Chapter 13

4.6K 360 19
                                    

Restarted!

Tetap slayy di era gempuran unpublish💅

..............

Ruangan luas itu terlihat gelap, lampu yang bertugas menyinari sudah dipadamkan ketika sang pemilik ingin tidur.

Seseorang terlihat bergerak gelisah di atas ranjang besar yang berada di tengah-tengah ruangan gelap.

Seseorang itu tiba-tiba terbangun. Duduk di atas ranjang dengan napas berderu cepat tak beraturan. Wajahnya tampak basah karena keringat.

Rasanya oksigen di udara sangat sulit masuk ke dalam organ paru-parunya.

Aurora Horison Raymold. Begitu nama yang tertera di cermin.

Helaan napas terdengar, rupanya Ara masih berusaha mengontrol detak jantungnya yang berirama tak beraturan.

Matanya melirik jam yang berada di atas nakas samping tempat tidur. Jam baru menunjukkan pukul 05.35 sebentar lagi akan pagi.

Ara menyibak selimut yang menutupi setengah badannya lalu beranjak turun dari ranjang.

Dia hanya memakai baju kaos kebesaran berwarna putih. Panjangnya menutupi paha. 
Memperlihatkan kaki jenjangnya yang putih.

Hari ini, dimana hari Ara terbangun karena mimpi yang membuatnya seketika lupa cara bernapas. Merupakan hari senin, dimana merupakan permulaan di antara 7 hari dalam seminggu. Lekas sebulan dia berlibur, setelah pengumuman kelulusan sekolah menengah pertama.

Hari ini merupakan hari pertama dirinya menginjakkan kaki ke sekolahnya yang baru, dimana dirinya akan kembali memulai sebagai junior terbawah.

Hari pertama yang dimaksud untuk Ara. Memanglah hari pertama dan pertama kali ia menginjakkan kaki di sekolahnya tersebut.

Ketika masa pengenalan sekolah dimulai, Ara sedang tidak berada di tempat. Ia menghabiskan libur panjangnya di Spanyol bersama kakek dan neneknya. Kalo Erglo dan Rion gak ikut, mereka tetep di Jakarta sama Afga dan Bulan.

Setelah kakek dan nenek Bulan meninggal. Ayah dan bunda Bulan memutuskan untuk menetap di sana, Evan pun turut serta memboyong keluarga kecilnya.

Baru dua hari yang lalu Ara kembali ke Indonesia. Tujuannya satu untuk bersekolah, melanjutkan jejak kedua orang tuanya dulu di Andromeda School.

Ara sedang bersiap-siap di dalam kamarnya, cermin besar yang memperlihatkan keseluruhan penampilannya berada tepat di hadapan. 

Rambutnya sudah di kuncir kuda, dengan sedikit anak rambut menjuntai di kedua pelipis. Seragam sekolah yang dikenakan sesuai dengan body Ara. Semuanya sesuai dengan aturan bersekolah.

Ara yang mulai menginjak usia dewasanya ini, sudah memperlihatkan bahwa dia memang anak Bulan. Tingginya mengikuti Afga.

Bentuk tubuhnya sudah termasuk ideal, dan merupakan cita-cita gadis kebanyakan. Selain faktor genetik yang mempengaruhi, juga karena Ara yang rajin berolahraga.

Ara mungkin saja menjadi model. Jika dia mau melakukannya

Satu yang sangat khas dan hanya dimiliki Ara. Mata berwarna kuning keemasan, menuruni langsung milik mommynya. Hanya dia diantara tiga bersaudara.

Tasnya dibiarkan menyampir di salah satu bahu, menuruni tangga dengan senyuman cerah.

Semua anggota keluarga telah berkumpul di meja makan. Ara menyapa seraya memberi ciuman pada kedua orang tuanya.

AURORAWhere stories live. Discover now