Under The Veil Pt.2

18.7K 2.1K 2.9K
                                    

"Ssst... Meimei." Haechan menyikut rusuk sang adik.

Bukan waktunya untuk marah maupun tergelitik. "Aku mengerti isi pikiranmu." Tembak Chenle.

Perutnya serasa diaduk, dada berdebar tak nyaman pun menjadi pelengkap. Ia tidak sempat berpikir bahwa Park Chanyeol memiliki kemungkinan untuk terhubung dengan si wanita gorila.

Sial! Jerapah dan gorila seharusnya tidak boleh berteman! Inner pemuda manis itu frustasi.

Harusnya gorila hanya berteman dengan kingkong wakanda sejenis Lucas.

Chenle mengubah sorot matanya, memandangi sang kakak angkat dengan seksama. "Beruang laut sepertimu tidak berteman dengan gorila, kan?"

"Yang benar saja!" Haechan berseru sengit walau agak menahan nada. "beruang laut ini lebih suka dengan siluman lumba-lumba tidak tahu diri sepertimu." Cercanya kemudian.

Chenle melotot. "Harap ingat posisimu!"

Haechan balas mendelik. "Harap ingat  aku sudah dibebastugaskan sejak beberapa tahun yang lalu!"

Pilihan Chenle untuk menguras saldo ATM si pemuda Lee memang benar adanya. Jika mulut tidak sanggup membantah, maka barang belanjaan lah yang akan berbicara.

Kembali soal alasan mereka berdua berdebat.

Jadi, foto kecil yang sedari tadi ia pandangi memuat sosok Park Chanyeol yang tengah tersenyum sembari mengangkat senapan. Namun, bukan itu masalahnya. Seorang wanita yang berdiri tepat dibelakangnya lah yang Chenle khawatirkan. 

Mari berterima kasih pada otak pintarnya yang telah melupakan nama si wanita. Chenle hanya bisa mengingat rupa cantik dan posturnya yang tinggi semampai. Jangan lupakan bibir merah menyala yang juga menjadi ciri khasnya.

"Kuharap mereka tidak benar-benar saling terhubung." Imbuh si manis lagi, Haechan mengaminkan.

"Kalian membahas apa?" Renjun berbisik. Ia baru saja lepas dari jeratan pelukan super erat milik Na Jaemin.

"Tentang kami yang berteman dengan cacing besar Alaska sepertimu." Lanjut Haechan sembari menunjuk si pemuda Huang.

"Kau tahu saja kalau cacingku ukuran jumbo." Renjun menyengir mesum.

Haechan memicing sarkas lalu berucap penuh nada cemooh. "Menurut teoriku, tubuhmu kecil maka cacingmu pasti berukuran kecil juga."

"Kau?!"

Tercium bau-bau pertengkaran, lebih baik Chenle segera menghindar. Ia sedang tak selera beralih profesi menjadi wasit.

"Eum... Jisung?" pemuda manis itu memanggil ragu. Sang rekan terlihat begitu serius memeriksa kotak yang tadi Chanyeol tunjukkan.

Tak ada jawaban. 

Chenle memilih diam, duduk bersila sembari memperhatikan punggung lebar si pemuda Park.

Omong-omong jangan khawatir soal bokongnya, ia sudah meminum paracetamol kualitas terbaik. Walau belum hilang sepenuhnya, setidaknya tidak sesakit tadi pagi.

Koper pembawa petaka tersebut sudah ia bumi hanguskan. 

Cukup lama si manis setia dengan posisi memandangi punggung Jisung. Kaos navy blue yang pemuda Park itu kenakan mencetak jelas gunungan otot dibaliknya. Tanpa sadar membuat Chenle ikut meraba pundak sendiri, setelahnya ia mendesah kecewa saat tak menemukan otot serupa disana.

Ternyata dia gagah juga ya. 

"Chenle?"

Ugh... aku baru sadar kalau suaranya juga sexy.

Chasing Antagonist | ChenJiWhere stories live. Discover now