Prolog

237K 20.5K 8.5K
                                    

Seorang laki-laki berpenampilan rapi dengan setelan jas mahal dan sepatu branded keluar dari mobil mewah. Ditangannya sudah ada kamera yang siap menyuting dirinya sendiri. Dengan ditemani seorang kameramen, dia mulai memasuki hotel.

“Hai, guys! Kembali lagi sama gue Revano, Replika Valentino Rossi.” Vano memulai opening youtube-nya. Dia berbicara di depan kamera dengan gayanya yang kocak. Dia menggunakan salah satu kelebihannya itu untuk menarik subscribers. Dengan gayanya yang kocak membuat orang-orang tertarik menonton videonya di youtube dengan tujuan untuk menghibur diri.

Vano sangat menyarankan orang yang mempunyai banyak beban hidup untuk menonton videonya. Meskipun tidak memberi solusi, tapi mampu membuat orang melupakan masalahnya. Termasuk melupakan hutang-hutangnya.

“Gue sekarang lagi ada di nikahannya sahabat gue. Oh ya, gue mau ngucapin selamat dulu buat kepala suku gue Fajar sama pawangnya, si Senja. Selamat bereproduksi semoga menghasilkan bibit-bibit unggul.” Vano kembali berbicara di depan kamera yang sedang dia bawa. Sedangkan, sang kameramen yang tidak lain adalah Ardian sedang menyuting dekorasi dan tamu-tamu yang mulai berdatangan.

Setelah selesai membuat opening, Vano menghampiri sahabat-sahabatnya dengan disyuting oleh Ardian.

Youtuber kebanggaan kita akhirnya datang juga,” sapa Gerald dengan menjabat tangan Vano. Vano menyalami semua anggota Black Eagle senior yang sedang berkumpul.

“Kebanggaan emaknya kali,” sahut Ardian.

Vano melotot menatapnya. “Heh! Kameramen gak boleh protes! Gue potong nanti gaji lo,” ancam Vano membuat Ardian mendengus.

“Lo cuma dateng sama Ardian, Van?” tanya Gerald.

“Iya lah. Kemana-mana kan gue emang cuma sama dia,” jawab Vano kesal. Pertanyaan Gerald terdengar seperti ledekan. Sudah tahu Vano jomblo, masih saja bertanya ke arah hal yang menjurus ke pasangan.

Gerald terkekeh. “Bukannya lo lagi digosipin sama Kiana?”

Vano berdecak kesal. “Lo kayak gak tahu media aja. Gue buat konten sama ini digosipin sama ini, besoknya gue buat konten sama yang lain digosipin juga.”

“Bukannya lo seneng dijodoh-jodohin netizen sama Kiana? Subscribers Kiana kan sekarang subscribe youtube lo juga. Viewers lo juga naik semenjak digosipin deket sama Kiana.” Ardian ikut nimbrung setelah mematikan kameranya.

Vano mengangguk dengan tersenyum. “Itu namanya strategi marketing. Pura-pura deket biar orang-orang baper terus nonton youtube kita. Gue sama Kiana juga sama-sama untung.”

Gerald menggeplak kepala Vano yang berkilau karena pomade. “Tapi, itu buat netizen berpikiran kalau lo playboy. Kemarin deket sama Sherina, sekarang deket sama Kiana. Makin gak ada yang mau sama lo nanti.”

“Namanya juga kebutuhan konten, Ge. Meskipun gue buat konten sewajarnya juga netizen tetep aja jodoh-jodohin gue. Nanti kalau gue gak beneran jadian sama dia terus ganti buat konten sama yang lain, netizen juga pasti bakal marah-marah sama gue padahal mereka juga yang jodoh-jodohin gue sama dia. Andai gue dikasih pilihan, gue juga gak suka dijodoh-jodohin gitu. Kesannya pacar gue banyak padahal satu aja gak punya. ”

Gerald mengedikkan bahu. Antara tidak peduli atau tidak mengerti dengan dunia Vano.

Pembicaraan mereka terhenti saat Fajar dan Senja memasuki ballroom dengan bergandengan tangan. Senyum bahagia tercetak di wajah keduanya.

Fajar terlihat tampan dengan tuxedo-nya dan Senja terlihat sangat cantik dengan gaun panjangnya yang membuatnya terlihat seperti seorang princess. Mereka berjalan menuju tempat yang sudah disediakan.

KEVANO [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang