Chapter 10

5.2K 388 48
                                    

Happy reading🖤

"AURORA! ERGLO! BERHENTI KALIAN!"  Teriak guru perempuan yang terlihat sudah tak muda lagi dengan kacamata andalannya. Berdiri berkacak pinggang di tengah koridor memperhatikan kedua muridnya yang berlari.

"Aurora, Erglo, ya ampun, mimpi apa ibu punya murid bandel kayak kalian?" kata guru itu seraya memijat keningnya pelan.

"Kalian bikin ulah apa lagi?" tanya Rion langsung melihat kedatangan dua saudara kembarnya di dalam kelas.

Aurora dan Erglo tampak kesusahan menarik oksigen di udara, keduanya dibanjiri keringat di dahi. Tebakan Rion tak pernah salah, pasti mereka sehabis berlari karena dikejar guru kedisiplinan.

"Cuma masalah kecil," balas Erglo santai. Ikut duduk di sisi Rion yang lain karena Ara lebih dulu tadi. Lelah berlarian, keduanya menyandarkan kepala pada bahu Rion.

"Capek," keluh Erglo.

Rion tak masalah sama sekali jika mereka bersandar.

"Kalian buat ulah apa lagi?" Jeje memasuki kelas dengan sebuah pertanyaan yang langsung ditembakkan. Satu cup eskrim berada di tangannya.

"Cuma selamatin tikus," Ara yang menjawab.

"Tikus?" Jeje mengulang untuk memperjelas apakah telinganya salah mendengar.

Erglo pun mengangguk lantas menimpali, "Tikusnya kedinginan jadi kita berusaha cari tempat hangat buat dia, ketemunya di laci meja bu guru."

Rion menggelengkan kepala, seharusnya tak heran lagi. Tapi selalu membuat terperangah jika keduanya menjelaskan alasan berbuat kejahilan.

"Pasti Mommy sama Daddy dipanggil lagi," kata Rion.

"Nggak apa-apa lah Ion, biar mereka bisa lihat anak mereka yang cantik ini," ucap Ara sembari menyelipkan anak rambutnya ke belakang tak dilupakan kedipan mata genitnya.

"ARAA!!"

Oke, informan kelas 9 A sudah datang. Tidak perlu heran lagi anak kelas jika terdengar teriakan Cessie dari luar.

"Apa?" sahut Ara menjawab. Melihat Cessie berdiri di depan pintu.

"Ada Daddy sama Mommy kamu," beritahunya dengan napas masih terengah-engah.

"Ohh," ucap Ara santai lalu kembali menyandarkan kepalanya seraya memejamkan mata.

Erglo? Jangan di tanya, sepertinya dia sudah tertidur.

"Kalian gak kesana?" tanya Cessie mendekati mereka.

"Orang penting, harus dipanggil dulu." Ara masih sempat menjawab dengan mata terpejam rapat.

'PANGGILAN KEPADA ERGLO DAN AURORA KELAS 9 A, AGAR KE RUANG BK SEKARANG JUGA.'

"Bangun!" cetus Ara sambil menusuk-nusuk jidat Erglo yang sedang memejamkan mata menyandarkan kepala di bahu kanan Rion.

"Ayo bangun, kita ada panggilan negara." ujar Ara sudah berdiri merapikan seragam. Akan bertemu Mommynya maka harus rapi.

Erglo terbangun dengan lenguhan kecil, hampir saja benar-benar kebablasan menuju alam mimpi. Kedua lengannya direnggangkan ke atas.

"Let's go!" seru Erglo. "Negara sedang membutuhkan kita!" lanjutnya penuh drama.

Ara memutar bola mata malas.

"Ayoo!" Ara langsung menarik kerah baju Erglo dan berjalan keluar kelas.

"Ck,ck, mereka berdua turunan siapa sih? Rion aja tenang-tenang gini," decak Cessie memandang kepergian mereka berdua.

AURORAWhere stories live. Discover now