47 |

4.8K 441 187
                                    

Happy Reading.

Kalo typo tandain, aku gak revisi lagi soalnya.

****

Semenjak Elvano dan Zea sering bermain bersama di panti. Zea sering merengek kepada orang tuanya untuk pergi ke panti. Tak jarang dia menangis karena Farel dan Anggun belum membawanya ke panti dengan alasan sibuk dengan pekerjaan kantornya.

Pernah suatu ketika, Zea nekat untuk pergi ke panti sendirian. Walaupun jarak antara panti dan rumahnya bisa dibilang cukup dekat, namun waktu itu Zea masih sangat kecil. Saat Zea sedang menyusuri pinggir jalan dia diganggu oleh sekumpulan anak laki-laki yang usianya tidak jauh darinya.

Anak-anak itu mengahalangi jalan Zea membuat Zea takut. Saat anak-anak itu
mendekat ke arahnya, sontak Zea berbalik arah dan langsung hendak berlari namun belum juga berlari dia sudah terjatuh membuatnya menjadi tertawaan anak-anak itu.

"Hiks... sakit..." rintih Zea tersedu-sedu.

"Masa gitu aja sakit. Cengeng huuuu...." ujar anak-anak itu sambil menendang-nendang kecil kaki Zea.

Zea semakin menangis dengan volume suara yang nyaring. "Kalian jahat.. aku kan cewek kok kalian tega sih? Kalian gak baik kaya Elvan."

Anak-anak itu semakin menertawakan Zea. "Hahaha siapa itu Elvan? Panggil ke sini, nanti aku ajak berantem." Ujar salah satu anak.

"Awas ya nanti aku aduin ke Elvan!" Peringat Zea mulai berdiri walaupun dengan wajah yang berderai air mata dan lututnya berdarah, dia tetap saja mencoba untuk kabur dari anak-anak nakal ini dan mencoba mengadu kepada Elvano.

****

Saat sampai di panti Zea langsung menghampiri Elvano yang sedang duduk ditepian danau, seperti biasanya. Berjalan ke arah Elvano dengan kaki yang sakit membuatnya merintih dan berdecak.

"ELVAN!" Panggil Zea agak kencang membuat yang dipanggil menoleh dan tersenyum.

Elvano menjulurkan tangannya menyuruh Zea mendekat. "Sini."

"Kaki aku sakit, kamu yang kesini bantuin aku," mendengar kata sakit dari mulut Zea membuat Elvano terdiam sebentar dan tak lama kemudian langsung berlari ke arah Zea.

"Kenapa?" Tanya Elvano saat telah sampai dihadapan Zea.

Zea menunjuk lututnya yang berdarah. "Sakit."

Elvano memperhatikan arah tunjuk Zea dan langsung berjongkok dihadapan Zea. Memperhatikan lutut gadis itu yang mengeluarkan darah. "Berdarah. Kok bisa?"

"Tadi ada anak nakal yang ganggu aku," ujar Zea mengerucutkan bibirnya.

"Siapa?"

"Gak tau! Tiba-tiba aja ngehadang aku terus pas aku mau lari eh aku malah kesandung. Waktu aku kesandung mereka malah ngetawain aku." Perjelas Zea.

Elvano mengangguk, berdiri dan meraih tangan Zea. "Yaudah ayo aku obatin dulu. Nanti biar aku yang hajar anak-anak nakal itu."

Zea tersenyum mendengar perkataan Elvano! Tuh kan Elvano itu baik kalo sama Zea.

*****

"Panggilan kepada Elvano Pranaditya dan Zeanna Kintania diharapkan untuk ke ruangan Pak Johan. Segera."

"Ish mau ngapain sih, males banget. Baru juga mau ke kantin." Gerutu Zea sebal.

"Mau bahas yang kata si Azhar kemarin kali," sahut Kinan yang sedang memakai liptint.

Ketos vs WaketosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang