Under The Veil Pt.5

16.9K 2.2K 2.9K
                                    

"Eh!"

Prang!

Chenle berjengit saat kakinya tak sengaja menyenggol sebuah meja kecil. Proyektor mini diatasnya pun jatuh begitu saja, retak sana-sini akibat berciuman dengan kerasnya lantai.

Lantunan lagu berbahasa Jepang serta sosok si wanita gorila yang diketahui bernama Sooyoung itu pun lenyap.

"Astaga, kupikir bertemu wujudnya sungguhan." Pemuda manis itu lega.

"Jadi?"

Tubuh Chenle terpaku, namanya sempat disebut, yang artinya bisa dipastikan kalau Jisung tengah menaruh curiga.

"Ini kali kedua namamu terseret, beri aku penjelasan yang konkret atau segala tuduhan akan benar-benar mengarah padamu."

Bagus, jika si grammy tak bersedia memberi award, maka Jisung akan meminta sendiri pada sang kakak. Mark's award terdengar cukup menjanjikan.

"Kalau aku menjelaskannya, kau yakin mau percaya?"

"Tentu saja, aku tidak tahu sudah berapa kali mengatakan ini. Tapi, aku selalu percaya padamu."

"Kenapa? Maksudku, kita baru saling mengenal, mungkin kau baru mengerti sisi luarku saja."

Jisung berhenti memandangnya. Pemuda jangkung itu berjalan melewatinya kemudian duduk disalah satu tumpukan buku yang sudah lumayan usang. "Karena aku melihatmu bukan hanya dengan mata."

"Kau juga melihatku dengan mata batin, ya?!" Sekarang Chenle tahu kenapa rekan tiangnya itu sering kali tahu isi pikirannya.

"Ya, energiku benar-benar terkuras karena berinteraksi dengan makhluk astral sepertimu."

"Karena aku banyak makan enak hari ini, maka aku akan memaafkanmu." Ucap si manis dalam raut wajah tak bersahabat.

"Duduk disana." Jisung menunjuk lantai tepat dihadapannya.

"Tidak mau! Kenapa aku harus duduk dibawah?!"

"Karena posisimu memang seharusnya selalu dibawahku."

"Cih!" Chenle mendecih, ingin sekalian meludah tapi jijik. "dasar maniak jabatan!"

"Cepatlah duduk, aku mau menginterogasimu." Pemuda jangkung itu masih berusaha sabar.

"Aku. Tidak. Mau. Disana!" Jika Chenle duduk di lantai, ia akan terlihat macam babu yang menyembah si pemuda Park.

Jisung mendadak diam.

Tenang, ia tidak dalam keadaan menuju marah kok. Delusinya hanya tengah bekerja soal sesuatu.

Pemuda jangkung itu menilik ujung jari kakinya dengan seksama. "Hey, jilat ujung jariku."

Chenle syok. "Kau gila, ya?!"

"Tidak, aku punya rencana sempurna."

Rencananya; Chenle terlebih dulu menjilat ujung jarinya, kemudian merangkak naik menuju selangkangannya lalu hap! menghisap---

"Plop!"

Suara cukup nyaring timbul akibat si manis yang baru saja mengeluarkan sebatang lolipop yang sejak tadi ia kulum. "Lolipopmu memang yang terbaik." Pujinya kemudian.

Jisung tertawa canggung, "Kau benar, terutama yang sudah mengeras."

"Tapi, aku lebih suka yang sudah hancur berkeping-keping." Chenle menyahut dengan intonasi biasa.

Bersadarkan hal tersebut, bisa dipastikan bahwa keduanya tengah membahas 'benda' yang berbeda.

"Ah... sayang sekali, mulutmu bisa kehilangan sensasi penuh karena mengulumnya."

Chasing Antagonist | ChenJiWhere stories live. Discover now