•°Friendzone ; 08°•

94 8 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Friendzone © Kelompok 5°•

•°Part 08 By: DinaDmy__°•

•°Kamis, 26 November 2020°•

💜Happy Reading💜

"Serius bangat si," celetuk Lara pelan, Jevan belum menyadari keberadaannya dan masih fokus memperhatikan Starla dan Arya

"Woiiii!" Lara meninggikan suaranya tepat ditelinga Jevan.

Jevan memasang wajah terkejut, " Astagaaaa! Sakit telinga gue," cetuk Jevan sambil mengusap telinganya yang sedikit pengang.

"Abisnya lo dari tadi serius bangat liat orang pacaran," tandas Lara malas.

Jevan tak merespon omongan Lara.

"Jangan-jangan lo suka sama dia, Jev?" pertanyaan Lara membuat Jevan melirik kearahnya, mereka saling beradu tatap.

"Enggak, kalo dipikir-pikir pacaran enak juga ya, Ra? Bisa manja, bisa disayang-sayang," celetuk Jevan yang membuat Lara menyemburkan tawanya renyah.

Jadi itu?
Jevan itu ... pengen di sayang-sayang?

"Hahaha mangkanya lo pacaran dong, biar bisa tau rasanya itu kegimana."

"Belum ada yang bisa menuhin kriteria jadi pacar gue," Jevan membalas cepat.

"Emang type lo gimana? Biar gue cariin hahaha," tanya Lara sambil meledek

"Wah bener nih?" ucap Jevan dengan wajah sumringah, "Ya minimal kayak Kendal jener atau Ariana grande, kayak Jisso Blackpink juga gapapa," lanjutnya .

"Lo jomblo aja seumur hidup, Jev, gak usah punya pacar!"  tandas Lara sengit.

Jevan tertawa, "Bercanda." Tangannya mengacak-acak rambut Lara gemas.

"Jev! Rambut gue berantakan monyet," cetus Lara emosi.

"Hahahaha, pulang yuk Ra, bosen dari tadi disini. Lo gak bosen apa?"

"Bosen apa cemburu?" goda Lara, lagi.

"Bodo amat! Ayo pulang gue anter," ajak Jevan.

Keduanya pun menuju parkiran, lalu setelah itu Jevan berhasil mengeluarkan motor dari area parkir motor dan melaju kencang meninggalkan sekolah.

**

Jevan, Arya dan Darrel sedang berada di kaffe menunggu kedatangan Lara yang berjanji akan mentraktir mereka sembari ngopi.

Sudah 15 menit mereka menunggu kedatangan Lara tapi tak kunjung datang. Sementara disisi lain, Arya tengah gerogi dan gelisah, ini pertama kalinya Arya dan Lara akan dipertemukan dalam satu situasi setelah 2 tahun saling menjadi asing.

Pernah ada sebuah perasaan yang sama-sama tercipta pada dua hati tapi tak bisa menyatu, lalu kini saat mereka saling berusaha menemukan cinta yang baru mereka kembali dipertemukan.

Takdir itu aneh, ya.

"Muka lo kayak mau ditagih utang, Ar," celetuk Darrel santai.

"Apa si emang kenapa muka gue?" ujar Arya berusaha seolah-olah tak terjadi apa-apa.

"Santai aja Ar," ujar Jevan sambil menyeruput jus mangga miliknya. Kali ini, ia absen tidak meminum kopi dulu.

"Haiii guyss!" Suara itu membuat ketiganya mengalihkan perhatian ke arah depan, yang tak lain dan tak bukan lagi adalah Lara, manusia yang sejak tadi ditunggu-tunggu oleh mereka bertiga.

"Gue kira lo gak akan datang," cibir Darrel.

"Pasti nungguin gue kan ya kan pasti." Tanpa berdosa, Lara menyempil duduk di tengah-tengah mereka setelah tadi melemparkan canda.

Arya diam-diam tersenyum, masih sama ternyata, pikirnya.

"Setelah 2 tahun gak nyangka gue bisa ketemu lo semua," kata Lara dramatis.

"Nah, gue kira juga lo gak bakal balik, Ra, soalnya kan disana enak." Jevan menimpali.

"Enak gak enak si hahaha, kayak gimana ya kalau kata orang tuh gini 'Hujan batu dinegri sendiri, hujan Air dinegri orang lebih baik dinegri sendiri' gue lebih nyaman disini si," ucap Lara sambil memakan stik buah yang di pesankan oleh Darrel.

"Asik bangat nih gue tinggal cuma 2 tahun kalian udah pada kayak orang asing,."

"Yang asing menurut lo kita atau lo sama Arya, heh?" goda Jevan.

"Apaaansi! Kita semuanya kan sahabat. Yakali cuman Arya yang gue bahas, apa bat deh.'

Semuanya berbincang hangat, kecuali Arya yang sejak tadi diam, dia hanya berbicara ketika ditanya saja.

Tak terasa waktu semakin cepat berlalu mereka memutuskan untuk pulang

"Yaampun gue baru inget sekarang kita ada janji Rel sama pak Bambang buat bicarain Olimpiade tahun ini," ucap Jevan pada Darell dan juga pada Arya & Lara.

"Dadakan banget," cetus Arya.

"Iya Ar, byee kita pergi dulu," ucap Jevan lalu menarik Darrel pergi

Sebenarnya keduanya berbohong mereka hanya ingin Arya dan Lara berbicara agar keduanya tidak canggung

"Eheeem," Arya memecah kecanggungan diantara mereka berdua.

Lara masih diam tak mengeluarkan sedikit pun kata-kata, karena memang tidak ada.

"Kabar lo baik kan, Ra? " tanya Arya berusaha memecah ketiadakcanggungan keduanya.

"Baik," ucap Lara singkat. "Kayaknya ada yang udah bucin nih," lanjutnya seraya tertawa kaku.

Arya terdiam setelah sekian lama perasaan itu menghilang hari ini ada perasaan yang ingin disapa kembali, Arya seakan-akan lupa bahwa dia sudah menjadi milik Starla.

"Kayaknya juga bakal ada yang ngejauh dari gue," celetuk Arya yang menirukan kata-kata Lara "Lara, kita gak akan pernah tau hati esok," lanjutnya flat.

"Kayaknya udah saatnya gue mutusin tanpa nunggu hari esok," ujar Lara kini kembali meminum jusnya.

"Mau bagaimanapun ini takdir Ra, pertemuan gue, lo, Jevan sama Darrel itu takdir dan hari ini adalah takdir," ucap Arya.

Lara menghela nafasnya, " Pulang Ar, pulang sebagai mana mestinya, kembali ke tempat lo, jangan pernah kecewain orang yang cinta sama lo untuk kesekian kalinya," ujar Lara, ia bangkit dari duduknya lalu meninggalkan Arya sendiri, yang sedang termengu, menyesali perbuatannya tadi yang tidak sengaja malah membuat jarak yang kian melebar di antara keduanya.

•••

TBC💜

05;Friendzone✔Where stories live. Discover now