KEVANO - 31

33.9K 8.2K 3.8K
                                    

Vano memarkirkan motornya di lahan kosong yang beralih fungsi menjadi parkiran motor anak Black Eagle. Di sebelahnya, Gerald dan yang lainnya ikut menyusul memarkirkan motornya di sebelah motor Vano.

Keysha segera turun dari motor setelah motor Vano berhenti dan terparkir dengan rapi. Dia mencoba melepaskan kaitan helmnya yang sedikit susah.

Di depannya, Vano sedang menyugar rambutnya setelah helmnya lepas dari kepalanya.  Sembari merapikan rambutnya, matanya melirik Keyla yang masih duduk di jok belakang motor Gerald dan sedang berusaha melepas helmnya.

Vano tersenyum bahagia. Walaupun dia tidak bisa membonceng Keyla, tapi melihat Keyla memakai helm pemberiannya saja sudah membuat Vano senang.

Andai Vano tahu, Keyla memakai helm darinya bukan karena dia suka dengan pemberiannya, tapi karena memang helm itu saja yang Keyla punya. Keyla tidak punya helm lagi jadi mau tidak mau dia akan memakai helm yang Vano belikan setiap memakai motor.

“Butuh bantuan, Key?” tanya Vano menawarkan.

Mendengar pertanyaan Vano, Keyla langsung mendongak menatap Vano. Begitupun Keysha yang ikut menatap Vano.

“Boleh, Kak,” jawab Keysha lagi mendahului Keyla.

Vano langsung menoleh padanya. Dia merutuki dirinya sendiri karena lagi-lagi pertanyaannya tidak jelas ditujukan untuk siapa. Kedua perempuan di depannya sama-sama ‘Key’. Sepertinya Vano harus merubah panggilannya pada salah satu perempuan itu.

Vano berjalan mendekati Keysha. Walaupun tawarannya tadi dia tujukan untuk Keyla, tapi karena kebodohannya sekarang dia harus membantu Keysha melepaskan kaitan helmnya. Tidak masalah juga, sih, karena Keysha memang membutuhkan bantuannya.

Vano meraih kaitan helm Keysha lalu melepaskannya dengan mudah.

Keysha memandangi wajah Vano dari dekat dengan tersenyum kagum. Sekarang dia baru sadar kalau Vano memang tampan walau kadang masih tengil. Keysha jadi menyesal sudah mengabaikan pesan Vano dulu. Namun, itu juga bukan atas keinginannya sendiri karena sebenarnya kakaknya lah yang melarang Keysha merespon pesan-pesan Vano. Kata Keyla, Vano laki-laki yang tidak cukup waras untuk dijadikan pacar atau bahkan lebih dari itu.

“Makasih, Kak,” ucap Keysha setelah Vano berhasil melepaskan helmnya.

Vano mengangguk dan balas tersenyum.

Interaksi keduanya terpantau mata tajam Keyla. Dia merasa kesal tanpa alasan jelas.

“Mau dibantuin juga, Key?” tawar Vano beralih menatap Keyla.

“Gak usah!” Keyla melepaskan helmnya dengan kasar lalu melangkah menyusul yang lain.

Vano menghela nafas lalu ikut melangkah beriringan dengan Keysha yang sedang berceloteh menceritakan keantusiasannya berbagi kepada orang yang membutuhkan.

Keysha ikut merasa bahagia saat melihat senyum di wajah orang-orang itu. Kebahagiaannya melebihi saat dia membelanjakan uangnya untuk membeli barang-barang pribadi.

Para anak Black Eagle dan Black Angels menghampiri orang-orang yang sedang beraktivitas di pinggir jalan. Para orang-orang itu terlihat sedang mencari barang bekas yang bisa dijual lagi. Ada juga pengamen dan peminta-minta yang sedang beristirahat di pinggir jalan.

Anak-anak Black Eagle bertugas mengangkat kardus sembako dan kardus baju bekas, sedangkan anak-anak Black Angels bertugas membagikannya pada orang-orang yang berada di sana. Mereka juga membagikan uang yang disambut antusias oleh orang-orang di sana. Orang-orang itu berebutan dan saling dorong agar mendapat bagian. Ardian dan Davian mencoba menertibkan mereka walau sulit.

KEVANO [TERBIT]Where stories live. Discover now