•°Friendzone;28°•

50 3 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Friendzone © Kelompok 5°•

•°Part 28 By: DinaDmy__°•

•°Selasa, 22 Desember 2020°•

💜Happy Reading💜

Arya mengacak-acak rambutnya prustasi, ucapan Lara benar-benar mengusik pikirannya.

"Udah, ayo pulang! aku laper," gumam Starla sambil menggandeng Arya.

Arya diam tak merespon ucapan Starla, ia hanya menjawab dengan gesture tubuhnya saja.

Mereka pergi meninggalkan sekolah, untuk menuju restoran. Kecanggungan mulai terasa, sejak tadi Arya diam begitupun Pengan Starla.

Sesampainya di restoran mereka memilih duduk di outdoor atas permintaan Arya, tak lama kemudian waiters datang menghampiri mereka.

"Ar?"

"Hm?"

"Maaf," ucap Starla

"Buat apa?"

"Kamu berantem sama temen-temen kamu gara-gara aku kan Ar?" gumamnya

"Engga sayang, udah biarin, kamu gak usah mikirin ya," ujar Arya meyakinkan kekasihnya.

"Ini mba, mas, silahkan dinikmati," ucap waiters yang baru saja datang, Waiters itu pun menaruh makanan yang sudah dipesan oleh Arya dan Starla dimeja mereka berdua.

"Terimakasih, Mba."

Selepas kepergian Waiters, keduanya menyantap makanan.

"Aku emang manja, ya?"

Muncul deh overthinkingnya

"Aku enggak peduli, mau kamu manja atau apapun, yang terpenting kamu itu wanita paling berharga buat aku." Arya tersenyum menatap Starla.

Diam-diam Starla mengulum senyumnya, Arya selalu berhasil membuatnya menjadi sebahagia ini.

Mungkin, untuk sebagian orang, sikap Arya ini salah. Karena selalu mengutamakan Starla dan rela bertengkar dengan sahabatnya hanya karena membela Starla, tapi percayalah Arya hanya tak mau gadisnya disakiti, ia hanya ingin menjaga. Apakah salah?

Terimakasih, Arya, batin Starla.

"Kamu mau sampai kapan senyum-senyum gitu?" goda Arya

"E--a--nu, udah ah yuk pulang," ujar Starla gugup

Arya mengacak-acak Rambut Starla gemas,  "Yuk."

Arya berniat langsung mengantar Starla pulang.

"Peluk dong," ujar Arya  menggoda saat mereka sudah naik diatas motor.

"Apaansi, udah cepet!"

"Yaudah, jangan salahin aku kalo kamu jatuh," ujar Arya jahil

Tak menunggu lama Arya melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata, yang membuat Starla repleks memeluknya.

"ARYAAAA! KAMU GILA YA?! AKU GAK MAU MATI KONYOL!" teriak Starla.

Arya tersenyum senang, keduanya sama-sama bahagia hari ini menikmati jalan raya Jakarta yang dipenuhi lalu lalang kendaraan.

*

"Lo ngapain si La nyamperin Arya," tanya Jevan pada Lara.

Selepas mengungkapkan kekesalannya pada Arya, Lara kembali ke rumah Jevan untuk melihat kondisi pria itu.

"Gue cuma gak habis pikir aja, Jev. Bisa-bisanya dia mukul lo yang notabenenya adalah sahabat dia cuma buat bela pacarnya," dumel Lara.

Jika dipikir-pikir benar juga apa kata Lara, secinta itu Arya ke Starla? Sudahlah, cinta memang taakan pernah bisa pake logika.

"Namanya juga orang lagi jatuh cinta, La.  Lo gak bakal bisa mikir pake logika, harus pake hati hahaha," ujar Jevan tertawa.

"Kayak lo punya hati aja," celetuk Starla

"Kan hati gue di lo," goda Jevan

Kurang ajar Jevan

Jantung lara berdegup kencang, hatinya berdesir

"Gak boleh! Pokoknya gue gak boleh baper!" batin Lara.

"Apaansi, ambil P3k sono, biar gue obatin luka lo. Soalnya jelek banget muka lo kalo bonyok gitu," celetuk lara

"Sebentar." Jevan memasuki rumahnya mencari kotak p3k yang diminta Lara.

Tak lama kemudian laki-laki itu membawa kotak berisikan peralatan untuk mengobati lukanya.

"Nih"

Tangan Lara mulai mencari-cari kapas dan Betadine yang diperlukannya, lalu mulai telaten mengobati luka Jevan.

"Aduhhh aduhhh! Sakit banget La," ringis Jevan

"Udah anjir! Sakit banget awsss,"

Lara tak menggubris ringisan Jevan, " Lo baru diobatin gini aja udah kayak mau dipotong!"

"Sakit banget gila," protes Jevan

Lara merapihkan obat yang ia pakai ke kotak milik Jevan.

"Jev, gue pulang dulu ya," pamit Starla, karena tujuannya kesini hanya untuk mengobati luka Jevan dan sekarang tugasnya sudah selesai.

"Gue anterin ya?" tawar Jevan

"Gausah, gue bisa naek ojol,"

"Ini udah malem, Lara." Jevan tidak menerima penolakan ia tetap akan mengantarkan Lara karena tidak mau hal tidak diinginkan terjadi pada Lara apalagi jika itu disebabkan oleh dirinya.

Keduanya pergi dari pekarangan rumah Jevan, menuju rumah Lara yang letaknya tak terlalu jauh.

Setelah 15 menit menempuh perjalanan akhirnya mereka sampai didepan rumah mewah milik Lara.

"Makasih Jev," ujar Lara sambil mencopot helm nya.

"Iyoii,"

"Lo jangan berantem lagi Jev! Awas lo kasihan gak ada yang ngobatin. Lo kan jomblo hahaha," ledek Lara

"Kan ada lo, bisa lah gue jadiin pembantu buat jadi tukang obatin luka," celetuk Jevan

Lara mendelik, "Heh! Enak aja! Ogah!"

Jevan tertawa, lalu memasang helm nya yang sempat ia copot tadi, " Gue pamit ya, pembantu, byeee,"

"Dih, udah Sono,"

Motor Jevan sudah tak terlihat Lara memutuskan untuk segera masuk kedalam rumahnya.

Gadis itu berniat untuk menonton Drakor favorit yang sudah ia tunggu-tunggu episode kelanjutannya. .

•••

TBC💜

TBC💜

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
05;Friendzone✔Where stories live. Discover now