The Devil

27.7K 1.5K 520
                                    

Tubuh ramping itu menghantam permukaan tanah yang keras setelah sehelumnya terlebih dahulu menghantam pagar pembatas jalan lalu terguling-guling ke dalam jurang yang curam.

"Uhuk!"

Napasnya tersengal-sengal saat rongga dadanya kian sesak.

"Arrghh!" teriaknya saat dengan sengaja tangan berjari lentik itu mencabut pecahan kaca dari sepeda motor yang dia kendarai yang mengenai dadanya.

"Hah, hah, hah," helaan napas lemah pria itu hembuskan.

Rasa sakit akibat kecelakaan tunggal yang menimpanya benar-benar membuat tubuh ramping itu serasa remuk redam.

"Kalau aku akan pergi hari ini, tak apa. Aku rela." ujarnya lirih dengan napas yang hampir terputus-putus. Pria itu yakin tak akan ada orang yang menemukannya di lembah perbukitan seperti ini. Apa lagi dengan sukarela menolongnya begitu saja tergeletak mengenaskan di dasar jurang seperti ini. Hanya tinggal menunggu waktu saja untuknya pergi dari dunia yang indah ini.

"Ukh."

Pria itu tak ingin menyalahkan takdir buruk yang sedang menimpanya hari ini.

"Akh!"






















🐇🐰🐇















Warning!

Dark or dark!
Rape! Violence!



















🐇🐰🐇


























































"T-Tidak! Anakku!" teriak Nyonya Jung saat melihat tubuh kaku sang putra ditemukan tergeletak bersimbah darah di dasar jurang oleh seorang pemburu yang kebetulan melewati daerah itu.

Kabar yang dia dapatkan pagi itu benar-benar membuat gempar kediamam keluarga Jung. Setelah dikabarkan menghilang selama lima hari, akhirnya putra bungsu Jung itu ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. Beruntung jasad putra bungsu Jung masihlah utuh tak termakan binatang buas. Pihak kepolisian akhirnya mengusut tuntas kecelakaan yang menimpa salah satu putra dari keluarga yang terhormat itu.

"Anakku!" tangisnya kian pecah saat melihat kondisi sang putra. Dengan tubuh yang masih mengeluarkan darah segar. Bahkan tidak mengeluarkan bau tak sedap sama sekali. Seperti jasad yang baru saja meninggal dunia.

"Nak! Bangun! Mama mohon!" isaknya. Digoncangkannya tubuh kaku sang putra. Memintanya bangun kembali agar semua mimpi buruk yang sedang dia alami tidak benar-benar terjadi.

"Nak, Mama mohon." dipeluknya tubuh sang putra.

Tak rela saat sang putra bungsu harus meninggalkannya di dunia yang fana ini.

"Mama, sudah. Tidak baik terlalu terpuruk seperti ini. Kasihan dia nanti." panggilan lirih anak gadisnya menghentikannya.

"Hiks,"

"Sayang benar apa yang dikatakan oleh Minri. Tidak baik terus-menerus menangisinya. Biarkan dia pergi dengan tenang." ujar sang Tuan Jung menenangkan sang istri.

Dipeluknya tubuh bergetar Nyonya Jung. Dia juga masih tidak menyangka kalau kepergian sang putra beberapa hari yang lalu harus berakhir seperti ini.

EROS | Nomin [🔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang