KEVANO - 19

35.2K 8.5K 1.7K
                                    

Keyla membalikkan badan setelah mendengar permintaan adiknya yang bisa dibilang aneh. Matanya menatap Keysha menelisik.

“Lo ngidam?” tanyanya tanpa bisa mengontrol mulutnya sendiri. Kelakuan Keysha pagi ini terasa sangat aneh menurut Keyla. Semua hal yang biasanya tidak disukai Keysha malah diinginkannya pagi ini.

Keysha salah tingkah saat mendengar pertanyaan Keyla yang menjurus ke arah tuduhan. Dia menjadi gugup sendiri. Tidak menyangka kakaknya akan berbicara seperti itu.

“Ya, nggak lah. Mulut gue rasanya pahit habis muntah. Gue pengen makan yang asem-asem sekarang,” kilah Keysha.

Keyla mengucapkan syukur dalam hati. Jangan sampai Keysha sudah ngidam di saat Keyla saja belum menikah. Bisa-bisa mamanya makin mendesak Keyla untuk segera menikah agar tidak dilangkahi Keysha. Padahal Keyla juga tidak masalah andai Keysha benar-benar menikah mendahuluinya.

“Sejak kapan lo suka yang asam-asam? Dari dulu kan lo paling gak suka sama apapun yang rasanya asam,” cecar Keyla lagi. Pasalnya Keysha memang sedari kecil tidak terlalu suka makan makanan yang rasanya asam. Saat mereka dulu mengambil mangga tetangga pun Keysha hanya berani memakan mangga yang sudah masak saja. Dia akan langsung membuangnya saat tidak sengaja memakan mangga yang belum masak sepenuhnya dan terasa asam di lidah.

Keysha termenung mendengar pertanyaan Keyla. Dia setuju dengan ucapan Keyla karena dia memang tidak pernah suka makan makanan yang rasanya asam. Dia juga heran dengan dirinya sendiri yang banyak berubah akhir-akhir ini.

“Woy! Kok lo malah melamun, sih?” tegur Keyla.

Keysha gelagapan setelah terciduk sedang melamun. Matanya bergerak-gerak mencari alasan yang pas untuk dia berikan pada kakaknya.

“G-gue... Gue tadi lihat youtube terus ada yang makan manisan mangga jadi gue kepengen,” jawab Keysha beralasan.

Andai Keyla sadar, keringat Keysha mulai mengucur di pelipis perempuan itu sekarang.

Keyla manggut-manggut percaya. “Ya udah, gue beliin habis ini.”

Sepeninggal Keyla, Keysha kembali termenung. Memikirkan dirinya sendiri dan alasan dari perubahannya akhir-akhir ini. Pertanyaan kakaknya tadi mengingatkannya jika dia memang sudah telat datang bulan semenjak sebulan yang lalu. Keysha tidak terlalu memikirkannya karena dia pikir itu hanya karena dia terlalu kecapekan.

Sekarang Keysha hanya bisa berharap semoga dugaan-dugaan yang muncul di otaknya tidak menjadi kenyataan.

🌻🌻🌻

Mata Keyla melotot kesal saat melihat seseorang yang sangat tidak dia harapkan kedatangannya lagi-lagi muncul di depan apartemennya saat dirinya membuka pintu.

Minggu kemarin laki-laki itu berhasil mengacaukan hari minggu Keyla, sekarang laki-laki itu berniat melakukannya lagi? Tidak akan Keyla biarkan. Sekarang Keyla bisa merasakan perasaan Squidward saat terus-terusan diganggu Spongebob dan Patrick di hari liburnya.

“Ngapain lo di sini?” Keyla bersedekap dada dengan menatap Vano tajam. Ya, laki-laki titisan Spongebob itu adalah Vano. Memang dia yang sangat cocok mendapat julukan pengacau.

Vano tersenyum cengengesan seperti biasa. “Gue nunggu jam 8.”

Kening Keyla berkerut tidak mengerti. “Jam 8?”

Vano mengangguk. “Kurang 5 menit lagi jam 8,” jawabnya setelah melirik jam tangannya.

“Emang mau ngapain lo nunggu jam 8?” Mau tidak mau, Keyla ikut penasaran. Jangan-jangan Vano kupret itu akan melakukan ritual di jam 8. Apalagi kata Fajar dulu nenek Vano dukun. Pasti neneknya itu mentransfer ilmunya pada cucunya juga.

“Mau mencet bel apartemen lo. Gue takutnya kepagian kalau datang sebelum jam 8, jadi gue nunggu jam 8 dulu baru mencet bel lo,” jawab Vano santai.

