29 || Camaraderie

208 52 187
                                    

【Happy reading】
🖤🖤
.
«‹«‹«‹«‹

"It is better to be hated for what you are than to be loved for what you are not." - Andre Gide.

Ziya berjalan ke kursi Tiara dan membungkuk hormat pada penumpang lain yang duduk di sampingnya. Ziya membisikkan sesuatu ke telinga ibu-ibu yang memakai topi pantai.

Aneh, bahkan di dalam kabin pesawat pun tetap di pakai. Plus pointnya, si ibu ini kelihatan sosialita, asik diajak kerja sama.

Setelah beberapa kali saling bisik, si ibu pun mau bertukar kursi, sehingga Ziya memiliki kesempatan untuk duduk di samping Tiara.

Merasa bangku di sebelahnya bergerak, Tiara mengangkat setengah penutup mata berdesain keropi yang ia kenakan. Sedikit tersentak saat menyadari teman penumpangnya berganti orang.

“Lo ngapain si njir?”

“Hehehe tukeran sit sama ibu tadi,” jawab Ziya cengengesan.

“Ya ngapain?”

“Ssstt…jangan berisik Ra, ntar ngeganggu penumpang lain.”

Tiara tidak merespon, ia derdecih, memiringkan tubuhnya membelakangi Ziya dan menutup kembali matanya dengan penutup mata.

Kursi Tiara itu berada sedikit kebelakang disamping windows. Setiap baris terdapat tiga kursi, tapi satu kursi di barisan Tiara itu kosong. Mungkin kursi itu sudah di pesan tapi pemesannya tidak jadi pergi.

 Mungkin kursi itu sudah di pesan tapi pemesannya tidak jadi pergi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Ra, denger lagu yok kek pas kita otw ke sini,” bisik Ziya.

“Gue gak mau terdakwa penyebab jatuhnya nih pesawat,” balas Tiara masih dengan posisi semula.

“Tapi kan di sandisk Ra.”

Tiara tertohok, benar juga, sandisk ataupun mp3 tidak membutuhkan wifi jadi aman jika digunakan selama penerbangan karena tidak menganggu sinyal antara pilot dan ATC (Air Traffic Controller).

“Mau nggak?” tanya Ziya lagi yang kini mengeluarkan sandisk clip jam hitam miliknya.

Tapi, bukannya jawaban iya atau tidak yang di terima Ziya melainkan suara dengkuran yang sengaja Tiara keluarkan. Ziya terkekeh, dirinya semakin semangat untuk memperbaiki hubungan mereka.

***

Setelah melalui penerbangan yang sangat lama mungkin sampai satu hari, akhirnya Ziya dan para relawan dari perusahaan Microbit Gemilang sampai di bandara Soekarno-Hatta, Jakarta.

Selagi transit, Ziya mengirimkan pesan pada ibunya, memberi kabar.

Ghaziya Ayra : Bun, aku udah di Jakarta. Sekarang lagi makan. Ntar aku pulang sendiri ya.

To Have Eaten A Monkey || Bright Vachirawit ✔️Where stories live. Discover now