Chapter 75

3K 311 101
                                    

"Gara!"

Gara tersenyum manis kepada wanita yang terlihat sedang berjalan mendekat ke arahnya.

Wanita itu terlihat sangat anggun dalam balutan dress panjang berwarna putih. Benar benar sangat cantik, terlihat bersinar di antara yang lain.

Wanita itu terlihat masih sangat muda, padahal umurnya kian terus bertambah. Mungkin tak akan ada yang mengira jika dia ini adalah seorang ibu dari seorang remaja yang telah berusia 18 tahun.

Wanita itu tak melunturkan senyumnya dan terus berjalan mendekat pada Gara dan Ara. Wajah teduhnya sangat menenangkan bagi siapapun yang melihat.

Ara juga ikut tersenyum sama seperti Gara. Menatap wanita yang menatapnya dengan lembut itu.

Entah hanya perasaan Ara saja atau bukan, tapi sekarang semua perhatian sedang tertuju padanya dan Gara.

Tapi Ara tak terlalu memusingkan hal itu. Menjadi sorotan utama, sudah menjadi hal biasa baginya.

"Ini siapa? cantik banget!" puji Jingga dengan pandangan mata berseri menatap Ara yang terlihat berdiri dengan kikuk dan tak tau harus merespon seperti apa.

Dia belum tau mengenai siapa wanita yang sedang memujinya sekarang ini.

Berbanding terbalik dengan Jingga yang sudah menduga-duga di dalam hati. Mengenai siapa gadis cantik yang dibawa oleh Gara pada malam hari ini.

"Dia pacar Gara Ma."

Ara refleks menatap Gara dengan ekspresi terkejutnya, sedangkan Gara hanya memasang wajah lempeng tak berdosanya.

"Wahh ini yang namanya Aurora! Yang buat anak dingin Mama berubah jadi bucin itu." seru Jingga diselingi godaan untuk Gara. Tak terlalu kaget ketika Gara berkata demikian, dia sudah sering mendengar tentang keduanya dari informan terpercaya.

Ara menatap Gara, namun tak ada respon yang didapatkan. Ara pun tersenyum pada Jingga, "Iya Tan." Menjawab iya entah untuk pertanyaan yang mana.

Menatap wanita yang sekarang telah diketahui identitasnya tersebut. Yaitu; Mama Gara.

"Jangan panggil Tante dong. Keliatan tua banget, panggil Mami aja. Atau mama aja kayak Gara, iya itu aja!" Seru Jingga terlihat sangat antusias dengan kedatangan Ara.

Sudah lama Jingga ingin bertemu dengan Ara. Dia selalu mendengar tentang Ara melalui Neon, yang entah sejak kapan memiliki tugas lain sebagai mata-mata Jingga. Tugasnya adalah melaporkan apapun yang berkaitan dengan Ara dan Gara.

Ara tersenyum lebih leluasa, tak secanggung tadi lagi karena melihat bagaimana reaksi Jingga yang terlihat sangat senang dengan kehadirannya.

Ara senang dapat bertemu dengan orang yang memiliki kepribadian tak jauh berbeda dengan mommynya.

Aura yang dikeluarkan Jingga sangat positif dan membuat orang-orang disekitarnya merasa nyaman. Jingga terus mengumbar senyum membuat Ara merasa senang berada di dekatnya.

Jadi tak susah untuk dia beradaptasi di tempat ini.

"Ayo biar Mama kenalin sama yang lain," Jingga menarik tangan Ara. Namun seketika berhenti ketika merasa tarikannya pada Ara tertahan.

Dan benar saja. Tangan Gara sekarang terlihat ikut memegangi pergelangan tangan Ara yang lainnya dengan memasang tatapan tak rela jika Ara dibawa pergi oleh mamanya.

Jingga berdecak, menatap Gara seraya menggeleng-gelengkan kepala.

"Mama pinjam Ara nya sebentar, Gara." Jingga seolah memohon pada Gara.

Gara tak menunjukkan akan mengabulkan permintaan Jingga.

"Astaga, possesive sekali pacar kamu Ara!" Jingga makin kesal karena Gara tak urung pada genggamannya.

AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang