KEVANO - 20

37.6K 9.1K 2.4K
                                    

Keyla ternganga saat melihat motor di depannya. Dia kira Vano tadi membawa mobil, tapi ternyata laki-laki itu membawa motornya yang sejak SMA sampai sekarang belum di-upgrade ke yang baru. Padahal Vano sudah kaya. Seharusnya motornya juga lebih bagus dari yang dulu.

"Lo bawa motor?"

Vano yang sedang memakai helmnya langsung menoleh. "Iya lah. Kalau gue bawa mobil sama aja dong, sama sama kejebak macet nanti. Kalau gue bawa motor seenggaknya kita bisa lolos dari kemacetan dengan cepat," jelasnya.

Keyla manggut-manggut setuju. Dia juga tidak keberatan naik apa saja, tapi yang jadi masalahnya sekarang adalah pakaiannya. Keyla sedang memakai rok di atas lutut sekarang. Bisa-bisa roknya berkibar saat Vano memboncengnya. Apalagi bisa diketahui kalau anak Black Eagle suka menge-prank malaikat Izrail. Mereka selalu mengendarai motor dengan kecepatan tinggi seakan-akan nyawa mereka tidak hanya satu.

"Tapi, gue pakai rok."

Vano tersenyum melihat raut wajah Keyla yang menggemaskan di matanya. Padahal Keyla sedang cemberut sekarang.

Tanpa Keyla duga, Vano melepas jaketnya dan melingkarkan jaket itu di pinggang Keyla.

"Sekarang udah aman." Vano tersenyum dengan menatap Keyla lembut.

Keyla salah tingkah ditatap seperti itu. Bukankah di depannya sekarang masih cowok menggelikan yang selalu memanggil dirinya sendiri dengan sebutan 'dedek', kenapa bisa se-gentleman ini?

"Ayo!"

Mata Keyla mengerjap-ngerjap setelah tersadar dari lamunannya. Dia segera naik ke atas motor seperti instruksi Vano. Walaupun sedikit susah karena jok motor Vano tinggi, tapi akhirnya Keyla berhasil juga nangkring di sana.

"Pegangan, Key!" perintah Vano dengan menoleh sedikit ke belakang.

Keyla menurut. Dia meletakkan tangannya di atas bahu Vano. Apa yang dilakukannya itu lebih terlihat seperti menyentuh dari pada berpegangan.

"Pegangan yang bener, Key! Tenang aja gue gak najis kok. Gue udah mandi besar tadi sebelum ke sini."

Wajah Keyla memerah. Tangannya reflek memukul punggung Vano. Bisa-bisanya Vano membicarakan mandi besar di depannya.

Vano tertawa terbahak-bahak. Dia puas menjahili Keyla. Dia bisa melihat wajah Keyla yang memerah dari spionnya.

"Udah buruan jalanin motor lo! Sengaja banget, sih, ngulur waktu," gerutu Keyla.

Vano mengangguk. Tanpa aba-aba dia mengegas motornya secara tiba-tiba, membuat Keyla hampir terjengkang.

"Lo mau buat gue jatuh?" semprot Keyla kesal

Vano menggumam. "Gue mau buat lo jatuh cinta sama gue."

"Bukan gitu maksudnya, Bego! Lo hampir aja buat gue kejengkang."

"Makanya pegangan, Key! Tuhan gak ngasih kita garansi nyawa."

Keyla mendengus sebal. Tangannya beralih ke pinggang Vano dan memegangnya erat dengan terpaksa. Tau begini lebih baik dia tadi membawa mobil dari pada membuang-buang waktu hanya untuk berdebat dengan Vano.

Vano tersenyum melihat tangan Keyla berpegangan pada pinggangnya. Dengan kurang ajarnya dia memegang tangan Keyla dan mengelusnya lembut sampai membuat Keyla berjingkat terkejut.

"Lo jangan kurang ajar, ya!"

"Gue cuma pengen ngerasain gimana rasanya nyentuh bidadari."

Pipi Keyla lagi-lagi memanas. Dia menunduk menyembunyikan wajahnya di balik punggung Vano agar Vano tidak tahu jika pipi Keyla memerah karena ulahnya.

KEVANO [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang