37 || Aquiver

180 46 91
                                    

【Happy reading】
🖤🖤
.
«‹«‹«‹«‹

"Kadang harus dipahami, itu adalah ambisi atau rasa dengki."

Datasya Susilo, Dokter kandungan yang kini melangkahkan kakinya di atas pavements, menikmati semilir angin yang meniup rambutnya dengan kenangan romansa kemarin siang.

Mengetahui fakta pria yang dicintai sudah milik orang lain adalah hal yang menyesakkan. Dokter Tasya sudah menyukai dokter Ozhan sejak awal magang. Pria itu menolongnya saat ia kesulitan membawa banyak berkas rumah sakit.

Sorot teduh dan senyum tulus pria itu menjadi mimpi indah di setiap malam dokter Tasya. Mereka menjadi teman begitu pun dengan dokter Sam, mereka sering menghabiskan waktu bersama.

Sebuah ayat yang berbunyi, 'satu kejujuran bisa merubah semua memori manis menjadi pahit' terngiang di kepala dokter Tasya.

"Sekarang gilirian lo Sya. Pilih truth or dare?" tanya Samuel ketika mereka masih memiliki jadwal longgar, menghabiskan waktu dengan nongkrong bersama di cafè tepi pantai.

"Truth aja deh," ucap Datasya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Truth aja deh," ucap Datasya.

"Okey, gue yang nanya. Do you like someone?" tanya Samuel telak yang membuat keempat mata itu melotot.

"Sam! That's privacy," kata Gaozhan mendelik temannya.

"Why?! Dari awal gak ada batasan pertanyaan kan and this is a common question for this game."

"Ya tapi-"

"It's okay Zhan." Datasya menyanggah, melihat Gaozhan menegur Samuel tadi sudah membuat hatinya berbunga. Ada hipotesis yang ia buat sendiri.

Datasya menatap kedua temannya itu terutama Gaozhan yang kini menyeruput es kelapa. Hatinya bergetar hebat saat menyiapkan kata yang akan ia lontarkan.

"Ya," jawab Datasya, belum menyelesaikan kalimatnya.

"It's you," tuntas perempuan itu.

Gaozhan kaget ketika Datasya menatap dirinya. Bagai orang yang baru saja menang lotre miliaran rupiah, pria itu tidak percaya.

"A-aku suka sama kamu Ozhan. Sejak hari itu, hari dimana kamu...kamu tersenyum," terang Datasya menunduk dengan suara yang sangat pelan.

Gaozhan diam, tidak tau harus menjawab apa. Sampai-sampai Samuel menyenggolnya untuk membawa pria itu kembali pada kesadarannya.

"S-sya g-gue-"

"No, you don't have to say anything. Aku lagi gak nembak kamu, I just answering Sam's question," sanggah Datasya langsung mengangkat kepala. Dari kalimat Gaozhan yang terbata-bata dan respon lama yang di berikan, Datasya bersimpul bahwa cintanya tak terbalas.

To Have Eaten A Monkey || Bright Vachirawit ✔️Where stories live. Discover now