Keyla ternganga mendengar alasan Vano. Jalan pikiran laki-laki itu memang berbeda dari jalan pikiran manusia normal pada umumnya. Entah ibunya dulu ngidam apa. Keyla hanya bisa berharap semoga Vano tidak muncul di hadapannya saat dia hamil. Bisa-bisa anaknya mirip Vano jika Keyla lupa mengucapkan 'amit-amit jabang baby'.

“Lo pikir gue bakal bukain pintu kalaupun lo datang jam 8?”

Vano mengangkat bahunya tidak tahu. “Seenggaknya gue gak ditolak terlalu pagi kalau lo berniat nolak kedatangan gue.”

“Kalau udah tahu gue bakal nolak lo, kenapa lo masih ke sini?”

“Kata orang, usaha gak akan menghianati hasil. Jadi, gue tetap berusaha biar gue dapetin hasil yang memuaskan.” Vano tersenyum lembut.

Keyla terdiam kaku di posisinya. Jawaban Vano berhasil menyentuh hatinya. Vano di saat mode waras seperti ini malah lebih meresahkan dari pada Vano di saat mode gila seperti biasanya.

Keyla merasa geli dengan dirinya sendiri. Bisa-bisanya hatinya berdebar-debar hanya karena mendengar ucapan receh seperti itu. Bisa saja Vano meniru kata-kata yang ada di quotes. Tidak seharusnya tubuh Keyla memberikan reaksi berlebihan.

“Key... Kok malah bengong?”

Suara lembut Vano membuat perasaan Keyla semakin tidak karuan. Entah ada apa dengan dirinya pagi ini. Tidak hanya Keysha, Keyla pun ikut bertingkah aneh sekarang.

“G-gue... Mending lo pergi deh! Gue juga mau keluar.” Keyla melewati Vano begitu saja.

Vano ikut berbalik badan. Dia menyusul Keyla yang melangkah dengan cepat menuju lift.

Tanpa bisa Keyla cegah, Vano sudah ikut masuk ke dalam lift bersamanya.

“Lo mau kemana, Key?” tanya Vano dengan menatap Keyla walaupun Keyla membuang muka. Dia sangat menghindari bertatapan dengan Vano.

“Bukan urusan lo!”

“Gue bisa anterin lo.”

“Gak perlu. Gue bisa sendiri.”

“Jalanan hari ini macet. Lo mau kejebak berjam-jam di dalam mobil?” Punggung Vano bersandar pada lift. Tangannya dia masukkan ke dalam saku celana membuatnya berkali-kali lipat terlihat keren.

Vano berusaha sedikit lebih tenang menghadapi Keyla agar Keyla nyaman dengan kehadirannya. Sebisa mungkin Vano tidak mengeluarkan sikap agresifnya. Bukankah perempuan sekarang menyukai laki-laki yang terkesan dingin dan cuek? Walaupun Vano juga tidak yakin dirinya cocok dengan sikap seperti itu.

Keyla terdiam, malas menanggapi ucapan Vano.

“Gini deh, kalau lo mau gue anterin, gue janji habis nganterin lo gue langsung pulang. Gue gak akan ganggu lo lagi habis itu. Tapi, itu cuma berlaku buat hari ini aja. Besok gue bakal nyamperin lo lagi.”

Keyla mendengus, tapi penawaran Vano terdengar cukup menarik. Keyla hanya perlu membeli pesanan Keysha secepat mungkin lalu dia akan terbebas dari makhluk kupret yang mengintilinya.

“Gimana?”

Keyla mengangguk. “Oke.”

Vano tersenyum senang mendengarnya. Kesempatan ini tidak akan dia sia-siakan. Dia akan mencoba menyerobot masuk ke dalam hati Keyla dan akan berkuasa di sana selamanya.

Setidaknya persetujuan Keyla kali ini memberikan semangat untuk Vano agar berjuang lebih keras lagi. Dia tidak akan menyerah seperti saat dulu dia mengejar Keysha. Kali ini dia akan berusaha mendapatkan apa yang dia inginkan.

“Emang lo mau kemana, Key?” tanya Vano berusaha mengajak Keyla mengobrol karena Keyla hanya diam saja sedari tadi.

“Beli manisan mangga,” jawab Keyla tanpa menoleh. Matanya tetap menatap lurus ke depan, ke pintu lift yang masih tertutup.

“Lo suka manisan mangga? Kalau suka, gue bisa bawain buat lo.”

“Bukan gue yang pengen, tapi Keysha.”

Vano manggut-manggut. “Jangan langsung dikasihin manisannya. Tunggu nanti siang aja. Bisa sakit perut kalau dimakan pagi-pagi.”

Keyla menoleh dengan menatap Vano kesal. “Dasar kadal!”

🌻🌻🌻

KEVANO [TERBIT]Where stories live. Discover now