•°Friendzone;14°•

47 5 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Friendzone © Kelompok 5°•

•°Part 14 By: DinaDmy__°•

•°Selasa, 08 Desember 2020°•




💜Happy Reading💜

Setelah pertandingan basket tadi, Arya terus berada disamping Lara tanpa ingat sedikitpun akan sosok Starla yang notabenenya adalah kekasihnya.

"Eee--ungh, Aryaa! Ngapain lo?" tanya Lara sedikit terkejut, karena tiba-tiba ia berada di UKS berdua dengan Arya.

"Oh itu, lo tadi pingsan jadi gue bawa kesini," tutur Arya menjelaskan.

Damn! Kenapa harus Arya?

"Sekarang kan gue udah sadar, lo boleh pergi, makasih ya!"

Arya terdiam, laki-laki itu mengerti maksud dari Lara.

"Oke." Arya pergi melangkah meninggalkan Lara, ia memutuskan untuk pergi ke kantin karena sejak tadi lelaki itu belum sarapan.

Sorot matanya langsung teralih pada dua pasang bangku yang sedang bersenda gurau dibagian pojok. Sosok yang tak akan pernah menjadi asing baginya.

Langkah kakinya gontai menghampiri kedua pasang Manusia itu.

Jevan dan Starla, ada urusan apa mereka berdua sehingga bisa seakrab itu?

"Kalian, ngapain?" tanya Arya to the point.

Starla mengalihkan pandangannya menuju Arya, ada sorot kecewa namun tak bisa diungkapkan, "Jevan cuma nemenin aku, tadi kan kamu sibuk sama 'Sahabat' kamu," ujar Starla menekankan kalimat sahabat pada Arya.

"Maaf, tadi aku nunggu Lara di UKS, maaf ya, maaf udah cuekin kamu." Arya meraih tangan Starla sambil menatap wajahnya tanpa mempedulikan keberadaan Jevan.

"Iyah, aku maafin, tapi beliin coklat ya," pinta Starla dengan wajah menggemaskan.

Arya terkekeh, gemas dengan gadis satu ini laki-laki itu mengacak-acak rambut Starla "Siap tuan Putri!"

"Sialan gue jadi kacang," cibir Jevan karena jengah melihat ke-uwuwan  didepannya "Gue pamit, mau ketemu Lara dulu, ya. Bye." lanjutnya berpamitan kepada  Arya dan Starla.

"Iyoooi makasih Jev!" Kata Arya.

Jevan menyusuri lorong kelas  sambil memasukkan kedua tangannya pada saku celana. Semua pasang mata teralih padanya, paras tampan membuat Jevan selalu menjadi pusat perhatian.

sesampainya di UKS Jevan menyibak gorden ruangan yang Lara tempati.

"Anjir kaget!" Lara terkejut melihat kehadiran Jevan yang secara tiba-tiba tanpa permisi.

"Bisa pingsan juga manusia kayak lo,"  ejek Jevan.

"Bisa lah! Lo kira gue bukan manusia," cerca Lara sambil meraih teh manis yang berada di sebuah nakas sebelahnya.

"Cuma kena bola padahal, ayo gue anter pulang," ujar Jevan menatap Lara.

"Gue gak selemah itu kali Jev, nih kepala gue cuma pusing doang bentar lagi juga mendingan," ujar Lara, kepalanya masih pusing sekali terkena hantaman bola basket ternyata rasanya 2 kali lipat lebih sakit dari pada terkena bola biasa.

"Yaudah gue temenin,"

"Tadi Kenapa lo gak nolongin gue?! Kenapa harus Arya!" todong Lara kesal.

"Sama aja kali, daripada lo di biarin tergeletak di lapangan gak ada yang nolongin kan gak estetik hahaha," 

"Gak lucu! Sumpah ya gue kesel banget-banget!" ujar Lara.

"Udah jangan ngoceh mulu, tidur kepala Lo tuh masih sakit," tutur Jevan hangat.

****

Kedai es krim

Dua pasang remaja berpakaian sekolah sedang berada pada sebuah Kedai es krim dipinggir jalan.

Ya, Jevan dan Lara. Tadi sepulang sekolah Lara meminta ditemani untuk makan es krim, awalnya Jevan menolak dengan keras karena mengingat kepala Lara yang masih pusing tapi bukan Lara namanya jika tidak menyebalkan dan pemaksa.

"Enak banget Jev, lo gak mau?" tawar Lara pada Jevan yang masih fokus dengan game nya.

"Cepet abisin, Lo buang-buang waktu gue tau ga?!" cibir Jevan.

"Idih, sok sibuk amat Lo, harusnya  lo tuh berterima kasih sama gue, karena gue selalu ngeribetin lo biar lo gak kesepian," cerca Lara sambil memakan es krim rasa vanila kesukaannya.

"Aduhh! Kalah 'kan," gerutu Jevan pada handphone nya.

"Bagi dong Ra,"

Lara menatap Jevan dengan senyuman licik, tiba...

"Nihh." Lara menyolekkan es krim tepat dihidung Jevan.

Jevan terbelalak, "Dih iseng banget," ucapnya lalu menaruh ponselnya disaku celana agar ia bisa membalas perbuatan Lara "Gantian, gantian! Bodoamat gantian." Jevan berniat meraih es krim ditangan Lara.

"Gak mau, gak mau, pokoknya gak mau hahaha," ucap  Lara tertawa menahan es krimnya agar tak direbut Jevan.

Jevan mendorong tangan Lara yang masih memegang es krim menuju hidungnya "Ah,  kena juga kan," ucap Jevan tertawa puas ketika dendam nya sudah terbalas.

"JEVANNNN!" Teriak Lara.

Keduanya tertawa, lalu saling bergantian berbuat iseng.

Penjual es krim tertawa melihat tingkah dua remaja ini, ia jadi teringat masa mudanya dahulu.

"Duhh, jadi kangen istri," ujar penjual eskrim teresebut.

••••

TBC💜

TBC💜

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
05;Friendzone✔Where stories live. Discover now