prolog [+cast]

456 48 2
                                    

waktu bagi mereka adalah ukuran panjang tentang kehilangan. manusia berencana, dan Tuhan yang menentukan.

"Elliott,"

langkahnya terhenti, dengan gerakan lambat ia menoleh pada sosok perempuan yang memanggilnya dengan nada familiar.

"ternyata benar kamu."

perempuan itu tersenyum hangat, matanya berbinar seperti tengah menemukan harta karun didasar laut. senyuman-nya kemudian berubah menjadi tawa kecil dengan air mata yang berkumpul di kelopak matanya.

tanpa sadar Elliott menahan nafasnya. tubuhnya kaku tak bergerak, canggung dan bingung ia harus bereaksi seperti apa.

"bagaimana menurutmu tentang secangkir kopi?" nada perempuan tersebut sedikit terdengar parau dan ia hampir tersedak saat melontarkan kalimat yang tak seberapa tersebut.

Elliott mengangguk setuju.

breakeven brotherhood

dulu, dulu sekali. mungkin sekitar tujuh atau delapan tahun yang lalu, Elliott menyatakan cinta pada wanita yang sebenarnya tak ia cintai. namanya Cassiopie, gadis cantik dengan aura sehangat mentari pagi.

namun Elliott tak benar-benar merasakan hal yang dinamakan cinta saat itu, pun ia tak melihat cinta di mata Cassiopie sama sekali. awalnya tentu ia cukup heran dengan apa yang terjadi, dan lambat laun Elliott mulai menyadarinya, mereka sedang saling menguntungkan.

hubungan yang dimulai dengan hal tidak baik, tentu saja tak menghasilkan sesuatu yang baik. mereka tahu mereka sama sekali tak baik-baik saja, meski pun tak ada pertengkaran sama sekali dalam hubungan keduanya.

tidak membutuhkan waktu lama, hanya dalam satu hari, kabar Elliott dan Cassiopie berkencan menyebar luas.

dan kabar tersebut sampai pada telinga Josheniel, juga Nathanael. kekasih Cassiopie. atau mungkin lebih layak disebut mantan kekasih, meski belum ada kata 'putus' dari keduanya, karena Nathanael pergi begitu saja tanpa memberi penjelasan pada Cassiopie. ghosting af.

seperti selayaknya pasangan pada umumnya, Elliott kerap kali menjemput Cassie setiap jam pulang sekolah. menggenggam erat jemari Cassiopie, menunjukkan pada semua orang bahwa hubungan mereka baik-baik saja, sangat baik-baik saja.

namun tidak tampak baik-baik saja di mata Josheniel. dia memahami Elliott lebih dari siapapun. tak ada kerutan di samping bibir dan tak ada binar di matanya, Josheniel tahu adiknya tengah berbohong. Elliott tahu siapa Cassiopie, maka dari itu Elliott mengencaninya.

waktu berlalu begitu saja, dua minggu setelah kabar kencan antara Elliott dan Cassiopie, Nathanael datang pada Josheniel. alasannya untuk sekaleng bir didalam kulkas, Josheniel menolak untuk tahu.

"tentang adikmu," Nathanael meneguk bir kaleng dalam genggamannya, matanya menerawang jauh, menggantungkan kalimatnya begitu saja. jemari tangannya tak bisa hanya diam, terus mengetuk pada lengan sofa. "kau sangat membencinya bukan?"

"nael."

"well well well, darah lebih kental daripada air."

menghela napas panjang, Nathanael membanting tubuh sepenuhnya pada sofa. kelopak matanya terpejam, sedang tangannya meremas kaleng bir yang telah tandas isinya.

"Josheniel, dia bermain-main dengan bunga matahari ku. aku bukanlah petani yang akan berbaik hati memberikan bunga pada orang lain, kau tahu itu mate."

satu yang Josheniel pahami tentang Nathanael, jangan pernah mengusik teritorial Nathanael Abraxas. adiknya terlalu gegabah, ia melempar umpan yang salah.

BREAKEVEN BROTHERHOODWhere stories live. Discover now