25 || Delighted

225 50 168
                                    

【Happy reading】
🖤🖤
.
«‹«‹«‹«‹

"How can I be so lucky to have met you, who is a blessing. If we're together now, how great it'd be?"

Saat ini, langkah kaki Ziya melaju ke posko lima, ingin menemui dokter Sam. Tadi ia sudah sempat minta izin sama suster Elga.

"Sore dok, sus." Sapa Ziya saat berhadapan dengan dokter Sam dan suster Mia. Kedua orang itu membalas sapaan Ziya.

Ziya melirik sekeliling, 'Tiara kemana?'

"Kenapa Zi?"

"Ah... ini sus mau ngomong sama dokter Sam."

"Ngomong aja," ucap dokter Sam saat mengetahui tujuan Ziya adalah dirinya.

"Hehehe emm... di luar dok," ujar Ziya cengengesan sambil menunjuk pintu keluar.

Dokter Sam menautkan alisnya, menatap Ziya curiga. "Lu gak lagi ngajakin selingkuh kan Zi?"

Ziya terbelalak, begitu juga suster Mia. Tapi mereka tau kalau tabiat dokter Sam memang begitu.

"Hahaha, enggak dok enggak."

Dokter Sam tertawa, kemudian ia mengangguk, "Yaudah, bentar ya Mia."

"Mari dok," jawab suster Mia dan membiarkan Ziya juga dokter Sam keluar posko bersama.

"Mau ngomong apa nih?" tanya dokter Sam saat sudah berpindah lokasi.

"Emm... ini dok... a..."

"Zi, lo gak lagi grogi sama gue kan?" gurau dokter Sam lagi dan itu membuat Ziya tertawa lagi.

"Haha enggak kok. Gini dok, e... dokter ada nomornya dokter Ozhan?"

"Ada, kenapa?" jawab dokter Sam sambil merogoh ponsel di dalam saku snelli'nya.

"Boleh minta dok?"

"Boleh, tapi kok minta ke gue?" jawab dan tanya dokter Sam barengan.

"Ee... itu... anu..." Ziya bingung mau jawab apa.

"Hahaha, gue ganteng gue paham." Dokter Sam bersuara, ia memberikan ponselnya ke Ziya. Dengan senang hati Ziya menerimanya.

"Makasih ya dok," ucap Ziya menyodorkan kembali ponsel bewarna gold itu kepemiliknya.

"Anytime. Ada perlu lagi Zi?"

"Gak ada dok, makasih." Ziya membalas dengan senyum tulus.

"Nomor sepatu? Nomor rekening? Ukuran baju? Gak mau sekalian di tanya juga? Mumpung gue lagi gak matok harga sekarang," canda dokter Sam. Ia mengucapkan itu setelah melihat rona merah di pipi Ziya. Suka saja, menggoda lawan bicaranya.

Ziya memelas, 'Kan! Beneran di kerjain.'

"Ukuran sepatunya 42-43 cm terus bajunya kalau gak salah XL deh terus... nomor rekeningnya gue lupa," terang dokter Sam dengan sendirinya.

Ziya sedari tadi tertawa cengengesan akibat ulah dokter Sam itu. Ya, sekalian menutupi rasa malunya.

"Ya ampun dok hahaha aku gak minta tapi thanks ya dok."

Actually, Ziya sudah tau itu semua. Wong dia suka dokter Ozhan sejak lama. Hanya nomor rekening yang dia juga tidak tau.

Dokter Sam mengangguk, "Makasih mulu dikira lebaran. Yaudah kalau gak ada lagi gue balik ke posko," ucapnya seraya mengarahkan pandangan ke tenda panjang yang sudah mulai kusam.

To Have Eaten A Monkey || Bright Vachirawit ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang