15 || Jealous

240 76 158
                                    

Cerita sebelumnya ada yang di revisi sedikit. Tapi alur, tokoh, dan tema-nya tetap sama.
Happy reading ☺☺
.............................................................

Pov. Orang ketiga

"Biarkan cintaku dibawa terbang oleh burung bukan di makan habis oleh waktu."

Setelah kejadian kemarin Ghaziya merasa bingung dengan dirinya, ia kesal dan sedih secara bersamaan.
Seperti tidak ada lagi semangat. Sebagaimana hari ini Ziya hanya fokus pada tugas dan kewajibannya sebagai relawan. Hingga kemudian seseorang memberikan perintah untuknya.

"Pasien di hospital bed nomor 4 tolong kamu suapi makan ya Zi karena suster Elga yang biasanya ngelakuin itu lagi ada urusan sebentar. Sudah waktunya mereka minum obat," tutur orang tersebut.

Ziya hanya mengangguk dan melaksanakan perintah yang di berikan dokter Ozhan. Sempat dokter Ozhan terheran karena tidak biasanya Ziya bersikap demikian. Tapi sudahlah, 'Mungkin mood nya sedang tidak bagus,' fikir dokter Ozhan.

Ziya dengan telaten menyuapi pasien bernama Markus yang sebelumnya ia sudah mengambil piring berisikan makanan khas rumah sakit. Markus mengalami patah tulang di bagian tangan kanannya dan tangan kirinya keselo akibat tertimpa tembok rumah saat gempa berlangsung. Disaat makanan di piring Markus tinggal sedikit, Ziya kembali mendapatkan perintah dari dokter Ozhan. 

"Oh ya! Ziya dan Jusi nanti jam 10 kalian ajak Maya untuk latihan jalan di area terapi."

Jusi menjawab iya sedangkan Ziya hanya menganggukkan kepala lalu melanjutkan tugasnya. Sikap dingin Ziya ini membuat dokter Ozhan menyatukan alisnya lagi.

Sebenarnya, Ziya memang sengaja melakukan itu. Ziya yakin tidak mungkin dokter Ozhan tidak mengetahui bahwa dia dan Tiara menyukainya sedang mereka berdua pernah bertengkar di ruang makan dan malam itu juga dokter Ozhan menemaninya bahkan memberikan pelukan padanya.

Tapi dokter Ozhan tidak menunjukkan tanda-tanda apapun bahwa ia juga menyukai Ziya. Gadis manis itu malah merasa bahwa dokter Ozhan dan Tiara semakin dekat, jadi menurutnya lebih baik ia menghindar.

Setelah membantu Markus meminum obatnya, Ziya mengajak Jusi untuk menemani Maya latihan jalan. Saat menemani Maya latihan dengan membantu memegang kedua tangannya, Ziya bertanya pada Jusi yang berjaga di bagian belakang tubuh Maya. 

"Jusi, kakak boleh tanya sesuatu?"

"Ya boleh dong kak, mau tanya apa?" balas Jusi ramah.

"Eemmm....kamu tau perihal pertengakaran kakak sama teman kakak di ruang makan waktu itu?" tanya Ziya hati-hati. Jusi hanya mengangguk.

"Apa semua orang tau?" tanya Ziya lagi.

Jusi mengangkat kedua alisnya sejenak, "Mungkin iya kak tapi kami di larang bergosip jadi kami sudah melupakan kejadian itu."

Ziya tersenyum simpul, ia malas sebenarnya membahas tentang ini tapi heran saja kenapa setelah kejadian itu tidak ada yang bertanya padanya seperti orang-orang yang haus akan bahan gibahan.

Ditengah Ziya sibuk dengan fikirannya, Maya mengeluh pada Jusi bahwa kepalanya pusing. Jusi pun meminta tolong pada Ziya untuk mendekatkan kursi roda milik Maya dan mendudukkannya di sana. Jusi mendorong kursi roda tersebut untuk kembali ke posko.

To Have Eaten A Monkey || Bright Vachirawit ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang