chapter 3

168 33 0
                                    

remember, why you started.

"temui aku saat keadaan ku baik-baik saja."

Edward terkapar di atas sofa malas miliknya. telapak tangannya memijat bagian kepalanya yang terasa berdenyut nyeri. ia suka mabuk, namun benci dengan setelahnya.

kemarin Edward benar-benar menyiksa lambungnya tanpa ampun, ia pikir hari ini tak akan ada jadwal apapun sehingga ia dapat hibernasi seharian penuh.

nyatanya Edward salah.

karena hari ini datang tamu tak diundang, Edward benar-benar tak pernah mengundangnya. 'pun ia berharap tak akan pernah bertemu dengan Josheniel, tidak sama sekali dalam waktu dekat.

"tidak masalah," Josheniel menatap Edward malas. "aku hanya perlu mulutmu untuk berbicara."

"aku malas berbicara."

"Elliott disini?"

"tidak."

Josheniel mendengus jengah, "di negara ini bukan di apartemen ini maksudku."

"ya."

"karena pernikahan Jeremiah?"

"ya."

"lalu dimana Elliott sekarang?"

"tidak--," Edward melirik Josheniel melalui celah kecil diantara tumpukan lengannya diatas wajah. ekspresi Josheniel datar dan keras, namun seperti siap menelan Edward bulat-bulat. "--tau." lanjutnya pelan.

Josheniel melakukan peregangan pada kepala dan otot lengannya, ia menggulung kemeja putihnya sebatas siku. memasang posisi bersiap untuk melakukan sesi interogasi kepada Edward.

"kau memaksaku menggunakan cara lama Lai."

Edward bangkit berdiri dengan terburu-buru dari posisi tidurnya. namun ia kemudian terhuyung karna bergerak secara tiba-tiba, efek mabuk dan anemia sialan.

"Niel kau adalah pebisnis maka dari itu mari kita bernegosiasi."

"aku sudah tidak berminat untuk bernegosiasi," Josheniel menyeringai, "menggunakan cara mafia adalah jalan pintas yang sangat efisien."

"kau melanggar kode etik Josheniel!"

masih bergerak perlahan, keduanya mengitari meja berbentuk persegi panjang dengan langkah pendek dan saling tawar menawar.

"diam disitu Krovasakoff!"

"kau tahu Lai, aku tidak akan berhenti sebelum kau memberi tahu dimana Elliott."

"demi Tuhan! kau adalah saudaranya, kenapa tidak menelfon langsung! alih-alih mengancamku seperti ini!"

"kalau aku bisa, aku sudah melakukannya sedari tadi bodoh. Elliott memblokir nomor ponselku."

Edward mengigit bibir bawahnya, berusaha menahan tawa. "kau mafia jahat pantas mendapatkannya."

muak. Josheniel bergerak cepat menarik lengan Edward dengan tiba-tiba, membuat Edward terjatuh akibat serangan mendadak dari Josheniel.

"LEPAS! INI PELECEHAN!"

Edward merangkak tengkurap dengan kaki kanannya yang dijegal oleh Josheniel, ia terus meronta namun cengkraman tangan Josheniel pada kakinya jauh lebih kuat.

"tidak ada seinchi pun bagian dari dirimu yang menarik Lai."

"Josheniel, bukan aku tidak mau membantumu."

Edward menoleh kebelakang, tepat pada Josheniel yang tengah mencengkeram kakinya. sedang Josheniel menatapnya jengah.

"lalu?"

BREAKEVEN BROTHERHOODWhere stories live. Discover now