Let's Start

67K 5.6K 7.1K
                                    

Brakk...

"Zhong Chenle! Aku tahu kau ada didalam!"

Brakk...

"Cepat buka pintu sialan ini!"

Brakk...

"Baiklah, kau yang minta ini."

Brakk...

Dengan sekali tendangan kuat, pintu tak berdosa itu didobrak paksa . Kedua engselnya bahkan terlepas berserakan.

"Cepat cari dia!"

Seluruh anak buah yang dibawa orang itu berpencar ke setiap sudut ruangan. Mengobrak-abrik setiap celah serta tempat-tempat yang kiranya dapat digunakan untuk bersembunyi. Mencari di kolong tempat tidur, kedalam lemari bahkan tangki penyimpanan air tak luput mereka bongkar. Namun hasilnya tetap nihil.

"Nona, dia tidak ada disini," lapor salah seorang anak buah berbadan tegap lengkap dengan setelan jas dan kacamata hitamnya. "tapi kami menemukan ini." lanjutnya seraya menyodorkan sebuah dompet kulit bermotif lumba-lumba.

Dompet tersebut berisi beberapa lembar uang tunai lengkap dengan kartu identitas, pasport dan sejumlah kartu kredit.

Bodoh, kau mau jadi gelandangan atau bagaimana? batin orang yang tadi disebut nona.

"Tsk! Sepertinya dia sudah tahu kita akan datang kemari," mencak si nona tadi. "cari saksi dan petunjuk kemana dia pergi. Aku tidak akan membiarkan anak nakal itu kabur lagi!" titahnya penuh amarah.

"Siap laksanakan, nona"

Kau melupakan barang penting, sayang. Hanya menunggu waktu hingga kau datang menangis padaku, batinnya yakin dengan seringai licik dibibir merah terangnya.











.
.
.

Chasing Antagonist
.
.
.










Seorang pemuda berwajah manis, imut, tampan, rupawan luar biasa tengah berjalan sendirian ditengah gelapnya malam. Sebut saja namanya Zhong Chenle. Sedetik ia akan merengut gemas, setelahnya datar, detik berikutnya mengomel lucu.

Tungkai mungilnya terus menyusuri jalan tanpa tujuan, tersesat dan tak tau arah jalan pulang. Batinnya sedari tadi sudah sibuk bernyanyi butiran debu dari penyanyi hits negeri seberang yang 'katanya' memiliki penduduk paling bar-bar dan halu.

Sementara itu tangan kanannya sibuk mengeratkan jaket berbulu yang berhasil ditembus dinginnya malam. Sedang tangan kirinya sibuk menarik sebuah koper berukuran besar. Chenle bisa saja menelpon seseorang untuk meminta bantuan. Tapi jika melakukannya, ia akan berhasil dilacak dan tertangkap.

'Kan tidak lucu. Sudah susah-susah lari malah kembali pulang ke pelukan orang gila dengan senang hati.

Oh, ia lupa satu hal. Ponselnya juga ikut tertinggal. Mau pakai telepon umum? Uangnya tak ada.

Zhong Chenle secara resmi menjadi miskin. Selamat.

Pemuda Zhong itu akhirnya memilih untuk mengistirahatkan bokong semok-nya di sebuah halte bis. Hanya untuk beristirahat, bukan menunggu bus yang akan singgah. Memangnya ada bus yang masih beroperasi pada jam dua belas malam tepat seperti ini?

Tentu saja ada.

Bus hantu namanya. Siapa tau ia bisa ikut naik bus itu lalu menuju dunia lain. Kalau boleh beruntung, pergi menengok orang-orang yang mati karena tertabrak mobil dari sinema azab.

Chasing Antagonist | ChenJiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang