Bloody Pearl Pt.7

16.3K 2.3K 3.6K
                                    

"Bokkie, berhenti!"

Ckiittt

Rem mendadak membuat barang muatan jatuh terjungkal. Tali rapia ternyata tidak kuat untuk menahan beban seberat itu.

"Awh!" ringisan terdengar. Ternyata si beban merupakan seonggok manusia.

Felix menilik pemandangan dibelakang lewat kaca mobil, ia kemudian terkikik geli saat menemukan tubuh Lucas yang menungging di aspal.

Kesimpulannya begini; yang diikat dibelakang bukan Daehwi melainkan Lucas. Katanya tubuh pemuda Wong tersebut terlalu besar untuk berbagi tempat duduk dengan Felix. Lucas memang salah karena memberi tumpangan pada dua makhluk tak tahu diri ini.

"Bokkie, ayo cepat turun!" seruan Daehwi kembali menggaung.

"Sudah kukatakan, jangan menyebutku begitu!" 

"Apa salahnya? Namamu 'kan memang Yongbok, Bokkie itu panggilan sayangnya."

Air muka yang lebih tua semakin keruh, ingin membantah tapi sang adik benar. "Ya... ya, ya. Kali ini kau menang, Tteokkie."

Daehwi mengernyit, dalam namanya tidak ada unsur kata barusan.

Melihat sang adik yang bingung, Felix kembali bersuara. "Aku Bokkie kau Tteokkie, kita berdua Tteokbokkie! Yeay!"

Plak

Daehwi menampar wajah sang kakak.

"Tidak lucu!" semburnya kemudian.

"Aduh! Aduh!" Felix memekik dramatis. Namun Daehwi memilih tidak peduli.

Mereka sudah biasa adu kekuatan saling pukul. Bahkan jika salah satunya jatuh ke jurang pun, yang satunya lagi tidak akan khawatir.

Tentu tidak perlu khawatir karena yang tertinggal akan ikut terjun ke jurang tersebut.

"Mereka polisi." Yang lebih muda berucap lagi. Daehwi meminta Felix---yang menyetir---untuk menghentikan mobil saat netranya menangkap siluet dua pria yang tergeletak di pinggir jalan.

"Dia masih hidup." Yang lebih tua menimpali. Ia baru saja memeriksa denyut nadi di leher salah seorang pria.

Jangan salah, keduanya memang suka bertingkah aneh dan usil. Namun mereka juga bisa serius loh, sekarang ini contohnya.

"Park Jungsoo, Shindong Hee." Felix mengeja nama yang tertera pada masing-masing badge pria didepannya. "sepertinya mereka pingsan."

"Cepat bangunkan." Daehwi bertitah.

"Coba tampar bolak-balik." Lanjutnya lagi.

Plak

Plak

"Begini?"

"Lebih keras."

Plak

Bugh

Bugh

"Itu namanya meninju, bodoh!"

Felix berdecih. "Jangan hanya melihat, bantu aku!"

"Kudengar orang pingsan bisa bangun kalau putingnya dicubit." Lucas menyela, ia ikut berjongkok disisi kembar Lee tersebut. Acara ' mari meringisi wajah tampannya yang berciuman dengan aspal' sudah tamat.

"Serius?" Daehwi menanggapi. Ia baru tahu soal fakta tersebut.

Pemuda paling tinggi diantara mereka itu pun mengangguk. "Katanya disana merupakan titik saraf-saraf berkumpul."

Chasing Antagonist | ChenJiUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum