|| Bab 27 ||

782 105 1
                                    

Xiao Yi dan Hu Zhuang Rong menyelinap masuk ke dalam kediaman dengan menggunakan pakaian pelayan. Mereka berdua dengan Yu Lue Qing secara diam-diam dengan masuk kedalam kamar pengantin. Pria itu mengenakan baju pernikahan dan dibantu oleh Yu Zi Jiang. 

"Yi?"

Yu Lue Qing awalnya sedikit terkejut melihat kedua orang itu dapat menyelinap secepat ini, sampai ia menyadari jika mereka tengah mengenakan pakaian pelayan.

Hu Zhuang Rong tersenyum miring dan segera menggandeng tangan Xiao Yi. Dia mengamati Yu Lue Qing dari atas hingga bawah.

"Yi, di hari pernikahan kita besok, aku akan memberikanmu yang lebih mewah dari ini."

Panas? tentu saja. Jika dia tidak mengenakan pakaian berat ini, Yu Lue Qing tak segan-segan untuk memukul kepala pria itu. 

"Itu tidak akan terjadi."

Yu Zi Jiang menghela nafasnya lembut. Dengan melihat tangan adiknya, ia tahu jika Yu Lue Qing tengah di bakar api cemburu. Dia selalu mendengar cerita Yu Lue Qing tentang seberapa dirinya menyayangi Xiao Yi. Yu Lue Qing pernah bilang padanya jika adiknya itu akan menikahi Xiao Yi cepat atau lambat.

Ketika mereka keluar dari kamar tersebut, sebuah teriakan samar-samar terdengar. Sepertinya mereka sudah menemukan Wudao Ye Hua. Xiao Yi dan Hu Zhuang Rong berpura-pura cemas dan segera menghampiri sumber teriakan itu.

Benar saja, Yu Lan Jian dan beberapa pelayan sudah berada di sana. Pria itu tampak sangat terpukul. Xiao Yi dan Hu Zhuang Rong saling menatap satu sama lain sambil menahan tawa mereka. Seorang pria menginterupsi keheningan tersebut. Itu adalah Yu Lan Fei, putra ketiga sekaligus adik tiri Yu Lue Qing.

"Apa pernikahannya akan di tunda?"

"Tidak!"

Sungguh menakjubkan. Istrinya kini tengah tergeletak tak bernyawa di hadapannya, sedangkan dia sama sekali tidak memikirkannya dan lebih memilih melanjutkan pernikahan politik anaknya. 

Yu Lan Fei menghela nafas berat, ia berjalan masuk ke dalam kamar itu untuk mencari barang bukti. Matanya terkunci pada jepit rambut yang memiliki bercak darah di atasnya, tak jauh dari tubuh Wudao Ye Hua.

Ia mengamati jepit rambut itu dengan teliti dan menyadari jika Ming Luan Zuo sering menggunakannya setiap kali gadis itu datang ke kediaman Yu. Pria itu sangat gegabah hingga langsung menunjukkan benda  itu pada Yu Lan Jian tanpa mencaritahunya terlebih dahulu.

"Putri mahkota. Dia yang membunuh ibu. Apa kau tetap akan melanjutkan pernikahan ini, ayah?"

Untuk sesaat, ada kilat marah di mata pria tua itu. Namun, itu hanya sekejap. Matanya sudah digelapkan dengan hadiah yang akan dia dapat dari pernikahan politik antara anaknya dan putra mahkota.

Yu Lan Jian langsung berdiri dan pergi dari sana setelah memerintahkan para pelayan untuk mengurus jasad Wudao Ye Hua. Miris, bukan?

Dalam hatinya, Xiao Yi tertawa dengan kencang saat melihat raut pria tua itu. Dia hanya terosebsi dengan dunia tanpa memikirkan karma apa yang akan menimpanya di kehidupan selanjutnya.

Sebelum para pelayan itu meminta dirinya dan Hu Zhuang Rong mengurus mayat wanita rendahan itu, Xiao Yi terlebih dahulu menarik tangan pria itu agar pergi dari sana.

Kediaman Yu semakin ramai karena diisi oleh beberapa keluarga dari kediaman lainnya seperti, Shen, Lan, Hu, Wudao, dan lain-lainnya. Wudao Ye Hua yang malang, seharusnya hari ini menjadi hari duka miliknya. Arwah wanita itu pasti akan bergentayangan di kediaman Yu setelah ini.

Saat semua pekerjaan pelayan sudah selesai, mereka berdua beristirahat di pinggir kolam. Semua tamu sudah datang dan keluarga mempelai pria juga sudah siap. Mereka tinggal menunggu kedatangan mempelai wanita saja. 

Dari jauh, Xiao Yi memperhatikan Yu Lue Qing yang tengah duduk dengan wajah setenang air. Tatapan pria itu sungguh teduh, apa yang tengah dipikirkannya? Xiao Yi sedikit terkesima melihat ketampanan Yu Lue Qing. Kenapa dia baru menyadari jika pria itu memiliki paras yang cukup tampan? 

Xiao Yi memalingkan mukanya saat Yu Lue Qing sadar jika dirinya diperhatikan olehnya. Ia akui, dirinya sedikit tersipu. Bahkan di kehidupan kedua pun pria itu tetap ditakdirkan untuk mencintai dirinya seorang. 

Hu Zhuang Rong yang menyadari tingkah laku Xiao Yi hanya tersenyum kecil. Dia melihat ke arah Yu Lue Qing yang tengah memperhatikan Xiao Yi. Tangannya bergerak mengelus kepala Xiao Yi perlahan lalu mencium pucuk kepalanya.

"Bodoh! apa yang kau lakukan?"

"Maaf, nona."

Ia kembali melihat Yu Lue Qing sambil tersenyum miring. Namun itu tidak bertahan lama, senyumnya memudar saat merasakan tatapan tajam yang sangat menusuk dari Yu Lue Qing kepadanya. 

"Sepertinya aku benar-benar tidak memiliki kesempatan."

______________

To Be Continued...

Reinkarnasi Sang Dewi KultivasiOnde histórias criam vida. Descubra agora