Ageless Toxic Pt.3

18K 2.8K 2.7K
                                    

"Dasar bodoh! Hiks... Park Jisung bodoh!" Chenle menangis sejadi-jadinya, persetan dengan image macho-nya. Memaki pemuda tampan itu adalah prioritasnya saat ini.

"Sudahlah, apa sih yang kau tangiskan? Aku baik-baik saja."

"Hiks... bukan kau yang kutangisi!" sewotnya garang, gemas sekali rasanya untuk meninju batang hidung si pemuda Park yang seolah menantangnya itu. "aku hampir mati jantungan, sialan!"

Oh, jadi begini sebabnya. Mari ulang adegan beberapa puluh menit yang lalu.

~

"Park Jisung!"

"Aw!" sang empunya nama meringis, tubuhnya yang jatuh tapi harganya dirinya yang hancur.

Memalukan. Jisung benar-benar malu. Bagaimana bisa ia jatuh dengan tidak elitnya hanya karena tersandung akar pohon? Didepan Chenle pula.

"Dasar bodoh!" mulut si manis memaki namun air matanya berderai. Ia pikir sesuatu yang buruk terjadi dua kali. Mayat didepan mata, rekan jatuh pingsan, kurang mengenaskan apalagi?

"Hehe... maaf." Jisung terkekeh tanpa dosa.

"Kau bodoh!"

Makian nyaring itu memicu beberapa langkah lain berdatangan.

"Ada apa ini?" itu Taeyong. Keringat sudah memenuhi wajah paniknya. Ia segera berlari ketika mendengar teriakan pertama sang murid gadungan. "Ji-- Andy-ssi kau tidak apa-apa? Chenla-ssi kenapa?"

"Kami tidak apa-apa," Jisung menyahut. "tapi adikku menemukan sesuatu didepan sana." Dagu tajamnya menunjuk tempat dibelakang sang rekan yang tengah khidmat menangis itu.

Taeyong mengikuti arah yang pemuda Park itu tujukan, alangkah terkejutnya ia saat mengenali siapa gerangan gadis tak bernyawa tersebut. "Shi-shin Ryujin."

"Apa yang terjadi?" sang kepala sekolah menembus kerumunan, ia sudah di parkiran ketika ribut-ribut terdengar dari arah taman. Matanya membeliak ketika mendapati salah satu muridnya kembali menjadi korban. "astaga, Leeteuk-ssi cepat panggil polisi!"

Pria yang dipanggil Leeteuk itu mengangguk lalu merogoh saku celananya, mengeluarkan ponsel untuk menghubungi nomor darurat kepolisian. "Mereka segera kemari." ucapnya begitu panggilan terputus.

"Heechul-ssi, Ten-ssi tolong arahkan anak-anak untuk segera menjauh dan pulang." Instruksinya pada dua pria disebelahnya. Keduanya mengangguk.

"SEMUANYA BUBAR!" teriakan melengking dari pria berkebangsaan Thailand itu membuat keadaan hening seketika. Bisik-bisik para siswa mendadak hilang.

"Pulang sekarang atau ku kurung kalian disini untuk jadi korban berikutnya!" Itu Kim Heechul--guru matematika-- yang sebenarnya tidak killer namun selalu serius soal perkataannya.

Dan yah... dia benar-benar akan mengurung siapa saja yang masih betah untuk menonton.

"Dalam hitungan ketiga, siapa yang masih disini akan ku kurung di gudang!" teriaknya lagi, para murid mulai panik. Dengan tergesa mereka mulai berlarian ke arah gerbang.

Aku duluan!

Cepat, bodoh!

Aaaarghh... ponselku jatuh!

Tinggalkan saja, kita beli yang baru nanti.

Sepatuku copot sebelah!

Sekalian buang saja sebelahnya!

Chasing Antagonist | ChenJiWhere stories live. Discover now