Chapter 63

2.5K 244 14
                                    

"Gue boleh gabung gak?"

Mereka semua seketika menoleh pada seseorang yang bertanya. Kecuali Gara, karena dia masih melamun memikirkan Ara.

~~~

"Boleh!" Jawab Silva cepat seraya menggeser duduknya agar Clara juga bisa ikut duduk bersama mereka.

Dia berinisiatif untuk segera menjawab, karena melihat respon teman-temannya yang lain hanya diam dan tidak bergerak sama sekali.

Silva tak mengenal Clara dengan begitu dekat, tapi dia tau. Cuma tau, sekedar tau nama dan wajah tapi keduanya tidak pernah saling bertegur sapa.

"Sini!" Silva menepuk-nepuk bangku di sebelahnya yang kosong agar Clara bisa duduk.

Silva ini tipe orang yang tak gampang berbaur, tapi jika ada yang ingin berteman dengannya maka dia akan menerima dengan tangan terbuka.

"Makasih," ujar Clara tersenyum lalu duduk tepat di sebelah Silva yang berhadapan langsung dengan Gara. Ada meja yang menjadi sekat keduanya.

Keadaan di meja itu seketika langsung hening, tak ada yang bersuara.

Syilla yang hanya diam menatap Clara dengan pandangan menilai. Hilo yang diam karena perintah Syilla, entah kenapa Hilo jadi penurut hari ini. Jefran juga hanya diam seraya memperhatikan Silva dari samping. Padahal dulu Jefran belum ada perasaan sama sekali buat Silva, tapi seiring waktu berjalan perasaan itu perlahan muncul dengan mandirinya.

Dan juga ada Valdo yang sedang berperang dengan segala pemikirannya begitu juga dengan Gara.

"Ini dia, chef Neon telah datang dengan membawa serentetan makanan yang telah dipesan!" Teriak Neon tak tahu malu dengan membawakan pesanan teman-temannya. Mereka kompak memakan bakso, atas dasar perintah Syilla, dengan menggunakan tenaga Neon dan Kafin serta traktiran dari Gara.

Kerjasama yang solid.

"Lho!" Terkejut Neon melihat kehadiran Clara di meja mereka.

"Ngapain lo?" Tanyanya ketus.

"Duduklah," jawab Clara tak kalah ketus.

Masih teringat dengan jelas di kepalanya, bagaimana sikap Neon dan Hilo kepadanya di koridor tadi.

"Di kira gue buta apa gak liat dia duduk," gerutu Neon.

"Gar!" Panggil Kafin keras.

Karena tak ada respon Kafin pun memutuskan memukul bahu Gara. "Gar,"

"Kenapa?" Tanyanya secara spontan.

"Mikirin apa?" Tanya Kafin heran melihat Gara terdiam melamun.

"Gak ada," jawab Gara singkat kemudian mengalihkan pandangan ke depan.

Menaikkan satu alisnya menatap Clara yang sudah berada di hadapannya tanpa diundang.

Clara tak memperdulikan gerutuan Neon padanya.

"Lo suka sama Gara?"

Semuanya langsung kompak terdiam lagi ketika mendengar pertanyaan yang terlontar begitu frontal dari mulut Syilla.

Dari tadi Syilla memang memperhatikan gerak-gerik Clara, dan dia melihat jika Clara terus memperhatikan Gara.

"Apa maksud lo?" Tanya Clara mengernyitkan dahi menatap Syilla yang berada di sebelah Gara.

"Nanya doang," balas Syilla terkekeh santai.

"Kenapa tanya gitu."

"Pengen aja." Syilla menyahuti lagi.

AURORAOnde histórias criam vida. Descubra agora