Loco

9.2K 258 23
                                    

“Hah, mau kau apakan dia? Bahkan dia sudah menyerah sedari tadi.” tanya si pria jangkung. Tatapannya terarah pada si rambut merah.

“Bunuh. Manusia kaya dia bakalan merusak populasi dunia kalau masih dibiarkan tetap hidup.” dengkus si rambut merah. Tak menghiraukan tatapan tak percaya dari rekan satu timnya.

“Seriusan? Gila.” si rekan memekik tak percaya. Matanya menyipit tajam.

“Seperti kau tidak pernah membunuh orang saja. Jangan berlagak seperti kau masihlah orang suci di sini. Kalau pada kenyataannya kau sama saja sepertiku.” sindir si rambut merah.

“Hahaha.” tawa itu mereda berganti kekehan sinis. 

“Ya, kau benar.” pria bertahi lalat di bawah matanya itu mengeluarkan sebilah belati dari kantung celananya. Belati tajam itu berkilat.

“Aku yang bakalan bunuh dia. Sesuai dengan permintaanmu tadi.”

“Hn.”

Tubuh tak bernyawa seorang pria teronggok begitu saja di atas lantai. Sangat mengenaskan. Dengan wajah datarnya, pria itu malah memilih menghembuskan asap dari rokok yang tengah dinikmati sambil menyaksikan adegan ‘mari membunuh seonggok sampah’ yang dilakukan oleh rekan satu timnya.

“Cih, ini terlalu mudah. Benar-benar memuakkan.” dengkusnya. Pria itu menatap tak tertarik rekan satu timnya. “Harusnya kau tekan belati itu dengan kuat dan bukannya malah ragu-ragu seperti itu.” lanjutnya lagi.

Dihembuskannya sekali lagi asap rokok tersebut. Kali ini ke arah rekan satu timnya, yang berdiri tepat di sebelahnya, dengan maksud ingin menggoda pria yang lebih muda darinya.

“Uhuk! Uhuk!” pria muda itu terbatuk. 

“J—Jaemin.” lirih si pria. Masih dengan napas terputus-putus efek dari batuknya barusan.

“Hn?”

“Ah masih tak terbiasa dengan asap rokok ya.” kekehnya. Mata bulatnya berkilat senang. 

Dibuangnya rokok tersebut ke sembarang arah.

“J—Jaem.”














🐇🐰🐇











Warning!

Dark or Dark! R18! Crime! Action! Angst! Violence! Harsh Word! Romance! Mpreg? Maybe!











🐇🐰🐇













Jaemin mendekati pria yang lebih muda darinya itu. Lalu mengalungkan tangannya di leher jenjang si pria muda. 

“Nah, Jeno–ssi, mumpung kita sedang berada di sini. Kenapa kita tak melakukan sesuatu yang menarik? Bagaimana menurutmu?” bibir semerah darah itu menyunggingkan seringai. Membuat bulu kuduk pria yang lebih muda bergidik ngeri.

“Aku bercanda.” kekeh yang lebih tua.

“Kau tak menarik di mataku.”

Sialan. Berani sekali dia menggodaku.’ Tangan Jeno terkepal erat. Napasnya tiba-tiba memburu, seolah sedang menatap buruannya.

“Jaemin— jangan main-main denganku. Tak peduli kau seniorku atau bukan. Aku—”  belum sempat Jeno menyelesaikan perkataannya.

“Kau berisik sekali.” 

Bibir tipis itu membungkam mulut Jeno dengan ciuman yang menuntut.

Mphh.” desah Jeno tertahan. Ciuman dari si pria Na benar-benar memabukkan. Jeno mengeratkan pelukannya di pinggang ramping si pria Na, membuat tubuh mereka kian menempel.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EROS | Nomin [🔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang