Pretty Wo-MAN (6)

56.3K 3.2K 1.1K
                                    

"H-hyung." cicit si polos. Pemuda manis itu rasanya ingin menangis melihat pria Hwang itu terus menatapinya dengan tajam sedari tadi.

"Kau menakuti anakku, mau kucolok ya."

"S-sayang, aku,"

"Cih, diamlah. Aku masih kesal padamu."

Siapa yang tidak kesal kalau kau  meminta di obati malah berakhir digempur habis-habisan di dalam mobil yang berhenti di pinggir jalan. Lebih kesal lagi saat tahu kalau pemuda manis yang sudah dia anggap sebagai anaknya disuruh menunggu di luar selama pria berbibir tebal itu memuntaskan hasratnya.

"Jeongin-ah. Malam nanti menginap di rumah Hyung, ya?" ajak Felix tak menghiraukan tatapan heran beberapa orang dan tatapan marah si pria Hwang.

"H-Hyuung." pemuda manis nan polos itu merengek.

"Kenapa, Sayang?"

Sepertinya Felix lupa kalau sedang berada di kantor polisi.

"Hyunjin-hyung menyeramkan. Jeongin takut hiks."

Pemuda manis itu membenamkan wajah menangisnya pada dada milik kekasih Hyunjin.

"Hwang Hyunjin bodoh. Sudah kubilang untuk menjaga matamu. Kau lihat? Anakku menangis karenamu!" amuk Felix. Ingin rasanya dia menampar wajah menyebalkan dan mesum kekasihnya itu.

"Sa-"

Plak!

Pipi mulus milik Hwang Hyunjin ditampar begitu saja oleh Na Jaemin. Membuahkan cap tangan besar di pipi mulus itu.

Pria berwajah dingin itu menatap nyalang kelakuan anak buah di timnya.

"Kau ini bebal atau bagaimana? Sudah kukatakan padamu jangan membuat adik kesayanganku menangis." wajah cantik pria yang sedang menyamar menjadi wanita jadi-jadian itu nampak memerah. Mereka yang berada di dalam ruangan pun tidak berani untuk menyela atau mencegah. Karena bisa dipastikan itu akan berakhir. Hanya saja Hwang Hyunjin yang terlewat bebal selalu membangunkan kelinci jinak menjadi rubah galak. Tunggu! Apa hubungannya kelinci dengan rubah? Σ( ° △ °|||)

"S-sunbae." cicit Hyunjin.

"Atau kau lebih suka aku tidak merestui hubunganmu dengan Felix." ujarnya.

Tuhkan! Ancaman Jaemin sangat menakutkan untuk di dengar.

"S-sayang bantu aku."

"Malas." jawab Felix acuh tak acuh. Pemuda manis bersuara deep itu lebih memilih menenangkan Jeongin yang masih menangis terisak dalam pelukannya.

"Why?"

"Pikir sendiri."

"S-sunbae aku minta maaf, okay? Aku tidak bermaksud untuk melakukan itu, sungguh."

"Siapapun tolong aku."

"Ehem! Maaf menyela. Bukankah lebih baik kita melanjutkan diskusi yang belum sempat selesai daripada berdebat tidak jelas seperti itu." usul salah satu polisi senior bername tag Shin Donghee. Polisi senior yang biasa dipanggil dengan nama Shindong itu kembali berujar. "Bagaimana menurutmu, Nona Jung."

"Anda benar Tuan Shin. Lebih baik kita selesaikan masalah ini daripada makin melebar.

Untuk Tuan Kim, saya harap Anda dapat bekerja sama."

"Baik, Nona Jung."

"Dan untukmu Somi, kuharap kau tidak berbuat gegabah lagi. Kau hampir saja membuat hancur masa depan seseorang. Ingat itu."

Somi menundukkan kepala tidak berani menatap wajah Jaemin. Wanita itu jelas malu akan perbuatannya tadi. Seharusnya dia mendengarkan dulu apa yang dikatakan oleh orang lain daripada mengikuti egonya sendiri. Benar kata Jaemin, dia hampir saja menghancurkan masa depan orang yang tidak bersalah.

EROS | Nomin [🔞]Where stories live. Discover now