|| Sanctum Forest ||

2.6K 239 1
                                    

Pohon-pohon menjulang tinggi, daun-daunnya hampir tidak memberi celah bagi matahari untuk menyinarinya. Jika dilihat dari jauh, hutan ini terlihat sedikit menakutkan, seolah ada banyak monster yang hidup di dalamya. Namun, saat berada di bagian depan hutan, hawa yang sangat suci menguar dari dalamnya.

Hu Zhuang Rong merasa seakan jiwanya dalam tahap penyucian. Ia menoleh pada Xiao Yi yang sama terkejutnya dengan dirinya. Mereka berdua berjalan memasuki hutan. Tapi, Xiao Yi sedikit ragu mengenai hutan ini.

"udaranya sangat sejuk, bukan?"

"Ya."

Benar. Di hutan ini. Ada sesuatu yang sangat besar. Xiao Yi melihat sekelilingnya dan hanya menemukan pepohonan. Ia yakin. Ada yang janggal dengan tempat ini. Ah, hutan ini lebih tepatnya.

"Apa yang kau tunggu? Cepat jalan!"

Menyadari Hu Zhuang Rong sudah jauh di depannya, Xiao Yi langsung menyusul. Apapun itu, dirinya akan mencari tahu apa yang di sembunyikan oleh hutan ini.

Mereka berdua tak menemukan apapun setelah berjalan selama berjam-jam. Ini terlihat seperti mereka hanya berjalan memutari hutan.

Xiao Yi hanya menghela nafas kasar. Perutnya terasa sangat kosong. Bahkan mulutnya terasa kering. Karena tak kuat untuk menopang tubuhnya, Xiao Yi mengambil tangan Hu Zhuang Rong.

"Kenap- astaga!"

Untungnya ia dapat menangkap tubuh Xiao Yi yang tiba-tiba saja lunglai.

"Kau masih bisa berjalan, kan?"

"Ah, aku terlalu lelah untuk itu."

Hu Zhuang Rong menyandarkan tubuh Xiao Yi di pohon. Ia berdiri, lalu melihat sekelilingnya untuk mencari buah. Dirinya memaklumi Xiao Yi karena mereka tidak mengonsumsi apapun selama dua hari penuh.

"Tunggu sebentar, aku akan segera kembali."

Xiao Yi menutup matanya saat Hu Zhuang Rong menghilang dari pandangannya. Ia kembali mengingat kejadian beberapa hari yang lalu.

Apa itu benar-benar dirinya? Ah, tidak mungkin. Untuk apa dia datang ke Xuan?

"Kau merindukannya?"

"Entahlah."

Xiao Yi membuka matanya saat mendengar suara yang sangat asing baginya. Namun, saat ia melihat sekelilingnya, tidak ada siapapun. Hanya ada dirinya dan beberapa kupu-kupu berwarna putih. Tunggu. Kupu-kupu?

Seluruh rasa laparnya mendadak hilang. Ia berdiri dan menatap pada makhluk kecil yang bersinar itu. Sudah berapa lama dirinya tidak melihat hewan indah ini?

Dirinya tertawa kecil dan mengulurkan tangannya. Benda kecil yang beterbangan itu hinggap di tangannya.

Lagi-lagi, Xiao Yi tersenyum. Kupu-kupu yang berada di pohon lainnya, terbang ke arahnya lalu mengerubungi Xiao Yi. Gadis itu tertawa saat merasa geli di sekujur tubuhnya.

Hu Zhuang Rong merasa jika ini adalah pemandangan paling indah seumur hidupnya. Ia tak menyangka jika Gadis seperti Xiao Yi bisa tertawa seperti ini.

"Ehm."

Pria itu berdeham dan membuat  Xiao Yi menyadari kehadirannya. Ia memberi sebuah apel pada Xiao Yi.

"Bagaimana denganmu?"

"Tidak, terima kasih."

Xiao Yi membelah apel tersebut menjadi dua bagian. Ia memberikan setengahnya pada Hu Zhuang Rong.

"Aku tau kau juga lapar. Terimalah!"

Pemandangan langit yang tertutupi oleh dedaunan membuat Xiao Yi bosan dan memulai topik pembicaraan.

"Sudah berapa lama kau berada di laut itu?"

Hu Zhuang Rong berhenti mengunyah dan menatap pada Xiao Yi sambil menghitung di kepalanya.

"Aku..."

Pria itu terdiam dan mengalihkan pandangannya pada rumput di bawahnya.

"Atau, apa yang kau ingat terakhir kali sebelum berada di sana?"

Tatapannya menerawang jauh. Ingatannya seakan terkunci. Bukan, ada sesuatu yang menyegel-nya.

"Terakhir.. aku berlutut pada seseorang."

"Hanya itu?"

"Ya. Kepalaku selalu sakit setiap kali mengingatnya."

Tidak ada petunjuk. Xiao Yi mendesah pelan. Kembali menikmati suasana yang sangat tenang.

Yu Lue Qing sudah menunggu ku di pelabuhan.

Xiao Yi memejamkan matanya dan hanyut dalam mimpi. Sedangkan Hu Zhuang Rong, hanya mengamati gadis itu dari samping. Entah kenapa, ia merasa bahwa dirinya dulu pernah bertemu dengan gadis ini. Ah, bukan hanya bertemu. Itu adalah hal hang sangat besar. Tapi sayang, ia tak dapat mengingatnya.

________________

To Be Continued






Reinkarnasi Sang Dewi KultivasiWhere stories live. Discover now