KEVANO - 1

83.8K 13.4K 4K
                                    

Kilasan tentang pertemuannya dengan Keyla di pesta pernikahan Fajar dan Senja terus berseliweran di otak Vano. Perubahan yang terjadi pada Keyla setelah 10 tahun mereka tidak bertemu bisa dibilang cukup banyak. Keyla dewasa terlihat lebih cantik walaupun masih tetap galak. Tubuhnya pun terbentuk dengan indah.

Diam-diam Vano tersenyum tipis saat teringat pertemuan mereka yang jauh dari kata manis. Setelah Vano mengutarakan ajakannya pada Keyla untuk menikah, Keyla langsung mengumpatinya. Keyla bilang Vano gila lalu dengan tasnya dia menampol wajah Vano dengan cukup keras. Tidak cukup sampai disitu, Keyla juga menyempatkan memberi salam pada sepatu Vano dengan high heels lancipnya sebelum pergi meninggalkan Vano.

Keributan yang terjadi cukup menyita perhatian sampai membuat geng Black Eagle menghampiri Vano. Namun, saat tahu Vano mendapat masalah karena ulahnya sendiri mereka malah menertawakan Vano alih-alih membantu Vano yang sedang berjongkok meratapi jari-jari kakinya yang berdenyut-denyut setelah berjumpa dengan high heels Keyla setelah sekian lama.

Vano memandang jari kakinya miris. Sekarang sudah 5 hari sejak pertemuannya kembali dengan Keyla, tapi luka yang diciptakan Keyla belum juga hilang.

Bekas injakan high heels Keyla masih terlihat. Jika di hari pertama warnanya masih merah, sekarang luka itu sudah gosong. Untung saja hanya jari telunjuk dan jari tengah kaki sebelah kanannya saja. Andai Keyla memberi luka di tubuhnya yang terlihat jelas pasti akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dari subscribers-nya tentang luka yang ada di tubuh laki-laki favorit mereka.

Vano cukup percaya diri dengan sebutan itu karena memang begitulah The Vans --nama fans Vano-memuja dirinya. Mereka mengatakan jika Vano adalah laki-laki favorit mereka. Itu terdengar hoax menurut teman-teman Vano, tapi memang begitulah kenyataannya. Banyak yang mengidolakan Vano karena sifat humorisnya. Wajahnya yang lebih tampan semenjak sering diendors klinik kecantikan pun membuat pesonanya semakin bertambah berkali-kali lipat.

Setelah pertemuan mereka di acara pesta pernikahan Fajar dan Senja, Vano sudah tidak pernah bertemu dengan Keyla lagi. Yang Vano dengar dari teman-temannya, Keyla sudah tidak tinggal di rumahnya yang dulu. Dia sekarang tinggal di apartemen.
Kontak Keyla pun Vano tidak punya karena perempuan itu mengganti nomornya sekitar 3 tahun yang lalu. Keyla juga kuliah di luar kota yang membuat teman-temannya sudah tidak pernah bertemu dengannya lagi sekitar 10 tahunan ini. Mungkin yang masih sering bertemu Keyla hanya Senja dan gengnya saja.

Vano menghisap rokok yang terapit di sela jarinya. Memikirkan Keyla cukup membuat kepalanya yang berotak kecil menjadi pusing.

Vano baru menyadari perasaannya pada Keyla saat Keyla pergi jauh darinya. Awalnya dia menggoda Keyla bukan karena dia benar-benar suka, tapi karena ingin mengakrabkan diri saja dengan calon kakak ipar. Namun, setelah Keyla pergi Vano baru menyadari kalau dia memang benar-benar menyukai Keyla. Bukan hanya karena ingin mendekati adiknya saja.

Selama 10 tahun ini tidak banyak usaha yang Vano lakukan untuk mendapatkan Keyla karena dia memang sedang fokus pada karirnya. Dia hanya mengikuti Keyla di instagram saja meskipun Keyla tidak mengikutinya balik. DM yang Vano kirimkan dan komentar-komentar Vano di postingan Keyla pun tidak ada yang dibalas oleh perempuan itu.

Keyla termasuk orang yang tertutup karena dia jarang memposting foto atau membuat story di instagram. Mungkin dia memposting foto hanya sekali dalam setahun. Itu pun hanya saat lebaran saja.

Saat mereka menjadi teman sekelas dulu memang Keyla lebih suka memposting sesuatu di WA story dari pada di instagram. Sangat berbeda dengan Vinka yang setiap melakukan kegiatan apapun selalu diposting di instagram.

