27 || Cloud 9

213 52 162
                                    

【Happy reading】
🖤🖤
.
«‹«‹«‹«‹

"Sepertinya aku jatuh cinta dengan malam ini. Keheningan yang menyelimuti kesejukkan."

Di dapur atau tenda makan, Ziya mengotak-atik benda persegi ditangannya. Wajahnya masam, ingin nethink tapi berusaha posthink. Bahkan sampai malam ini pun dokter Ozhan tidak menghubunginya.

"Aish! Nyebelin banget jadi cowok ke kuburan aja sana!" teriaknya seraya menggebrak meja geram. Ia menunjukkan tatapan mematikan di depan layar ponselnya.

Untunglah, tidak ada orang di sana karena Ziya baru makan malam setelah semua kerjaannya selesai di posko dua dan setelah ia mengemasi barang-barangnya untuk pulang besok.

"Tapi gimana kalau dia emang gak punya kontak aku? Apa aku telpon aja ya?" tanya nya pada diri sendiri.

Ingat! Cewek dominan gengsi.

"Ah! Serah deh. Liat aja! Besok-besok aku gak bakal nunggu kamu! Gak bakal nyariin kamu! Gak bakal baik ke kamu! Ish!!!"

Ditengah ngambeknya Ziya terhadap sang pacar, tiba-tiba ponselnya berdering, menampilkan id caller "Dr.Ozhan 👨‍⚕"

Setengah heboh Ziya membaca id caller tersebut dan dengan cepat ia mengangkat panggilan itu, melupakan sumpah yang sebelumnya ia ucapkan.

"Hallo?"

"Hallo sayang, gimana harinya?"

Darah Ziya berdesir. Ternyata suara dokter Ozhan telpon able sekali! Membuatnya hampir pingsan detik itu juga.

"L-lancar. Kamu sendiri gimana?" Susah payah Ziya mencoba menahan nervous. Bahkan sekarang ia menggigit ibu jarinya.

"Ada beberapa hal si yang harus di urus."

Ziya mengangguk, menyomot makanan di depannya. Ia mengatakan hal yang jawabannya ingin ia dengar.

"Oh kalau gitu dilanjutin aja."

"Udah selesai kok."

Ziya tersenyum menang, hanya jawaban itu mampu membuatnya merasa senang. Maklum, belum pernah pacaran soalnya.

Tapi kemudian Ziya nge freeze, dia tidak tau harus bicara apa lagi. Susah menjelaskan bagaimana tapi Ziya sangat excited akan panggilan perdana mereka setelah pacaran.

Sebenarnya, dokter Ozhan sudah menyimpan nomor Ziya sejak lama. Di hari ke dua Ziya menjadi relawan. Dokter Ozhan itu ketua tim medis satu dimana copy data relawan dan tentara, ia punya.

Dokter Ozhan melihat data relawan dari Microbit Company yang setelah beberapa kali membalik kertas menemukan nama Ghaziya Ayra Adibah disana. Jelas membuat fokus dokter Ozhan meningkat.

Gadis yang sewaktu di SMA berhasil menarik afinitas'nya. Dokter Ozhan mengamati foto 3x4 di pojok kanan atas. Ghaziya terlihat sangat berbeda sekarang. Pantas saat awal ketemu ia tidak mengenali gadis itu.

"Tadi pas mau mandi, aku ketemu cicak."

"Eum?" tanya Ziya bingung lantaran orang di telpon, tetiba mengatakan hal random.

"Iya, lagi kawin. Aku gak jadi mandi deh, takut dosa ngintipin mereka."

Ziya tertawa mendengar lelucon yang disumbangkan kekasihnya. Bagi Ziya itu lucu.

"Tapi sekarang udah jam setengah 10 loh Zhan, berarti di sana jam 12 malem lebih ya kan?"

"Iyap. Hampir jam satu malah."

To Have Eaten A Monkey || Bright Vachirawit ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang