•°Friendzone ; 09°•

87 7 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Friendzone © Kelompok 5°•

•°Part 09 By: fanvaa°•

•°Sabtu, 28 November 2020°•

💜Happy Reading💜

"Kenapa lo?" Jevan bertanya heran, pasalnya pagi-pagi buta di hari libur ini, seorang Lara sudah nangkring di rumahnya. "Sia-sia harapan bangun siang gue, njir."

Lara merenggut. "Daripada di rumah gue sendirian, kan, Jev. Ohiya," ucapnya berjeda, gadis itu berdiri, mengambil sesuatu benda yang menarik perhatiannya sedari tadi,"Lo masih nyimpen ini?" tanyanya dengan bibir mencabik ke kanan karena geli.

Jevan mengkerut, lalu beringsut duduk dari posisi rebahannya. "Oh itu, lagian itu 'kan pemberian lo sebelum minggat ke LA. Yakali di buang," jawabnya enteng.

"Yee, gue gak minggat kali." Lara berbalik badan, sebuah bingkai foto kenang-kenangan yang ia beri itu masih di tangannya. "Kok gue rasa ini alay banget, ya, Jev. Berasa mau di tinggal induknya." tandasnya.

"Enggak juga, La. Aih, gue ngantuk oi!" Kelakarnya kembali berbaring, tiduran dengan posisi miring memeluk bantal guling. "Lo kalau makan bikin sendiri sono," ujarnya sebelum memejam mata.

Lara mendesis keki. "Dasar pemalas."

"Gue denger, La," gumam Jevan setengah sadar. Muka-muka sepet akibat tidurnya terganggu oleh Lara.

Menaruh bingkai yang berisi foto keduanya itu, Lara beranjak menuju dapur ingin membuat sarapan pagi. Tentu saja ia tetap membuatkan untuk Jevan, Lara tak enak hati jika sang tuan rumah tidak dikasihani.

Kaki yang terbalut sandal jepit rumahan itu melangkah, mengambil beberapa alat masak, dan mengambil beberapa bahan masakan untuk ia rubah menjadi makanan sedap.

"Awas aja kalau kosong ni kulkas," gumam Lara was-was.

Ternyata ada bahan.
Syukurlah.

Mencucikan kedua tangan, Lara mengambil pisau dan mengiris-iris kecil wortel segar yang ada di meja.

Dua puluh menit lamanya ia berkutat di dapur, akhirnya Lara sudah menyelesaikan. Ia kini sudah sibuk menyeduhkan kopi di mug kecil, untuk Jevan, agar pemuda itu tidak mengantuk lagi.

Sedangkan minuman untuknya, Lara membuat sebuah jus alpukat, buah kesukaan sejuta umat.

Decak tak percaya dari belakang, membuat Lara langsung menoleh. Dan sebuah pukulan ia layangkan untuk seseorang tersebut.

Darrel terkekeh senang. "Rajin bener calon isteri," celetuknya.

"Siapa calon isteri? Siapa?" semprot Lara dengan jengkel. Bagaimana tidak, Darrel tiba tadi langsung menyentuh bahu, membuat Lara was-was akan penjahat kelamin yang sedang berkeliaran.

"Yaela, La, gitu amat." Darrel mencicipi saus tomat buatan Lara, lalu menganggut-angutkan kepala. "Seger nih sausnya."

Selagi Darrel yang sibuk menyemili kentang yang di colek saus, Laaara kini berjalan menaiki tangga dengan pelan, ingin membangunkan Jevan agar bergegas untuk sarapan. Mengingat, setiap pagi, Jevan selalu melewati sarapan paginya.

05;Friendzone✔Onde histórias criam vida. Descubra agora