Ardian muncul setelah tidak mendapati Vano di kamar. Orang yang sedang dicarinya itu malah duduk sendirian di balkon dengan ditemani sebatang rokok yang masih menyala.

"Ngapain lo disini, Van?" tanya Ardian dengan dahi mengernyit. Pasalnya Vano termasuk orang yang tidak suka suasana sepi seperti ini. Itu juga yang membuatnya meminta Ardian dan Davian tinggal bersamanya di rumah yang baru dia beli satu tahun yang lalu ini.

"Gue lagi mikir," jawab Vano dengan tampang seriusnya.

"Kayak punya otak aja lo!" ejek Ardian membuat Vano langsung meliriknya tajam.

Ardian cengengesan. Jarinya membentuk tanda peace yang menandakan jika dia meminta berdamai. Kalau saja tidak mengingat tanggal gajiannya sebentar lagi, pasti Ardian lebih memilih adu mulut dengan Vano dari pada mengalah.

Vano memutar bola matanya jengah. Dia mendekatkan kembali rokoknya ke bibir lalu menghisapnya. Kepulan asap terlihat keluar dari mulut dan hidungnya.

Ardian ikut mendudukkan dirinya di kursi sebelah Vano. Dia mengambil sebatang rokok juga lalu menyalakannya. Mereka berlomba menciptakan asap dengan berbagai bentuk.

"Lo lagi mikirin apaan, sih?" Ardian menelisik wajah Vano yang memang tidak semenyebalkan biasanya. Ardian bisa melihat tulisan "Manusia Banyak Masalah" di kening Vano.

Vano menoleh. "Keyla makin cantik, ya?" Bukannya menjawab pertanyaan Ardian, dia malah balik bertanya.

Ardian mengangguk setuju. "Bukan cuma Keyla, tapi Fifi juga makin cantik. Mereka berdua bikin pangling. Cuma wajah Senja sama Vinka aja yang bikin bosen."

Bagaimana tidak bosan jika kedua perempuan itu setiap hari menunjukkan wajahnya di depan Ardian.

Senja setiap hari menghampiri Fajar di basecamp atau di bengkel yang membuat Ardian selalu bertemu dengannya. Sedangkan Vinka, dia setiap hari menunjukkan wajahnya di social media. Alasan itulah yang membuat Ardian bosan melihat wajah kedua perempuan itu.

"Lo punya kontak Keyla, gak?" tanya Vano yang dijawab gelengan kepala oleh Ardian.

"Lo kan tahu sendiri si Keyla langsung keluar dari grup setelah dia milih kuliah di luar kota. Habis itu nomornya udah gak bisa dihubungi lagi. Emang sombong tuh cewek! Gak ingat apa siapa yang ada dibalik kesuksesannya sekarang," gerutu Ardian menumpahkan kekesalannya. Sebagai mantan ketua kelas dia tersinggung karena rakyatnya keluar dari grup tanpa meminta izinnya terlebih dahulu.

"Emang siapa yang ada dibalik kesuksesannya? Kita?"

"Ya keluarganya lah. Emang apa yang kita perbuat buat kesuksesannya Keyla? Kita aja dulu suka maksa minta jawaban ke dia waktu ujian," sahut Ardian santai tanpa merasa berdosa sama sekali.

Vano memandangnya jengah. Keinginan untuk mencium tangan Ardian dengan puntung rokoknya yang masih menyala semakin besar.

"Kalau lo tanya kontaknya Keyla, harusnya lo tanya Senja!"

Saran Ardian membuat bibir Vano tersenyum lebar seolah mendapat jawaban dari masalahnya. Dia langsung mengeluarkan ponselnya dari dalam saku lalu mencari kontak Senja.

"Halo, Ja!" sapa Vano saat panggilan sudah tersambung.

"Maaf, nomor yang Anda tuju sedang berbulan madu."

"Gimana operatornya tahu kalau mereka lagi bulan madu?" gumam Vano tidak mengerti. Otak udangnya mulai kembali.

"Jangan ganggu! Gue lagi bulan madu." Bukan Senja yang mengangkat teleponnya, melainkan Fajar.

Vano mendengus. "Kasihin ke Senja bentar dong, Jar!"

"Gak bisa! Kita lagi sibuk."

Vano berdecak kesal. "Ya udah deh besok aja. Gue pesen debay cewek ya, Jar. Siapa tahu gue bisa jadi menantu lo."

"Amit-amit! Bisa ngerusak keturunan kalau lo nyempil di silsilah keluarga gue."

🌻🌻🌻

KEVANO [TERBIT]Where stories live. Discover now