•°Friendzone;34°•

46 2 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•
•°Friendzone © Kelompok 5°•
•°Part 34 By: DinaDmy__°•
•°Selasa, 29 Desember 2020°•



💜Happy Reading💜

Arya, menghela nafasnya kasar. Pikirannya sangat kacau sangat ini, hatinya masih tersakiti atas penghianatan yang dilakukan oleh Starla. Ia pikir selama ini Starla hanya mencintainya, namun ternyata tidak.

"Kenapa harus Jevan sih, La! Kenapa?!" ujarnya bermonolog sendiri.

Bugh!

Amarahnya memuncak, ia capek, capek sekali, rasanya tak ada lagi yang harus ia pertahankan bersama Starla. selama ini apa cuma ia yang mencintai Starla?

Tangannya mengepal, ia harus menjauh dari Jevan dan juga Starla karena jika tidak emosi Arya akan memuncak dan tak terkontrol. Meskipun Arya disakit oleh Starla tapi tak ada sedikitpun niatnya untuk menyakiti gadis itu secar verbal maupun non verbal. Dari lubuk hati Arya yang paling dalam lelaki itu masih sangat mencintai Starla.

*****

Jevan termenung di bilik kamarnya, semuanya semakin ruyam. Ini memang salahnya, tapi setiap perasaan tidak bisa untuk dicegah. Cinta memang terkadang salah berlabuh, saat ini hanya akan ada 2 pilihan bertahan atau meninggalkan.

"Bego! gue bego banget!" monolognya.

Tanpa dirinya sadari, Jevan memberi harapan pada 2 wanita sekaligus, yaitu Starla dan Lara. Entah siapa yang akan tersakiti, yang jelas Jevan sudah benar-benar salah kali ini, ia mengakuinya.

Tok tok tok

"Jev,"

Suara ibu Jevan  terdengar selepas ketukan pintu.

"Iya mah, sebentar." laki-laki itu bangkit dari duduknya menuju kenop pintu.

"Ada apa, Mah?" tanyanya pada sang Mamah

"Itu, ada teman kamu," ujar wanita paruh baya itu.

"Siapa? Lara? Atau Darrel?" tanya Jevan penasaran, pasalnya hari ini Lara sedang ada ekskul disekolah sedangkan Darrel ia bilang hari ini akan pergi bersama gebetan barunya, kalau Arya... Pasti tidak mungkin mengingat kemarahan Arya sedang memuncak.

"Mamah enggak tau tapi dia perempuan dan bukan Lara, udah mending kamu temuin Sana!"

Jevan bergegas turun kebawah untuk menemui seseorang yang dimaksud mamahnya tadi.

Perlahan-lahan Jevan sampai diruang tamu, disana terlihat perempuan yang tak asing baginya bahkan takkan pernah menjadi asing.

"Starla,"

Starla yang tadinya tidak menyadari kehadiran Jevan kini melirik kearahnya. Terlihat banyak sekali pertanyaan dari sorot mata Jevan, tapi laki-laki itu masih terus berdiam.

"Ada apa, La?" tanya Jevan

"Gue mau ngomong," ujar Starla

"Yaudah ngomong lah."

"Enggak disini." Jari jemari Starla tiba-tiba bergetar, "tapi ditaman," lanjutnya.

*******

Sudah 15 menit Lara terdiam di tepi jalan dekat sekolahnya, perempuan itu masih terus berharap ada angkutan umum yang lewat didepannya, tapi rasanya nihil karena sekarang jam sudah menunjukkan pukul 5 sore.

Jalan ibu kota memang tak pernah terlihat sepi sepertinya, selalu saja ada suara dan lalu lalang pengendara dari berbagai penjuru. Mata Lara menyalang melihat sang pengendara motor yang berhenti didepannya, sosok sangat ia kenal bahkan tak asing untuknya.

"Lo belum pulang?" tanya Arya

Entah, bagaimana ceritanya Arya berada didepannya saat ini. Bingung harus bahagia atau bahkan bersedih karena pasalnya Arya masih menyandang status sebagai kekasih Starla meskipun hubungan mereka sedang tidak baik-baik saja tetapi ia tak mau disebut orang ketiga karena memanfaatkan Arya ditengah pertengkaran antara Arya dan Starla terjadi.

"Belum," jawabnya singkat

"Mau pulang bareng gue?" tawar Arya

"Engga, gue nanti dijemput Jevan," ucap Lara berbohong.

Mendengar nama Jevan rahang Arya mengeras, lagi-lagi lelaki itu pikirnya.

"Oh, yaudah gue pamit." Arya pergi dengan motornya yang sudah semakin menjauh, Lara tau kondisi Arya sedang tidak baik-baik saja, namun ia tak bisa melakukan apapun untuk sekedar menemani pun Lara tidak bisa, entah apa penyebabnya.

"Maafin gue, Ya," gumamnya lirih

Lara memutuskan untuk menunggu angkutan umum, akhirnya setelah seperkian jam ia menunggu ada taxi yang lewat didepannya.

****
Di taman.

Saat ini Jevan dan Starla sedang berada ditaman, sebenarnya Jevan menolak karena takut akan disangka macam-macam oleh Arya, tapi mendengar ucapan Starla yang sepertinya ingin mengatakan sesuatu Jevan mengiyakan.

"Ada apa?" tanya Jevan to the point

"Emmm, Jev... "

"Iya, kenapa, La? Katanya Lo mau ngomong yaudah ngomong," ujar Jevan

Starla terdiam, ia tiba-tiba saja bungkam ketika sudah menatap mata Jevan intens semua yang sudah ia persiapkan hilang begitu saja.

Jevan dan Starla menatap pasang kekasih yang berlalu lalang, taman ini adalah tempat dimana banyak orang yang berpacaran. Starla tak melupakan bahwa tempat ini adalah saksi bisu hubungannya dengan Arya. Ah, jika mengingat Arya gadis itu termenung, entah pada siapa saat ini hatinya berlabuh, Starla masih menyayangi Arya tapi ia juga menyukai Jevan.

"Lo mau ngomong apa sih?" celetuk Jevan

"Eem--anu... Itu," ucap Lara gugup

"Apa? katanya mau ngomong sampai sini diam aja."

Diam.

Starla masih diam.

"Udah hampir setengah jam kita disini dan lo masih juga diam, yaudah gue pulang aja." Jevan bangkit dari duduknya dan berniat beranjak pergi.

"Tunggu..." ucap Starla sambil menahan tangan Jevan, "Gue juga suka sama lo, Jev, kemarin lo bilang lo suka kan sama gue?"

Jevan terdiam membisu, begitupun dengan Starla semuanya refleks ia ucapkan.

•••

TBC💜

TBC💜

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.
05;Friendzone✔Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum