|| Bab 13 ||

2.2K 200 1
                                    

Xiao Yi menemukan dirinya tengah berada di sebuah ruangan. Dengan baju berwarna merah melekat di tubuhnya.

Bunga tidur.

Hanya dengan melihat sekelilingnya, ia yakin bahwa kini ia tengah bermimpi. Ruangan ini, sangat tidak asing baginya.

Tunggu, bukankah ini...

Ia melihat tangannya. Sebuah cincin melingkar sempurna di jari manisnya. Kenangan buruk itu kembali menghantui pikirannya.

Xiao Yi segera berlari menuju pintu untuk pergi dari sana. Namun, hanya ada ruangan bernuansa putih di sebaliknya. Ia berjalan ke ruangan itu tanpa ragu.

Wajahnya, tiba-tiba saja muncul di hadapannya. Tidak. Bukan wajah. Tapi, dia benar-benar muncul di depannya! Pria yang sudah menorehkan luka begitu besar padanya. Bukan hanya itu. Dia juga diam-diam menusuk dirinya dari belakang.

"Maaf.. aku-"

"Kenapa? Apa yang telah ku perbuat, sampai-sampai kau melakukannya padaku?"

Tidak ada lagi tatapan lemah. Hanya dendam dan kebencian lah yang tertanam di matanya. Ia berkilat tajam pada pria di depannya. Namun, saat ia hendak menyerang, sebuah sentuhan hangat menghentikannya. Sentuhan itu, seakan mengingatkannya pada sesuatu. Ia tak tau pasti. Ah, apa ingatannya sedang memudar tanpa ia sadari?

"Maaf.. Yi.. maafkan aku.."

Nada penyesalan terdengar sangat jelas pada setiap kata yang ia ucapkan.

"Yi!"

Xiao Yi terbangun dari mimpi buruknya. Sentuhan hangat itu ternyata berasal dari Hu Zhuang Rong. Akan kah itu menjadi dirinya?

Ia merasa sangat nyaman saat mendapat sentuhan Hu Zhuang Rong.

"Sentuh aku lagi."

Hu Zhuang Rong  tersenyum kaku mendengar perkataannya. Semburat merah terlihat jelas di pipi pucat nya. Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Lupakan. Kenapa kau membangunkan-ku?"

"A- aku melihat reruntuhan.."

Pria itu mengalihkan pandangannya pada pohon di belakang Xiao Yi. Lagi-lagi, ia tersenyum kaku.  Xiao Yi menarik dagunya dan menatap lurus pada manik Hu Zhuang Rong. Mata mereka bertabrakan.

"Tatap aku saat sedang berbicara."

"B-baik!"

Hu Zhuang Rong buru-buru berdiri dan menutupi wajahnya yang sudah semerah tomat dengan tangannya. Ia mengisyaratkan Xiao Yi untuk mengikutinya.

Sepanjang perjalanan, Hu Zhuang Rong terlihat seperti ia sedang menjaga jarak dengan Xiao Yi. Langkahnya terbata. Setiap kali Xiao Yi mendekat, ia langsung memberi jarak.

Sial, sial, sial! Kenapa dada ku terasa panas?! Oh tidak, apa barusan aku mengumpat?

Pria itu tiba-tiba berhenti. Ia menoleh ke kanan dan kiri, seperti kebingungan. Terdapat dua jalur di sana.

"Ada apa?"

"Bukan apa-apa.. hanya saja, aku lupa dimana arahnya.."

"Kalau begitu, bagaimana jika ke kiri?"

Hu Zhuang Rong agak ragu dengan pilihan Xiao Yi. Ia bungkam saat merasa tangannya bergandengan dengan gadis di sampingnya. Jantung yang awalnya sudah berdetak normal, mendadak kacau balau. Ia hanya bisa menahannya.

Canggung. Itulah yang di rasakan oleh Hu Zhuang Rong. Tapi tidak dengan Xiao Yi. Saat sudah berjalan cukup lama, mereka mendengar kicauan burung yang begitu indah. Hal tersebut membuat Xiao Yi menghentikan langkahnya, di depan pohon yang memiliki akar yang sangat besar.

"Zhuang Rong, tutup matamu setelah kita melewati pohon ini. Mengerti?"

Tak ingin membantah, Hu Zhuang Rong menanggapi Xiao Yi dengan menganggukkan kepalanya.

Sangat lancang. Mereka sengaja menggunakan trik murahan ini untuk membuatku sebagai bahan lelucon.

________________

To Be Continued

Reinkarnasi Sang Dewi KultivasiWhere stories live. Discover now