tetap asyik memelototi benda impiannya tersebut. Miniatur dinosaurus pink didepannya benar-benar menggoda. Demi Tuhan, sudah berpuluh bungkus camilan ia beli, namun tetap saja si nyonya tak muncul-muncul. Padahal si tuan T-rex butuh pasangan. Kasihan, jomblo katanya.

Tuh kan, Chenle memang seharusnya belum lulus dari bangku taman kanak-kanak.

"Berdiri!" pemuda jangkung itu tak tahan lagi. Ia sudah tak peduli soal sang rekan yang akan merajuk akibat jewerannya.

"Awh... telingaku bisa putus!"

Jisung berang. Ia tengah bersikap profesional disini, namun Chenle justru mengacaukan segalanya. Kan bahaya kalau dirinya sampai dituduh menculik seorang bocah kelebihan nutrisi.

"Kita tengah bekerja, jangan alihkan perhatianmu pada hal yang tidak perlu! Sungguh, Park Chenle! Aku bisa mati muda karena semua tingkah konyolmu!" geramnya.

Alih-alih takut, Chenle justru dengan polosnya menyegir kuda. "Kau ini tidak tahu soal perjuangan, ya?"

"Perjuangan apa?"

"Mencari nyonya T-rex itu sama seperti mencari photocard bias yang kemungkinan mendapatnya hanya 0,4 persen! Wajar kalau aku kelewat excited tahu!"

Jisung makin menguatkan tarikannya. "Lalu apa hubungannya? Kau pikir aku peduli, hah?!"

"Aduh... aduh." Si manis meringis sakit. "kau harus peduli, karena ini aku."

"Memangnya kau siapa?" tantang Jisung. Siapa tahu pemuda manis itu tiba-tiba teringat sesuatu.

"Aku? Chenle lah, memang siapa lagi?"

"Biar ku putus sekalian telingamu." si jangkung berucap datar. Memang yang berkata ia bukan Chenle siapa, sih?

"Tidaaaak..." iba si manis, mendramatisir keadaan seolah ia sungguh akan mati. "kalau telingaku hilang satu nanti tidak tampan lagi!"

"Ku hilangkan dua saja kalau begitu." Balas Jisung enteng. Ia berniat meraih telinga Chenle yang sebelah lagi, namun---

"Akh!" ia langsung mengaduh saat pemuda manis tersebut menyambar jemarinya lalu menggigitnya kuat.

Inilah alasan Jisung tidak pernah mau melakukan 'itu' secara oral. Gigi taring Chenle sangat berbahaya untuk  adiknya.

"Awh... gigimu tajam sekali." Pemuda Park tersebut mengibas-ngibaskan tangannya setelah gigitan maut tadi terlepas. "kau itu lumba-lumba atau piranha sih sebenarnya?" sewotnya kemudian.

"Aku bukan ikan!" balas si manis tak kalah sewot. "aku sepupu tuan T-rex! Rawr!" ucapnya lagi seraya berpose sangar macam beruang yang siap menerkam.

Niatnya mengaum seram, namun jatuhnya malah lucu. Jisung 'kan jadi gemas untuk menyesap pipi gembilnya hingga kempis tak bersisa.

"Hah..." Helaan napas lelah akhirnya berhembus juga. "diam atau ku mutilasi tuan T-rex kesayanganmu itu."

Chenle dibuat melongo. "Tidak boleh! Tuan T-rex tidak boleh mati sebelum bertemu nyonya T-rex!"

Tuk

Chasing Antagonist | ChenJiWhere stories live. Discover now