|| Bab 3 ||

5.6K 464 3
                                    

Rubah putih itu terbangun dari tidur lelapnya ketika mendengar pintu pavilliun yang terbuka. Saat ia berdiri, seorang manusia tengah menatapnya intens.

Ia bahagia karena akhirnya ada manusia yang ingin menatapnya. Sudah lama sekali ia tidak merasakan pandangan seperti itu.

Xiao Yi yang merasa kalau rubah itu bisa dijadikannya peliharaan langsung memengambil  hewan itu dan membawanya ke dalam.

Setelah menemukan apa yang dicarinya, Xiao Yi menggoreskan pisau ke ujung telunjuknya. Dan meneteskan darahnya tepat di dahi sang rubah.

"Mulai sekarang, namamu adalah Bao Bao!"

Saat darah mengalir di kepalanya, Bao Bao merasa kalau ia di lahirkan kembali. Tapi dia merasa ada yang janggal pada darah milik Xiao Yi.

"Nona, keretanya sudah siap."

Suara Gao Zhan membuatnya menoleh ke pintu. Xiao Yi menggendong Bao Bao dan bergegas keluar.

Saat tiba tiba di dalam kereta, Xiao Yi meletakkan Bao Bao di pangkuannya sembari mengelus bulu-bulu lembut Bao Bao.

"Bawa aku ke ibukota."

Kereta kuda berlaju cepat menembus kabut kental di pagi hari. Kicau burung memenuhi pendengaran Xiao Yi. Melodi dari kecapi yang dimainkannya mengalun indah. Bao Bao merasa dirinya tersihir oleh Xiao Yi, tuannya tidak hanya cantik, tapi juga mahir dalam bermain kecapi.

Namun ketenangan Xiao Yi terganggu karena kereta yang tiba-tiba berhenti. Hal itu membuatnya harus menghentikan permainannya.

"Nona, tetaplah di dalam. Ada gerombolan bandit yang tengah menghalangi."

Xiao Yi tidak mengindahkan permintaan Gao Cheng sama sekali. Ia malah mengambil kecapinya dan turun dari kereta.

Namun ketika Xiao Yi hendak menyerang para bandit, bayangan hitam melesat cepat seiring jatuhnya satu persatu dari bandit-bandit itu.

Gao Zhan dan Gao Cheng melangkah mundur melindungi nona mereka saat bayangan hitam itu berhenti.

Bayangan itu perlahan membentuk seperti tubuh manusia dan kian mendekat.

"Aku Yu Lue Qing, ada urusan apa kalian datang kemari?"

Setelah terbentuk sepenuhnya, bayangan itu memperkenalkan dirinya dan bertanya.

"Apa aku harus menjelaskannya padamu?"

Mendengar jawaban dari Xiao Yi membuat Yu Lie Qing hampir tersedak oleh ludahnya sendiri. Baru kali ini ia di perlakukan seperti itu oleh seorang wanita. Biasanya setiap wanita yang berbicara dengannya akan gugup dan berusaha terlihat sebaik mungkin.

Tapi yang satu ini sangat berbeda! Bahkan dia tidak segan-segannya menjawab seperti itu.

"Karena tujuan kita sama, aku akan menumpang dengan kalian."

Yu Lue Qing langsung memasuki kereta tanpa meminta izin lebih lanjut dari sang pemilik.

"Nona-"

"Biarkan saja. Kita harus sampai sebelum matahari terbenam."

Dua pengawal itu mematuhi ucapan Xiao Yi dan kembali melanjutkan perjalanan.

Bao Bao yang terbangun, langsung melompat ke pangkuan Xiao Yi setelah menyadari kehadiran Yu Lue Qing di dalam kereta.

"Rubah yang lucu. Persis seperti pemiliknya."

Yu Lue Qing mengeluarkan senyuman andalannya. Tapi sayang, itu tak berlaku sama sekali untuk Xiao Yi.

"Nona, apa yang akan kau lakukan di kota? Padahal sekarang sedang musim dingin."

Dia mengabaikanku. Sial! Memalukan sekali! Bisa-bisanya!

"Berhenti mengumpat. Atau aku akan melemparmu keluar."

Hening.

Yu Lue Qing tertawa terbahak-bahak mendengar kata-kata Xiao Yi.

Yang benar saja! Gadis mungil, dan lembut sepertinya ingin menendang dirinya keluar dari kereta?

"Nona-"

Brakk

Pintu kereta terbuka kasar karena gerakan tiba-tiba dari Xiao Yi. Yu Lue Qing terpana sesaat ketika melihat paras cantik Xiao Yi dari dekat. Namun kesadarannya kembali saat kakinya hampir menyentuh tanah dengan kereta yang sedang melaju cepat.

Bermain kasar huh? Aku akan melayanimu dengan senang hati.

"Bodoh. Apa yang kau maksud dengan melayani?"

Yu Lue Qing terkejut karena sempat mengira kalau Xiao Yi bisa membaca pikirannya.

Xiao Yi menarik tangan Yu Lue Qing dan kembali duduk sembari memasang raut tenangnya. Seperti tak terjadi apa-apa. Berbeda dengan apa yang di rasa kan oleh Yu Lue Qing. Jantung pria itu berdegup cepat dan menatap Xiao Yi seakan-akan sedang melihat pembunuh bayaran.

Tangan mungilnya bahkan lebih kuat dibanding tangan kekarku! Ya tuhan..

Bao Bao melempar pandangan meremehkan pada Yu Lue Qing. Seraya mengangkat dagunya angkuh.

Menggoda gadis yang bahkan lebih kuat dari dirinya sendiri? Memalukan. Seharusnya dia berpikir sebelum bertindak.

Suara tawa Bao Bao menggema di dalam kereta. Namun, Xiao Yi sama sekali tidak memperhatikannya.

"Rubah sialan."

Ucap Yu Lue Qing yang hampir mirip seperti bisikan. Ia mengalihkan pandangannya pada manik hitam milik Xiao Yi. Warna matanya selaras dengan surai hitam panjangnya yang di jepit indah.

Kau begitu mirip dengannya.

Lamunannya pecah ketika pintu kereta di buka. Gao Cheng dan Gao Zhan berdiri lalu memberi hormat pada Xiao Yi.

"Nona, kita sudah sampai."

Xiao Yi memberi kecapi miliknya pada Yu Lue Qing, dan menggendong Bao Bao keluar dari kereta.

Cuaca di ibukota sangat berbeda dari apa yang di bayangkan oleh Xiao Yi. Matahari hanya mengingatkannya akan kenangan buruk.

__________________________________

To Be Continued..








Reinkarnasi Sang Dewi KultivasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang