Chapter 86

2.9K 298 83
                                    

Neon sedang berkeliling mengawasi suasana, semuanya terlihat aman. Sosok Ara tertangkap oleh matanya, ia pun segera menghampiri.

Neon berdeham agar Ara tersadar dengan kehadirannya.

Keduanya berdiri di dekat meja bundar.

"Nggak ada yang curiga kan?" tanya Ara.

Neon tersenyum, sebuah gelas berisi minuman berada di tangannya. "Nggak ada tenang aja," ucapnya lalu meminum minuman yang ada di tangannya.

"Ra!" Syilla mendekat pada mereka.

"Gawat!"

Ara dan Neon sontak mengerutkan dahi mendengar penuturan Syilla.

"Kenapa?"

"Ada Adam di sini," beritahunya berbisik pelan.

Neon refleks tersedak. "Uhuk! uhuk! Lo nggak salah lihat kan?" tanyanya memastikan.

Syilla menggeleng dengan wajah yang terlihat serius.

"Gawat, dia pasti kenal sama kita." kata Neon menatap sekeliling.

"Kita harus cepet," ujar Ara yang diangguki Neon dan Syilla.

Ara memperhatikan sekelilingnya.

"Ayo," ajaknya berjalan santai. Jangan sampai ada yang curiga.

Ara mendekat pada perempuan yang terlihat berdiri seorang diri.

"Ehh!"

"Ikut kita!" Ara menarik Sarah tanpa kompromi.

"Tapi... kok kalian di sini?" Raut wajah Sarah tampak bingung.

"Bentar nanyanya," ujar Syilla berada tepat di belakang Sarah dan Ara.

"Kalian ngapain di sini?" tanya Sarah setelah mereka berhenti berjalan.

Ara menariknya ke dalam toilet.

Neon dan syilla juga ikut masuk, berdiri di sebelah kiri dan kanan berjaga-jaga jika ada yang akan masuk.

"Tunjukkin ruangan kerja bokap lo," ujar Ara langsung pada Sarah.

"Hah? Mau ngapain?"

"Om Tommy masuk dalam daftar list gue sebagai pelaku tabrak lari itu," beritahu Ara langsung. Tak ada waktu berbasa-basi.

Raut wajah Sarah nampak terkejut. Menggeleng-gelengkan kepala tak percaya. "Nggak mungkin, Papa nggak mungkin lakuin itu."

Ara menghela napas. "Gue juga nggak percaya, tapi gue nggak akan tinggal diem aja sebelum dapat bukti yang sebenarnya. Ada dua orang yang gue curigain, dan keduanya ada di acara ini."

Syilla menatap Ara dengan pandangan tak mengerti.

"Jadi sekarang lo mau ngapain?" tanya Sarah sudah sedikit tenang setelah mendengar penjelasan Ara. Setidaknya masih ada harapan jika papanya tak bersalah, karena selama ini dia juga menaruh kecurigaan pada sang papa.

"Gue mau periksa komputer di ruangan kerja bokap lo."

"Biasanya ruangan Papa dijaga ketat, gue aja nggak pernah masuk ke dalamnya,"

"Tunjukkin aja ruangannya di mana," sahut Syilla mendengar pembicaraan mereka.

"Kalo gitu ikut gue," putuskan Sarah berjalan di depan diikuti ketiganya dari belakang.

Mereka berjalan dengan tenang, sesekali melirik kanan dan kiri guna berjaga-jaga jika anak buah Tommy muncul.

"Seketat ini?" gumam Neon memperhatikan cctv di setiap sudut ketika mereka memasuki lorong ruangan.

AURORADonde viven las historias. Descúbrelo ahora