Chapter 2

7.1K 453 5
                                    

Happy reading~~

🖤

"AlAA!!" Teriakan cadel seorang anak kecil perempuan mengalihkan perhatian Ara dari layar laptop yang berada di depannya.

Ara sedang berada di ruang tamu, ditemani kedua saudaranya Rion dan Erglo. 

"Halo semua," perhatian Rion dan Erglo segera teralih ketika Ela menyapa. Keduanya sedang bermain rubik.

Ela tersenyum melihat ketiga anak sahabatnya yang tak pernah memiliki waktu sia-sia. "Mommy kalian mana?" Ela bertanya.

"Mom, ada di dapur Aunty," jawab Rion sembari melirik sesuatu yang dibawa Ela.

Ela mengangguk, "Cessie main sama Ara dulu ya, Mama ke Aunty Bulan dulu."

Cessie tak mendengarkan lagi ucapan mamanya. Ia sudah sibuk dengan Ara.

Ela dan Varo mempunyai satu orang anak, yaitu Cessie yang selisih umurnya setipis kertas dengan Ara.

"Kamu lagi ngapain La," Cessie bertanya penasaran dengan kegiatan serius apa yang sedang dikerjakan Ara di depan laptop.

Ara kecil menyeringai, "Cari uang biar bisa kuasain dunia," jawabnya.

Cessie menatap bingung, pemikirannya tak berjalan secepat Ara. Masih ada beberapa kata yang perlu dicernanya, "Memangnya bisa cari uang di sini," tunjuknya pada laptop. "Kan cari uang itu di kantor, kayak Papa," lanjutnya menimpali lagi.

"Bisa kok, Ara bakalan beli mall besar nanti. Jadi kita bisa main sepuasnya sama Jeje," ujar Ara penuh semangat.

"Wahh beneran!!" tanya Cessie berbinar. Mengerti ataupun tidak, mendengar kata mall besar membuatnya tertarik.

"Kita bisa ajak Jeje buat main, kan mallnya udah kamu beli."

"Iya."

kemarin Ara ikut belajar bersama Rion dan Erglo. Tujuannya ikut cuma satu yaitu belajar meretas dan sekali belajar dia sudah bisa. Otak Ara sangat cepat dalam memahami hal baru.

"Yeayy selesai!" sorak Erglo merasa senang karena telah menyelesaikan rubiknya.

"Udah selesai?" Bulan datang dari arah dapur dengan membawa cemilan di tangannya.

Ela juga berjalan di sebelah Bulan, dengan membawa minuman di atas nampan.

Erglo bangkit, "Udahh Mom, nihh!" serunya seraya menunjukkan rubiknya.

Rion tak mau kalah, turun dari sofa menghampiri Bulan. "Ion juga Mom."

Bulan memberikan apresiasi berupa tepuk tangan kecil dan usapan lembut di kepala kedua anak laki-lakinya. "Waktunya meningkat."

"Sekarang waktunya isi perut," ajak Bulan.

"Eglo mau yang pink," Erglo berlari menghampiri jus yang tersedia di meja.

"Kamu jus alpukat kan," ujar Bulan mengambilkan jus alpukat kesukaan Rion.

"Ara, kamu lagi ngapain sayang?" Bulan menghampiri sang putri yang masih sibuk berkutat dengan laptop di hadapannya.

Jari-jari mungilnya bergerak lincah diatas papan keyboard, seakan sudah sangat ahli dengan hal itu. Padahal dia baru saja berusia 5 tahun.

"Anak-anak lo hebat semua Bul," ujar ela duduk menatap Ara yang sangat lincah mengetik.

"Gue juga gak tau darimana mereka dapet pinter itu," sahut Bulan menggelengkan kepala memperhatikan Ara.

"Alaa, kamu udah selesai?" Rion mendekat pada saudarinya sambil membawa jus jeruk di tangannya.

"Belum Ion," jawab Ara tak mengalihkan perhatiannya dari laptop.

"Minum dulu Laa, nanti gak dingin lagi jusnya," ucap Rion seraya menyodorkan gelas berisi jus jeruk kepada Ara.

Bukannya menerima, Ara malah membuka mulut. Rion yang mengerti membantu Ara minum.

"Ala, buka mulutnya. Aaa ... " Erglo yang melihat Rion membantu Ara minum juga ikut mengambil kue dan menyuapkannya ke mulut Ara.

Ara mengunyah kue yang disuapkan Erglo dengan mata masih fokus pada laptop.

"Ara lagi ngapain sih?" tanya Ela sambil memakan cemilan.

"Katanya dia mau beli mall, makanya belajar ngeretas buat dapet uang." jawab Bulan tak habis pikir dengan jalan pikir anaknya itu.

"Ck, penggabungan otak lo sama otak Afga gini nihh."

Bulan hanya terkekeh mendengar perkataan Ela.

Ara merebahkan tubuhnya di atas sofa, kaki kecilnya diluruskan sembari digoyang-goyangkan.

Helaan napas Ara menarik perhatian Cessie yang sedang bermain boneka ditemani gangguan Erglo.

"Ala main yuk." ajak Cessie.

"Ara bosen," ujar Ara menatap tak minat. 

"Gimana kalo kita main sama Jeje," usulkan Cessie teringat dengan sahabatnya yang satu lagi.

Ara segera bangun dan duduk bersila menatap Cessie lekat.

"Ayo!" seru Ara semangat turun dari sofa dengan melompat.

"Mom, Ara pergi ke tempat jeje ya."

"Eglo juga Mom." sambung Erglo diangguki Rion pertanda ia pun sama meminta izin.

Bulan mengiyakan. "Hati-hati."

"Iya Mom."

Keempatnya berjalan beriringan, Ara dan Cessie berdampingan berada paling depan sedangkan Rion dan Erglo berjalan mengikuti di belakang mereka berdua.

Panti asuhan tempat Jeje tinggal, berada tak jauh dari kompleks mereka tinggal. Cukup berjalan beberapa menit sampai melewati taman kompleks yang baru dibangun.

"Banyak mobil, punya siapa." ujar Cessie melihat ada beberapa mobil yang terparkir di depan panti.

"Masuk aja," ujar Ara berjalan masuk lebih dulu.

"Assalamualaikum," salam Ara dengan suara khas anak-anaknya yang terdengar imut. Mengalihkan perhatian orang-orang yang berada di dalam.

"Waalaikumsalam."

"Ara, cari jeje ya? Masuk aja, dia ada di taman belakang." ujar Ibu panti menatap Ara dan yang lain.

"Iya bu, Ara ke belakang ya." pamit Ara sopan

"Cessie juga bu," ucap Cessie mengikuti Ara.

Rion dan Erglo hanya diam memperhatikan, lalu menunduk menandakan izin dan menyusul pergi Ara dan Cessie.

🐋
Thanks for reading guys😉

Jangan lupa vote dan comment yaa

AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang