Quintuplets

36.4K 1.9K 314
                                    

Jeno mengerutkan kening. Ruangan tempat di mana dia berada saat ini sangat berbeda dengan ruangan miliknya.

Di mana? Kenapa bisa ada di sini? Begitulah isi pemikiran pria tampan bermarga Lee itu.

"Kau sudah bangun." suara merdu milik seorang wanita cantik mengenjutkan Jeno.

"?"

"Ah kau pasti terkejut ya. Maafkan aku."

Kenapa wajah si wanita cantik ini mirip sekali dengan wajah temannya?

Bak pinang dibelah dua.

"Jaemin?" panggil Jeno setelah tersadar dari rasa terkejutnya.

"Ya?"

"Kau Na Jaemin kan? K-Kenapa kay berpenampilan seperti ini." tegur Jeno pada si wanita.

Bagaimana dia tidak berkata demikian saat melihat sahabatnya sendiri berpenampilan menggoda seperti itu.

"Dan apa ini. Sejak kapan dadamu bertumbuh?" tanya Jeno dan dengan kurang ajarnya tangan milik si pria Lee memengang aset milik si wanita cantik yang dipanggilnya Jaemin tad.

"Loh. Kok lembut."

Gyut!

Diremasnya payudara milik si wanita.

"Bajingan."

Plak!

Wanita itu menampar Jeno tepat di pipi kiri.

"Aduduh. Sakit sekali. Na, kenapa kau menamparku?"

"Dasar pria hidung belang. Seenaknya saja menyentuh tubuh seorang wanita. Tidak punya sopan santun kau." maki si wanita cantik korban penggrepean Jeno.

"Ah aku tidak sengaja."

"Tidak sengaja kau bilang? Sudah untung aku menyelamatkanmu tadi. Dan ini yang kau berikan sebagai balasanmu? Tidak tahu malu."

Jeno meringis mendengar omelan wanita cantik yang sangat mirip dengan Na Jaemin.

Mendengar suara lmebut si wanita membuatnya cukup pusing.

Suara lembut?

Tunggu!

Sejak kapan suara Jaemin jadi selembut ini?

"K-Kau siapa?"

"Setelah kau melecehkanku, kau baru bertanya siapa aku? Benar-benar tak tahu malu." dengkus si wanita cantik.

"Jaena ternyata kau ada di sini. Aku sudah mencarimu ke mana-mana sedari tadi. Tunggu! Kau siapa? Kenapa bisa ada di sini?" tegur wanita cantik berambut sebahu.

Wajahnya cantik. Sangat tapi kenapa harus mirip dengan temannya?

"Kau tak malu berpakaian seperti itu Jaeri-ah? Lihatlah pria itu terus memelototimu." tegur wanita berkuncir kuda. Wanita dengan baju berbelahan dada rendah itu pun menatap tajam pria yang duduk terbengong di ruang tamu rumahnya.

"Untuk apa malu. Kalau kau ingin melihatnya. Aku bisa memberikannya dengan gratis." Jaeri tak terima disalahkan di sini.

Wanita yang masih memakai baju renang berbahan tipis itu pun dengan sengaja memelorotkan baju bagian atas sehingga payudara berukuran besar itu terpampang nyata di hadapan Jeno.

"Jaeri!"

"Jinri, kau jangan munafik. Kau pasti ingin memperlihatkan tubuhmu seperti aku kan. Iya kan tampan?"

Jeno mimisan. Pria itu tak kuat melihat payudara putih mulus milik wanita yang dipanggil Jaeri itu terpampang nyata di hadapannya. Hanya tinggal membuka sedikit pakaian saja. Wanita cantik itu dapat dipastikan bertelanjang bulat.

EROS | Nomin [🔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang